Berita / / Artikel

Didorong Aksi Profit Taking, Obligasi Benchmark Serentak Melemah

• 20 Jan 2015

an image
Mario Draghi, President of the European Central Bank (ECB), addresses the media during the ECB's monthly news conference in Frankfurt, September 4, 2014. - (REUTERS/Kai Pfaffenbach)

Koreksi terbesar dialami oleh obligasi bertenor 10 tahun dengan kenaikan yield 3,44 basis point menjadi 7,6 persen

Bareksa.com – Aksi profit taking mewarnai perdagangan obligasi pemerintah pada hari ini (19/1) setelah pada hari Jum’at (16/1) keempat seri benchmark obligasi pemerintah serentak menguat. Aksi pengambilan keuntungan oleh investor ini membuat harga obligasi turun yang ditandai dengan kenaikan yield.

Sementara itu, pelaku pasar juga dinilai masih menunggu pengumuman pembelian aset oleh Bank Sentral Eropa (ECB). Pembelian aset baru oleh ECB tersebut diharapkan dapat menghidupkan kembali perekonomian zona Euro yang tengah lesu.

Dalam pasar surat utang negara (SUN), koreksi terbesar dialami oleh obligasi bertenor 10 tahun (seri FR0070) dengan kenaikan yield 3,44 basis poin menjadi 7,6 persen dari sebelumnya 7,56 persen. Sementara itu, obligasi bertenor 20 tahun (seri FR0068) tercatat mengalami koreksi paling kecil. Kedua seri itu tercatat sebagai obligasi yang paling aktif ditransaksikan hari ini.

Diperkirakan, perdagangan obligasi pada perdagangan besok akan lebih ramai karena Dirjen Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan akan kembali mengadakan lelang obligasi dengan target dana Rp12 triliun. 

Bersamaan dengan penurunan harga SUN, nilai tukar rupiah melemah 28 poin menjadi Rp12.618 per dolar AS dari sebelumnya Rp12.590 per dolar AS. (hm)

Tags: