Bareksa.com - Kinerja PT Astra International Tbk (ASII) tertekan di semester I 2024. Menurut Tim Analis Bareksa, grup perusahaan yang bergerak di bidang otomotif, jasa keuangan, alat berat, pertambangan, konstruksi & energi, agribisnis, infrastruktur dan logistik, teknologi informasi hingga properti mencatatkan penjualan turun tipis 1,5% menjadi Rp160 triliun dan laba bersih tertekan 8,6% menjadi Rp15,85 triliun.
Penurunan kinerja ASII akibat pelemahan penjualan mobil yang merosot 17%, motor turun 4%, alat berat anjlok 32% dan penurunan harga batu bara. Penjualan mobil astra semester I 2024 mencapai 231.792 unit atau turun 16,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Tidak berbeda, penjualan sepeda motor turun 4% menjadi 2,4 juta unit dan penjualan alat berat merosot 32% menjadi 2.100 unit. Meski begitu perseroan membukukan kenaikan bisnis jasa kontraktor yakni overburden removal naik 13% menjadi 590 juta bcm dan produksi batu bara naik 18% menjadi 70 juta ton. Adapun dari sisi produksi hasil tambang batu bara naik 17% menjadi 7,5 juta ton dan emas mendatar 110.000 ounce. Untuk bisnis minyak sawit mentah (CPO), ASII membukukan laba bersih meroket 36% menjadi Rp501 miliar dengan volume penjualan CPO naik 4% menjadi 781.000 ton.
Menurut Tim Analis Bareksa, target harga saham ASII tahun ini senilai Rp6.500. Pada perdagangan Rabu (31/7), pukul 11.59 WIB atau penutupan sesi I, saham ASII di level Rp4.720, atau naik 3,96% dari hari sebelumnya. Dengan begitu, saham ASII masih punya potensi kenaikan (potential upside) 37%.
| 2024 (Rp miliar) | 2023 (Rp miliar) | Perubahan (%) |
Pendapatan bersih | 159.967 | 162.393 | (1) |
Laba bersih* (sebelum penyesuaian nilai wajar atas investasi pada GoTo dan Hermina) | 16.673 | 17.319 | (4) |
Laba bersih* | 15.856 | 17.449 | (9) |
| Rp | Rp |
|
Laba bersih per saham* (sebelum penyesuaian nilai wajar atas investasi pada GoTo dan Hermina) | 412 | 428 | (4) |
Laba bersih per saham* | 392 | 431 | (9) |
| 30 Juni 2024 (Rp miliar) | 31 Desember 2023 (Rp miliar) | Perubahan % |
Ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk | 199.318 | 198.640 | 0 |
| Rp | Rp |
|
Nilai aset bersih per saham | 4.923 | 4.907 | 0 |
*Laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk, sumber : Astra
“Kinerja Grup pada semester I 2024 turun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, terutama merefleksikan penurunan kinerja dari bisnis alat berat dan pertambangan, akibat harga batu bara yang lebih rendah. Terlepas dari tantangan-tantangan ini, dengan bisnis yang terdiversifikasi, Grup memperkirakan kinerja untuk sisa tahun ini akan tetap resilien. Grup tetap optimistis terhadap pertumbuhan jangka panjang Indonesia dan kemampuan kami untuk mempertahankan posisi terdepan pada berbagai portofolio bisnis kami,” ungkap Djony Bunarto Tjondro, Presiden Direktur ASII dalam keterangannya (30/7).
2024 (Rp miliar) | 2023 (Rp miliar) | Perubahan (%) | |
Otomotif | 5.533 | 5.693 | (3) |
Jasa Keuangan | 4.116 | 3.826 | 8 |
Alat Berat, Pertambangan, Konstruksi dan Energi | 5.848 | 6.886 | (15) |
Agribisnis | 399 | 293 | 36 |
Infrastruktur dan Logistik | 620 | 502 | 24 |
Teknologi Informasi | 63 | 51 | 24 |
Properti | 94 | 68 | 38 |
Laba bersih* (sebelum penyesuaian nilai wajar atas investasi di GoTo dan Hermina) | 16.673 | 17.319 | (4) |
Penyesuaian nilai wajar atas investasi di GoTo dan Hermina | (817) | 130 | N/A |
Laba bersih* | 15.856 | 17.449 | (9) |
*Laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk, sumber : Astra
Laba bersih divisi otomotif Grup Astra menurun 3% menjadi Rp5,5 triliun, mencerminkan volume penjualan yang lebih rendah di pasar otomotif yang melemah. Penjualan mobil secara nasional merosot 19% menjadi 408.000 unit pada semester I 2024. Penjualan mobil Astra menurun 17% menjadi 232.000 unit, sehingga pangsa pasar mobil ASII meningkat dari 55% menjadi 57%. Selama semester ini, telah diluncurkan empat model baru dan lima model revamped.
Penjualan sepeda motor secara nasional sedikit menurun menjadi 3,2 juta unit pada semester I 2024. Senada, penjualan sepeda motor PT Astra Honda Motor, unit usaha ASII, mencapai 2,4 juta unit, melemah 4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu dan pangsa pasar menurun dari 80% menjadi 77%. Selama semester ini, telah diluncurkan empat model baru dan tiga model revamped.
Bisnis komponen otomotif Grup dengan kepemilikan 80%, PT Astra Otoparts Tbk (AUTO), mencatatkan peningkatan laba bersih 26% menjadi Rp1 triliun pada semester I 2024, terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan dari ekspor yang mengimbangi penurunan penjualan dari segmen pabrikan (original equipment manufacturer) domestik. Bisnis mobil bekas Grup, OLXmobbi, mencatat penjualan 12.000 unit mobil bekas melalui platformnya, naik dua kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Laba bersih divisi alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi Grup Astra menurun 15% menjadi Rp5,8 triliun, terutama disebabkan penurunan kontribusi dari bisnis pertambangan dan alat berat, seiring dengan penurunan harga batu bara. PT United Tractors Tbk (UNTR), yang 59,5% sahamnya dimiliki ASII, melaporkan penurunan laba bersih 15% menjadi Rp9,5 triliun.
Penjualan alat berat Komatsu merosot 32% menjadi 2.100 unit dan pendapatan dari suku cadang dan jasa pemeliharaan juga menurun. Perusahaan kontraktor penambangan, PT Pamapersada Nusantara (PAMA), pada semester I 2024 mencatatkan pengupasan lapisan tanah (overburden removal) 590 juta bcm, naik 13% dari periode yang sama tahun lalu dan produksi batu bara 70 juta ton untuk klien mereka, naik 18% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Anak perusahaan UNTR di bidang pertambangan batu bara melaporkan peningkatan penjualan batu bara 17% menjadi 7,5 juta ton, termasuk 1,6 juta ton batu bara metalurgi. PT Agincourt Resources, anak usaha yang 95% sahamnya dimiliki UNTR, melaporkan sedikit peningkatan penjualan emas menjadi 110.000 ons dan diuntungkan oleh kenaikan harga jual emas.
UNTR mencatat kontribusi laba dari penambangan nikel pada semester I 2024 dari Stargate Pasific Resources dan Nickel Industries Limited. Perusahaan kontraktor umum yang 87,7% sahamnya dimiliki UNTR, PT Acset Indonusa Tbk, melaporkan rugi bersih yang lebih tinggi yakni Rp136 miliar, dibandingkan rugi bersih Rp55 miliar pada semester pertama tahun sebelumnya.
(Christian Halim/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.