Bareksa.com - Jepang akan mengubah porsi investasi dana pensiun masyarakat Jepang yang terhimpun dalam Pendanaan Investasi Pensiun Pemerintah (GPIF). Proporsi investasi pada obligasi dan saham negara asing bertambah.
Saat ini 60 persen investasi GPIF ditempatkan pada obligasi domestik yang imbal hasilnya kecil. Perdana Menteri (PM) Shinzo Abe mengizinkan untuk menurunkan porsi investasi di obligasi domestik menjadi hanya 40 persen, sisanya dapat diinvestasikan ke negara asing yang memiliki return tinggi.
Dana investasi GPIF mencapai USD1,26 triliun, setara dengan seperempat nilai perekonomian Jepang. "Satu persen saja dialihkan ke pasar saham, akan menyediakan likuiditas lebih dari JPY1 triliun (USD9,8 miliar)" menurut Tsuyoshi Ueno, ekonomi senior di NLI Research seperti yang dilansir pada Investor Daily.
Perkiraan Ueno, langkah awal GPIF akan meningkatkan porsi ke pasar saham hingga 5-6 persen artinya akan tercipta likuiditas ke pasar saham mencapai kurang lebih JPY6 triliun (USD58,8 miliar).
Dampak dari Jepang melakukan pembelian aset yang besar ke pasar saham asing akan menurunkan nilai tukar yen, dan akan menolong eksportir sehingga inflasi di Jepang bisa naik.
Jepang akan mengeluarkan belanja negara yang besar untuk investasi ke negara asing disertai pelonggaran moneter dari Bank of Japan (BOJ) guna memperoleh return aset yang tinggi karena Jepang akan mulai melakukan pembayaran pensiun.
Investor Daily Hal 3