Bareksa.com - PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) mencatat peningkatan kinerja sepanjang semester pertama 2024, meski menghadapi tantangan nilai tukar pada kuartal kedua. Produk bermerek konsumen masih menjadi penopang kinerja bagi induk produsen mie instan Indomie ini.
Pada kuartal kedua (April-Juni) 2024, Indofood melaporkan penurunan laba bersih sebesar 18,2% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, dengan total laba bersih mencapai Rp1,4 triliun. Hal ini disebabkan oleh kerugian nilai tukar sebesar Rp3,0 triliun dari aktivitas pembiayaan, yang berdampak pada laba bersih.
Namun, pada semester pertama (Januari-Juni) 2024, Indofood menunjukkan peningkatan kinerja yang menggembirakan, dengan laba inti naik 21% dibandingkan periode sama tahun lalu menjadi Rp5,6 triliun. Pendapatan kumulatif mencapai Rp57,3 triliun, naik 2,2% dari tahun sebelumnya, menunjukkan potensi pertumbuhan yang stabil.
Menurut riset Ciptadana Sekuritas tanggal 2 Agustus 2024, segmen Produk Bermerek Konsumen (CBP) menjadi pendorong utama kinerja Indofood. Penjualan CBP, melalui anak usahanya yaitu Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), memenuhi perkiraan dengan laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) melampaui ekspektasi. Margin EBIT segmen ini kuat di 23,2%, didorong oleh pertumbuhan positif di semua lini produk, termasuk peningkatan penjualan mie instan luar negeri berkat kenaikan upah minimum di negara seperti Turki dan Mesir.
Segmen non-CBP, seperti Bogasari dan agribisnis, menghadapi tantangan. Bogasari, produsen tepung terkemuka, berhasil mempertahankan harga setelah penyesuaian turun, didukung oleh harga gandum yang stabil. Namun, pendapatan agribisnis menurun akibat volume produk kelapa sawit yang lebih rendah.
Meskipun INDF menghadapi beberapa tantangan, potensi pertumbuhan tetap ada. Manajemen optimis terhadap program B40 pemerintah yang dapat meningkatkan penyerapan produksi CPO secara signifikan.
Dalam risetnya, Ciptadana Sekuritas memberikan rekomendasi Hold untuk saham INDF dengan target harga Rp6.600 per lembar saham. Rekomendasi ini diturunkan karena potensi kenaikan yang terbatas di tengah tantangan saat ini. Namun, dengan posisi pasar yang kuat dan merek yang dikenal luas, Indofood tetap menarik bagi investor jangka panjang yang menunggu momentum yang tepat.
Sebagai informasi, produsen makanan ini berkantor pusat di Indofood Tower, Jl. Jend. Sudirman, Jakarta, dan mengelola lebih dari 60 pabrik di seluruh Indonesia. Sebagai bagian dari grup Salim dan induk dari ICBP, INDF dikenal dengan merek-merek legendaris seperti Indomie, Chitato, dan Ichi Ocha.
Didirikan pada tahun 1968, Indofood memiliki posisi kuat di pasar makanan dan minuman domestik maupun internasional, memimpin kategori mie instan, minyak goreng, sereal, dan susu. Produk Indomie diekspor ke banyak negara, menjadikannya salah satu mie instan paling populer di dunia.
(Hidya Anindyati/hm)
***
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Disclaimer Ciptadana Sekuritas di Sini
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.