Berita / SBN / Artikel

Sukuk Ritel SR-007 Laris, Penjualan Hampir Sentuh Kuota Upsize Rp22 Triliun

Bareksa • 09 Mar 2015

an image
Investor akan membeli sukuk ritel (Antara Foto)

Sebelumnya, pemerintah menargetkan penjualan SR-007 sebesar Rp20 triliun.

Bareksa.com - Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko (DJPPR) hari ini mengumumkan hasil penjatahan atas penawaran sukuk ritel seri SR-007 yakni sebesar Rp21,96 triliun. Sebelumnya, pemerintah menargetkan penjualan SR-007 sebesar Rp20 triliun. Namun tingginya animo masyarakat maka kuota sukuk ini dinaikkan Rp2 triliun menjadi Rp22 triliun.

Total investor yang mendapat jatah sukuk ritel ini sebanyak 29.706 investor, lebih rendah dibandingkan tahun lalu yang mencapai 34.692 investor. Meskipun jumlah investor yang membeli sukuk ritel ini lebih rendah, namun jumlah penerbitan sukuk ritel kali ini terbilang cukup sukses dibandingkan jatah tahun lalu yang hanya Rp19,3 triliun. Produk investasi ini dapat dimiliki dengan minimal pembelian Rp5 juta dan maksimal Rp5 miliar per investor

"Sebenarnya angka (penjualan) itu masih bisa lebih banyak, tapi karena kita batasi pada penerapan satu nasabah satu sukuk ritel maka yang berusaha untuk membuka double sukuk itu kita hentikan," ujar Robert Pakpahan, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, dalam siaran pers 9 Maret 2015.

Jika dilihat berdasarkan geografis, Indonesia Bagian Barat kecuali DKI Jakarta mendapatkan jatah paling banyak, yakni 50,75 persen dengan jumlah investor mencapai 17.168. Kemudian disusul dengan wilayah DKI Jakarta sebesar 38,9 persen, Indonesia Bagian Tengah 9,95 persen dan sisanya Indonesia Bagian Timur.

Sedangkan berdasarkan kelompok profesi, investor berlatar belakang wiraswasta mencatatkan volume pembelian terbesar yakni 40,51 persen dari seluruh pembelian sukuk ritel ini. Pembeli sukuk yang memiliki kupon 8,25 persen ini paling banyak berusia sekitar 25-40 tahun. 

Sukuk bertenor tiga tahun ini dapat diperjualbelikan dengan holding period selama satu bulan. Akad dari sukuk ritel ini adalah ijarah asset to be leased dengan underlying aset proyek APBN 2015. Dana hasil penawaran sukuk ritel ini akan digunakan untuk membiayai proyek APBN khususnya untuk pembangunan infrastruktur.

Dilansir dari Tempo, salah satu kementerian yang dapat memanfaatkan hasil emisi ini adalah Kementerian Perhubungan dengan proyek pembangunan pelabuhan, landasan pacu, stasiun, jalan dan jembatan.

Sementara itu, settlement sukuk yang ditawarkan sejak 23 Februari hingga 6 Maret ini akan dilakukan pada 11 Maret. "Hari ini penjatahan siapa-siapa saja yang dapat. Sedangkan uang masuk baru tanggal 11 Maret 2015 dari 22 agen penjual sukuk ritel SR-007 yang ditunjuk," jelas Robert.

Sukuk yang jatuh tempo pada 11 Maret 2018 ini akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada 12 Maret mendatang. (hm)