Bareksa.com - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) (25/10) mengumumkan kinerja keuangan hingga kuartal III 2024. Bank pelat merah itu mencatatkan laba bersih naik 3,5% menjadi Rp16,31 triliun di periode 9 bulan pertama di 2024, dari periode yang sama tahun lalu Rp15,75 triliun. Laba itu berhasil dicatatkan perseroan meskipun pendapatan bunga bersih (NII) turun 5,5% menjadi Rp29,44 triliun.
Hal ini mengakibatkan margin bunga bersih (NIM) BBNI tergerus menjadi 4,2% hingga kuartal III 2024, dari sebelumnya 4,64%. Meski begitu, NIM BBNI semakin pulih dibandingkan kuartal I 2024 yang hanya 4,01% dan kuartal II 4,04%.
BBNI mencatatkan kredit hingga kuartal III 2024 senilai Rp735 triliun, naik 9,5% dari periode yang sama tahun lalu Rp671,3 triliun. Dana pihak ketiga (DPK) naik 3% dari sebelumnya Rp747,5 triliun menjadi Rp769,7 triliun. Namun deposito berjangka turun 2,6% menjadi Rp228,54 triliun, dari sebelumnya Rp234,7 triliun.
Sumber : BBNI
Menurut Tim Analis Bareksa, penopang laba BBNI di kuartal III 2024 karena pendapatan non bunga (non interest income) yang melesat 15,1% menjadi Rp16,83 triliun. Sebab pendapatan bunga bersih (NII) turun 5,5% menjadi Rp29,4 triliun, tertekan bengkaknya beban bunga (interest expense) yang melonjak 35,3% menjadi Rp19,39 triliun, kenaikannya lebih tinggi dari pendapatan bunga (interest income) yang hanya meningkat 7,3% menjadi Rp48,83 triliun.
Tim Analis Bareksa menilai BBNI tampak berfokus pada perbaikan kualitas kredit, sehingga membidik pertumbuhan di segmen korporasi, kredit kepemilikan rumah (KPR) dan perorangan. Hal ini membuat rasio kredit bermasalah (NPL) gross perseroan membaik jadi 2% hingga kurtal III 2024 dari sebelumnya 2,3% di periode yang sama tahun lalu. Angka ini semakin membaik dibandingkan akhir 2023 yang NPL gross 2,1% dan bahkan sempat menembus 4,3% pada 2020, yang berbarengan dengan era pandemi Covid-19.
BBNI juga berhasil menekan biaya kredit (credit cost) turun 0,4% menjadi 1%, dari sebelumnya 1,4%, sehingga biaya provisi juga berhasil ditekan turun 19,7% menjadi Rp5,38 triliun. Secara kuartal per kuartal loan recovery BBNI meningkat 20,5% dari Rp1,2 triliun di kuartal II menjadi Rp1,5 triliun di kuartal III 2024. Loan recovery adalah proses penagihan pinjaman yang dilakukan bank untuk mendapatkan kembali jumlah pinjaman yang gagal bayar.
Sumber : BBNI
Kinerja BBNI hingga kuartal III 2024 tampak inline dengan target perseroan, di mana pertumbuhan kredit ditarget 10-12% dan sudah teralisasi 9,5%. Target ini lebih tinggi dari realisasi 2023 di mana kredit hanya tumbuh 7,6%. Kemudian perseroan juga membidik NIM di atas 4% dan biaya kredit 1%, yang realisasi keduanya hingga kuartal III 2024 sudah sesuai.
Sumber : BBNI
Dengan realisasi kinerja tersebut, Tim Analis Bareksa tetap merekomendasikan beli saham BBNI dengan target harga Rp6.700. Dibandingkan harga penutupan Jumat (25/10) yang menguat 0,44% jadi Rp5.650, maka saham BBNI masih punya potensi kenaikan 18,5%.
(Christian Halim/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.