Bareksa.com - Angin segar berhembus ke saham sektor properti Tanah Air. Sebab presiden terpilih periode 2024-2029. Prabowo Subianto berencana menghapus pajak properti atau perumahan yang saat ini mencapai 16%.
Adik Prabowo yang juga ketua Satgas Perumahan, Hashim Djojohadikusumo menyatakan Prabowo berniat menghapus pajak pertambahan nilai (PPN) 11% dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) 5%, sehingga totalnya 16% dari total 21% pajak yang dikenakan pada sektor ini. Wacana soal rencana penghapusan pajak properti akan berlangsung 1-3 tahun.
Rencana penghapusan pajak properti ini sebagai bagian dari stimulus ekonomi dan target membangun 3 juta unit rumah setahun. Selain itu Tim Prabowo menilai saat ini kontribusi sektor properti masih cukup rendah terhadap pertumbuhan ekonomi, dengan total kontribusi 3% dan ditargetkan dengan stimulus akan meningkat jadi 25% di masa mendatang.
Tercatat dalam pembukaan perdagangan pagi ini (11/10) pukul 09.35 WIB, saham BBTN naik 1,44% menjadi Rp1.410, ASRI meroket 10,48% menjadi Rp232, BSDE melesat 5,49% menjadi Rp1.250, CTRA melambung 4,51% menjadi Rp1.390 dan SMRA melonjak 4,38% menjadi Rp715.
Tim Analis Bareksa menilai stimulus ini masih bersifat sementara dan menunggu persetujuan dari Kementerian Keuangan untuk bisa dilaksanakan dalam program cepat 100 hari presiden terpilih nantinya. Selain itu fokus pemerintah saat ini juga masih tertuju ke golongan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di mana pemerintah akan memprioritaskan insentif di sektor ini.
Tim Analis Bareksa menilai beberapa saham terkait kabar tersebut cukup netral di antaranya BSDE, CTRA, SMRA dan ASRI. Investor disarankan untuk bisa wait and see terlebih dahulu, sebab beberapa emiten properti besar Tanah Air tidak menyasar segmen rumah subsidi,
Namun CTRA tercatat memiliki segmen rumah subsidi melalui proyek Citra Maja di Banten. Adapun emiten perbankan yakni BBTN bisa terdampak positif stimulus ini. Stimulus yang paling berpengaruh ke depannya kemungkinan apabila PPN DTP (Ditanggung Pemerintah) akan diperluas ke segmen non MBR.
Kode Saham | Last Price | Target Price | Potential Upside (%) | PE(x) | PBV(x) | ||
2024F | 2025F | 2024F | 2025F | ||||
SMRA | Rp720 | Rp1.010 | 40,28% | 8,3 | 7,4 | 0,7 | 0,7 |
BSDE | 1,250Rp | Rp1.350 | 8.00% | 5,6 | 5,5 | 0,5 | 0,5 |
CTRA | Rp1.400 | Rp1.600 | 14,29% | 12,2 | 10,8 | 1 | 0,9 |
BBTN | 1,435Rp | Rp1.600 | 11.50% | 6,4 | 4,5 | 0,6 | 0,5 |
Sumber : Tim Analis Bareksa, last price per 11/10/2024 pukul 10.30 WIB
Super app investasi, Bareksa telah meluncurkan fitur Bareksa Saham bekerja sama dengan PT Ciptadana Sekuritas Asia pada Kamis (9/11/2023), di Jakarta. Fitur investasi saham ini melengkapi pilihan produk investasi di Bareksa sebelumnya, yakni reksadana, Surat Berhaga Negara hingga emas. Peluncuran fitur saham seiring target Bareksa mewujudkan misi menjadi satu aplikasi untuk semua investasi.
Dengan begitu, nasabah atau investor Bareksa bisa berinvestasi di beragam instrumen investasi dalam satu genggaman tangan di layar ponsel melalui aplikasi Bareksa. Pengguna bisa berinvestasi sesuai kebutuhan dan profil risikonya guna mencapai target keuangan atau kemerdekaan finansialnya.
(Ariyanto Dipo Sucahyo/Christian Halim/Sigma Kinasih/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.