Bareksa.com - Pergerakan harga surat utang negara (SUN) di tahun 2015 diperkirakan akan menunjukkan volatilitas tinggi dan ada kemungkinan penurunan imbal hasil (yield). Volatilitas harga SUN disebabkan oleh faktor ketidakpastian dari dalam dan luar negeri.
Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas, Handy Yunianto, mengatakan faktor global yang memengaruhi harga SUN adalah kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat yang masih belum jelas akan menaikkan suku bunga atau tidak.
"Volatilitas masih tinggi karena kebijakan The Fed masih belum clear. Di sana masih ada kebingungan," ujarnya dalam paparan Market Outlook di Jakarta 17 Desember 2014.
Dia pun menjelaskan, faktor eksternal berpengaruh besar karena kepemilikan asing di dalam SUN terus meningkat. Data Direktorat Jendral Pengelolaan Utang (DJPU) per 15 Desember 2014 menunjukkan porsi kepemilikan asing di dalam SUN mencapai 38.46 persen, naik dibandingkan awal tahun sebesar 32.45 persen.
Di sisi lain faktor domestik bergantung dari tingkat inflasi akibat kenaikan harga bahan bakar bersubsidi pada tahun ini. Selain itu, tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia diprediksi tetap stabil.
"Faktor domestik juga perlu diperhatikan. Yield berpotensi turun pada akhir tahun depan tetapi akan naik dulu karena faktor inflasi dan currency," ujarnya.
Mandiri Sekuritas memperkirakan imbal hasil surat utang negara bertenor 10 tahun berada pada kisaran 8,3 persen. Namun, yield dapat mencapai 8,7 persen tahun depan bila The Fed jadi menaikkan suku bunga acuan.
Sementara itu, Fixed Income Analyst BNI Securities, I Made Adi Saputra, juga memperkirakan adanya fluktuasi pergerakan harga SUN tahun depan. Dia menyebutkan ini dipengaruhi kombinasi faktor dalam dan luar negeri.
"Dari faktor eksternal, kebijakan Bank Sentra AS dan Bank Sentral Eropa akan mengambil peranan penting yang menentukan pergerakan harga SUN," katanya.
Proyeksi BNI Securities untuk imbal hasil SUN bertenor 10 tahun adalah 7,15 persen dalam asumsi keadaan optimis dan bisa mencapai 7,83 persen jika suku bunga dinaikkan oleh The Fed.
Target penerbitan SUN pada tahun 2015 adalah Rp431 triliun (gross), naik tipis jika dibandingkan dengan target penerbitan pada 2014 (APBN-P) senilai Rp428,18 triliun (gross). Adapun terhadap jumlah penerbitan neto, pada tahun 2015 kurang lebih senilai Rp277,00 triliun, naik 4,52 persen dibandingkan dengan jumlah penerbitan neto tahun 2014 (APBN-P) yang sebesar Rp265,00 triliun.(al)