Bareksa.com - Pasar saham Tanah Air memang terkoreksi sepanjang tahun ini hingga 20 Juni. Tercatat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) minus 6,2% dari penutupan 2023 di level 7.272 jadi 6.819 pada 20 Juni 2024. Pelemahan IHSG akibat sentimen ketidakpastian ekonomi global, mulai soal suku bunga Amerika Serikat (AS) hingga ketegangan geopolitik.
Di tengah pelemahan IHSG, ternyata ada beberapa saham yang masih mampu memberikan imbal hasil dividen menarik, bahkan di atas 7% lho. Bahkan beberapa saham berhasil memberikan yield dividen 10-16%. Tercatat ada 6 saham yang mampu memberikan imbal hasil dividen di atas 7%.
Menurut penelusuran Tim Analis Bareksa, saham-saham dengan yield dividen jumbo itu yakni PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan imbal hasil dividen 16,37%, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dividend yield 10,54%, PT Astra International Tbk (ASII) yield dividen 9,46%, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) 7,87%, PT United Tractors Tbk (UNTR) 7,33%, serta PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) 7,32%. Penghitungan yield dividend itu menggunakan penutupan harga saham per 19 Juni 2024.
Dalam mencari saham-saham pemberi dividen menarik, menurut Tim Analis Bareksa, kini investor saham tidak perlu repot lagi. Sebab, investor bisa mencarinya dalam daftar Indeks IDX High Dividen 20, yang mengukur kinerja harga dari 20 saham yang membagikan dividen tunai selama 3 tahun terakhir dan memiliki dividend yield yang tinggi. Saham-saham itu juga likuid dan memiliki kinerja keuangan cukup baik.
Terlihat memang mayoritas saham yang membagikan dividen yield tinggi berasal dari sektor energi. Sehingga walaupun fluktuasi sektor energi cenderung lebih tinggi dibandingkan sektor lainnya, namun masih dapat memberikan dividen yang juga tinggi dan dapat dipertimbangkan oleh investor yang memiliki tujuan investasi jangka panjang.
No | Kode | Bobot% | Dividen Nominal | Dividend Yield |
1 | ADRO | 4.14% | 209.31 | 7.87% |
2 | AMRT | 1.97% | 28.68 | 1.06% |
3 | ANTM | 0.42% | 128.07 | 10.54% |
4 | ASII | 7.82% | 421.00 | 9.46% |
5 | BBCA | 15.00% | 227.50 | 2.51% |
6 | BBNI | 5.08% | 280.50 | 6.52% |
7 | BBRI | 15.00% | 235.00 | 5.73% |
8 | BMRI | 15.00% | 353.96 | 6.16% |
9 | BRPT | 0.21% | - | - |
10 | ICBP | 1.86% | - | - |
11 | INDF | 3.78% | - | - |
12 | INKP | 0.37% | - | - |
13 | ITMG | 1.54% | 1,747.00 | 7.32% |
14 | KLBF | 1.49% | 31.00 | 1.99% |
15 | PTBA | 4.54% | 397.71 | 16.37% |
16 | SMGR | 0.98% | 84.73 | 2.41% |
17 | TLKM | 15.00% | 178.50 | 6.31% |
18 | TPIA | 1.38% | 5.58 | 0.06% |
19 | UNTR | 3.56% | 1,569.00 | 7.33% |
20 | UNVR | 0.86% | - | - |
Average | 6.11% |
Sumber : Tim Analis Bareksa, harga saham per 19/6/2024, *tbc
Mayoritas harga saham tersebut umumnya turun pada saat ex-date atau H+1 cum date, dengan rata-rata 4,45%. Biasanya saham yang akan membagikan dividen akan bergerak naik menyesuaikan perkiraan dividend yield yang telah disampaikan emiten, hingga menjelang cum date lalu akan turun pada saat ex date.
Nah, karena IHSG sedang terdiskon cukup besar sejak awal tahun, maka momentum ini bisa jadi kesempatan menarik untuk akumulasi saham high dividend tersebut untuk mendapatkan keuntungan yang optimal hingga periode pembagian dividen berikutnya. Hal ini karena potensi penurunan harga saham sudah mulai terbatas dan pekan lalu investor asing juga mulai melakukan akumulasi di saham berkapitalisasi besar dan sektor energi.
Tipsnya, investor yang berorientasi mendapatkan keuntungan dari capital gain atau investasi jangka pendek, dapat memanfaatkan momen sebelum ex-date untuk melakukan profit taking. Sementara untuk investor jangka panjang harus memiliki saham tersebut hingga cum-date.
Jadi misalnya investor jangka pendek dapat menjual sahamnya ketika cum-date, namun investor jangka panjang yang ingin mendapatkan dividen harus tetap memiliki saham tersebut hingga ex-date.
Secara kinerja saham, indeks IDX High Dividend 20 juga tidak kalah dengan indeks acuan BEI lainnya seperti LQ45. Terlihat dalam 3 tahun terakhir, Indeks dividen dapat mengungguli LQ45 dengan return masing-masing sebesar 14% dan -8,9%.
Jadi selain mendapatkan keuntungan dari capital gain tersebut, investor juga mendapatkan tambahan dividend yield dengan rata-rata sekitar 6,7% per tahun. Sehingga, potensi total imbal hasil yang didapatkan investor dapat mencapai 10% per tahunnya. Tentu sangat menarik untuk investor dengan profil risiko agresif dan orientasi investasi jangka panjang.
Sebagai informasi, IDX High Dividend 20 ini diluncurkan sejak Mei 2018 lalu untuk mengakomodir investor saham yang berorientasi pada imbal hasil dividen untuk jangka panjang. BEI biasanya akan melakukan 2 jenis evaluasi untuk indeks ini, yakni:
- Evaluasi Mayor, evaluasi atas konstituen dan penyesuaian bobot setiap akhir bulan Januari dan efektif di hari bursa pertama bulan Februari.
- Evaluasi Minor, penyesuaian bobot setiap akhir bulan Juli dan efektif di hari bursa pertama bulan Agustus.
Menurut Tim Analis Bareksa, selain berinvestasi di saham, investor konservatif hingga agresif juga bisa mendiversifikan investasinya di reksadana yang kinerjanya cenderung stabil, namun imbal hasilnya menarik seperti reksadana berbasis obligasi korporasi dan reksadana pasar uang sebegai berikut:
Reksadana Obligasi Korporasi
Reksadana Pasar Uang
Sumber: Bareksa, NAV per 20 Juni 2024
Terlihat dari awal tahun hingga 30 Juni 2024, Trimegah Dana Tetap Syariah mencatatkan imbal hasil paling unggul di Bareksa, yakni mencapai 3,5%. Sebab selain berbasis obligasi korporasi, reksadana tersebut juga memiliki porsi investasi di Surat Berharga Negara (SBN) sebagai booster portofolio. Sementara Insight Money membukukan imbal hasil YTD tertinggi hingga 2,8% karena porsi obligasi korporasi yang jatuh tempo kurang dari 1 tahun tercatat paling besar hingga 85%.
Investasi Trimegah Dana Tetap Syariah di Sini
(Sigma Kinasih/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.