Bareksa.com - Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk kurang diminati karena likuiditasnya tidak sebesar konvensional, menurut Direktur Jendral Pengelolaan Utang Kemetrian Keuangan Robert Pakpahan.
"Sukuk itu likuiditasnya tidak sekencang konvensional. Dia tidak bisa jalan sendiri, harus berdampingan dengan pertumbuhan perbankan syariah secara umum" ungkap Robert.
Aset perbankan syariah sebesar Rp 200 triliun hingga Rp 300 triliun dinilai masih jauh di bawah aset perbankan konvensional di Indonesia. Pertumbuhan perbankan syariah diperlukan seiring dengan pertumbuhan komitmen penerbitan Sukuk.
Investor Daily hal.20