Berita / SBN / Artikel

Angkasa Pura I Tawarkan Obligasi dan Sukuk Ijarah Rp3 Triliun

Bareksa • 17 Oct 2016

an image
PT Angkasa Pura (Persero) 1 menyelenggarakan due dilligence meeting Penawaran Umum Obligasi I dan Sukuk Ijarah I dengan total nilai Rp3 triliun di Jakarta, Senin (17/10). (Issa Almawadi/Bareksa)

Kisaran kupon dan imbal hasil yang ditawarkan Angkasa Pura I berkisar 7,45 persen sampai 8,85 persen

Bareksa.com - Kebutuhan dana yang besar untuk mengembangkan lima bandar udara (bandara) utama, membuat PT Angkasa Pura I (Persero) mencari pendanaan dari pasar modal. Salah satunya melalui penerbitan obligasi dan sukuk.

Melalui aksi itu, pengelola bandara milik negara yang beroperasi di wilayah tengah dan timur Indonesia ini mengincar dana hingga Rp3 triliun yang terdiri dari obligasi Rp2,5 triliun dan sukuk ijarah Rp500 miliar. Keduanya diterbitkan secara bersamaan dengan bantuan penjamin emisi PT Bahana Securities, PT BCA Sekuritas, PT Danareksa Sekuritas, dan PT Mandiri Sekuritas.

Manajemen Angkasa Pura I pun meyakini, obligasi dan sukuk tersebut akan menarik bagi para investor. Apalagi, tingkat bunga dan imbal hasil yang diberikan terbilang tinggi dengan kisaran 7,45 persen sampai 8,85 persen.

Secara rinci, masing-masing obligasi dan sukuk ijarah Angkasa Pura I dibagi tiga seri. Seri A obligasi dan sukuk ijarah bertenor 5 tahun dengan kupon dan imbal hasil 7,45 persen sampai 8,2 persen. Seri B obligasi dan sukuk ijarah bertenor 7 tahun memberi kupon dan imbal hasil 7,95 persen sampai 8,7 persen. Dan seri C bertenor 10 tahun memberi kupon dan imbal hasil berkisar 8,1 persen hingga 8,85 persen.

Tak cuma itu, obligasi dan sukuk ijarah Angkasa Pura I ini mendapat rating idAAA dan idAAAsy dengan stable outlook dari Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Sebagai catatan, rating idAAA merupakan peringkat tertinggi dalam standar yang ditetapkan oleh lembaga pemeringkat nasional ini.

"Pengalaman, track record dalam manajemen operasional bandara serta profil perusahaan jasa kebandarudaraan yang baik membuat Angkasa Pura I mendapatkan peringkat obligasi dan sukuk ijarah yang baik. Kami optimis penawaran ini akan suskses," ujar Direktur Utama Angkasa Pura I Sulistyo Wimbo Hardjito, Senin, 17 Oktober 2016.

Direktur Keuangan dan Teknologi Informasi Angkasa Pura I Novrihandri menambahkan, dana hasil penerbitan obligasi dan sukuk ijarah ini akan dipergunakan untuk melengkapi kebutuhan dana untuk mengembangkan lima bandara utama yakni Bandara Baru Yogyakarta, Bandara Ahmad Yani, Bandara Syamsudin Noor, Bandara Juanda, dan Bandara Sultan Hasanuddin.

"Sekitar 75 persen dana hasil obligasi dan sukuk ijarah untuk pengembangan lima bandara itu, sisanya 25 persen untuk investasi rutin," imbuh Novrihandi.

Adapun total kebutuhan dana untuk 5 bandara tersebut mencapai Rp25 triliun. Dana ini akan dipenuhi melalui pinjaman kredit investasi dari perbankan dan lembaga keuangan bukan bank sebesar Rp10,5 triliun dan penerbitan obligasi sebesar Rp14,5 triliun.

Sebelumnya, Angkasa Pura I sudah berhasil mendapatkan dana segar melalui pinjaman sindikasi dari tiga bank dan dua lembaga keuangan bukan bank senilai Rp4 triliun. Dengan begitu, total dana dari pihak ketiga untuk pengembangan lima bandara tersebut pada tahun ini telah mencapai Rp7 triliun. Ke depan, lanjut Novrihandi, Angkasa Pura I akan kembali menerbitkan obligasi lagi. Namun dia masih merahasikan nilai dananya.

Kontribusi Pendapatan

Hingga Juni 2016, Angkasa Pura I mencatat pendapatan Rp2,9 triliun atau naik 20,48 persen dari periode sama tahun lalu Rp2,41 triliun. Catatan itu berasal dari pendapatan aeronautika sebesar Rp1,71 triliun atau berporsi 58,88 persen dan non-aeronautika Rp1,19 triliun atau 41,12 persen dari total pendapatan.

Novrihandi mengungkapkan, porsi pendapatan aeronautika terus turun karena perseroan akan meningkatkan porsi pendapatan non-aeronautika. "Harapan kami, pendapatan non-aeronautika bisa berporsi 60 persen terhadap pendapatan," kata dia.

Pengurangan pendapatan aeronautika tersebut sejalan dengan keberadaan anak-anak perusahaan. Pada intinya, keberadaan anak perusahaan membuat Angkasa Pura I mulai mengurangi ketergantungan terhadap pendapatan aeronautika.

Saat ini, Angkasa Pura I memiliki lima anak usaha yang terdiri dari Angkasa Pura Support, Angkasa Pura Hotels, Angkasa Pura Retail, Angkasa Pura Logistics, dan Angkasa Pura Property. Novrihandi bilang, sebagian besar anak usaha tersebut baru berdiri pada 2012.

Dia juga mengatakan, dua dari lima anak perusahaan tersebut direncanakan akan melakukan penawaran saham perdana ke publik (initial public offering/IPO). "Kami rencanakan dua anak usaha IPO. Yang paling siap adalah Angkasa Pura Support dan Angkasa Pura Logistics. Tapi kami kembangkan dulu agar lebih menarik bagi investor," terangnya. (hm)