Bareksa.com - Harga saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) merosot hingga menyentuh level Rp50 pada penutupan perdagangan, Rabu (19/6), melemah 3,85% atau 2 poin. Pada pembukaan perdagangan Kamis (20/6) pukul 10.14 WIB, saham GOTO terpantau masih tertahan di level gocap. Ini merupakan level terendah sejak penawaran umum perdana saham (IPO).
Bahkan sepanjang 2024 hingga Rabu, saham GOTO sudah melorot 41,86% dengan nilai kapitalisasi pasar (market cap) Rp60,07 triliun. Penurunan itu seiring aksi jual oleh investor. Berdasarkan data order book, pada Kamis pagi order beli saham GOTO terpantau mini yakni di harga Rp50 untuk 9,9 juta lot saham.
Sedangkan antrian jualnya di harga Rp51 hingga Rp60 untuk sekitar 33,5 juta lot. Antrian jual saham GOTO terbanyak di harga Rp51 mencapai 11,89 juta lot, sedangkan antrian jual paling sedikit di harga Rp57 sekitar 451 ribu lot.
Pergerakan saham GOTO
Sumber : super app Bareksa
Menurut Tim Analis Bareksa, saham GOTO yang menyentuh level gocap saat ini akibat mayoritas investor masih mengkhawatirkan kinerja Gojek, yang saat ini masih harus berkompetisi untuk meraih pangsa pasar melawan beberapa pemain lain seperti In-Drive, Shopee Food, termasuk issue Lalamove yang akan mencoba masuk ke segmen layanan ride hailing.
Meski begitu, prospek kinerja GOTO berpotensi membaik karena berpeluang mendapatkan pemasukan dari hasil sharing fee (bagi hasil) Tokopedia dan TikTok. Hal ini bisa erkontribusi positif terhadap EBITDA perusahaan secara keseluruhan.
Tim Analis Bareksa menilai kedepannya kepemilikan GOTO terhadap Tokopedia tidak akan terdilusi apabila ada penambahan investasi dari TikTok ke Tokopedia. Sehingga arus kas pendanaan bagi keberlangsungan Tokopedia lebih aman saat ini dan perusahaan bisa berfokus di segmen bisnis lainnya.
Tercatat GOTO berhasil menurunkan rugi bersih di kuartal I 2024 menjadi Rp862 miliar, atau menyusut 78% dari rugi Rp3,86 triliun di kuartal I 2023. Emiten teknologi ini membukukan nilai transaksi bruto alias gross transaction value (GTV) Rp134,79 triliun per Maret 2024, atau terkontraksi 9% dari Rp148,62 triliun periode yang sama tahun lalu.
(Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.