Bareksa.com - Investor saham kini tidak perlu repot lagi untuk mencari saham-saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang menghasilkan dividen tertinggi, likuid dan berkinerja keuangan cukup baik. Sebab, ada Indeks IDX High Dividen 20 yang mengukur kinerja harga dari 20 saham yang membagikan dividen tunai selama tiga tahun terakhir dan memiliki dividend yield yang tinggi.
Dividend yield merupakan rasio yang membandingkan dividen per lembar saham dengan harga saham. Selain dividend yield ada juga istilah dividend payout ratio, yakni rasio yang membandingkan dividen per lembar saham dengan laba bersih per lembar saham. Menurut Tim Analis Bareksa, beberapa saham dalam Indeks IDX High Dividen 20 bahkan mampu menghasilkan dividend yield lebih dari 10% per tahun.
Saham-saham tersebut di antaranya PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan dividend yield 15,72%, disusul PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dengan yield dividen 14,74%, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) yield dividen 14,12% dan PT Astra International Tbk (ASII) yield dividen 11,38%. Adapun saham yang memberikan dividend yield di atas 9% yakni PT United Tractors Tbk (UNTR) yield dividen 9,96% dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yield dividen 9,85%.
Tim Analis Bareksa melihat mayoritas saham yang membagikan dividend yield tinggi berasal dari sektor energi. Sehingga meskipun fluktuasi saham sektor energi cenderung lebih tinggi dibanding sektor lain, namun mampu memberikan dividen tinggi pula.
No | Kode | Bobot | Dividend Yield | Ex Date | % Ex Date |
1 | ADRO | 4.14% | 14.74% | 28 Mei 2024 | -6.27% |
2 | AMRT | 1.97% | 1.04% | 29 Mei 2024 | -2.77% |
3 | ANTM | 0.42% | 9.85% | 21 Mei 2024 | -5.43% |
4 | ASII | 7.82% | 11.38% | 14 Mei 2024 | -9.75% |
5 | BBCA | 15.00% | 2.90% | 25 Maret 2024 | -0.24% |
6 | BBNI | 5.08% | 5.97% | 15 Maret 2024 | -5.69% |
7 | BBRI | 15.00% | 7.33% | 14 Maret 2024 | -3.90% |
8 | BMRI | 15.00% | 5.64% | 20 Maret 2024 | -3.09% |
9 | BRPT | 0.21% | 0.16% | - | - |
10 | ICBP | 1.86% | 1.78% | 7 Juli 2024* | - |
11 | INDF | 3.78% | 4.15% | 7 Juli 2024* | - |
12 | INKP | 0.37% | 0.52% | - | - |
13 | ITMG | 1.54% | 14.12% | 17 April 2024 | -5.65% |
14 | KLBF | 1.49% | 1.94% | 29 Mei 2024 | -2.25% |
15 | PTBA | 4.54% | 15.72% | 21 Mei 2024 | -12.28% |
16 | SMGR | 0.98% | 2.11% | 16 Mei 2024 | 0.00% |
17 | TLKM | 15.00% | 5.85% | 16 Mei 2024 | -2.90% |
18 | TPIA | 1.38% | 0.07% | 21 Mei 2024 | 0.00% |
19 | UNTR | 3.56% | 9.96% | 6 Mei 2024 | -6.47% |
20 | UNVR | 0.86% | 4.45% | 6 Juli 2024* | - |
Average | 6.69% | Average | -4.45% |
Sumber : Tim Analis Bareksa, harga saham dividend yield per 10/6/2024, *tbc
Meski begitu, bagi investor yang ingin masuk berinvestasi di saham-saham pembagi dividen jumbo tersebut mesti jeli melihat waktu yang tepat. Sebab pasca pembagian dividen, harga saham umumnya merosot. Sebagai contoh PTBA pada saat cum date dividen harga sahamnya di Rp2.930 pada 20 Mei, kemudian sehari setelahnya saat ex date pada 21 Mei harga saham PTBA merosot 12,28% menjadi Rp2.570.
Sepanjang 2024 hingga 11 Juni, harga tertinggi saham PTBA di level Rp3.140 pada 19 April atau sekitar 1 bulan sebelum tanggal pembagian dividen. Adapun harga terendah saham PTBA sebelum pembagian dividen ialah di Rp2.510 pada 25 Januari. Karena itu, meskipun tidak ada yang bisa memprediksi dengan pasti kapan harga saham akan naik dan turun, namun timing dalam berinvestasi saham dengan dividen terbesar ini cukup penting kamu pertimbangkan.
Tim Analis Bareksa menilai mayoritas harga saham pemberi dividen terjumbo tersebut turun pada saat ex-date atau H+1 cum date, dengan rata-rata penurunan 4,45%. Biasanya saham yang akan membagikan dividen akan bergerak naik menyesuaikan perkiraan dividend yield yang telah disampaikan emiten, hingga menjelang cum date lalu akan turun pada saat ex date.
Tim Analis Bareksa menyarankan agar investor yang berorientasi mendapatkan keuntungan dari capital gain atau investasi jangka pendek, bisa memanfaatkan momentum sebelum ex-date untuk melakukan profit taking. Namun bagi investor jangka panjang bisa memiliki saham tersebut hingga cum-date. Jadi misalnya investor jangka pendek dapat menjual sahamnya ketika cum-date, namun investor jangka panjang yang ingin mendapatkan dividen harus tetap memiliki saham tersebut hingga ex-date.
Sumber : tradingview.com
Secara kinerja saham, indeks IDX High Dividend 20 juga tidak kalah dengan indeks acuan BEI lainnya seperti indeks LQ45. Terlihat dalam 3 tahun terakhir, IDX High Dividend 20 mampu mengungguli Indeks LQ45 dengan return masing-masing 14% dan -8,9%.
Jadi selain mendapatkan keuntungan dari capital gain, investor juga mendapatkan tambahan dividend yield dengan rata-rata sekitar 6,7% per tahun. Sehingga, potensi total imbal hasil yang didapatkan investor bisa mencapai 10% per tahunnya. Tentu sangat menarik untuk investor dengan profil risiko agresif dan orientasi investasi jangka panjang.
Sebagai informasi, IDX High Dividend 20 ini diluncurkan sejak Mei 2018 lalu untuk mengakomodir investor saham yang berorientasi pada imbal hasil dividen untuk jangka panjang.
BEI biasanya akan melakukan 2 jenis evaluasi untuk indeks ini, yakni:
- Evaluasi mayor, evaluasi atas konstituen dan penyesuaian bobot setiap akhir bulan Januari dan efektif di hari bursa pertama bulan Februari.
- Evaluasi minor, penyesuaian bobot setiap akhir bulan Juli dan efektif di hari bursa pertama bulan Agustus.
(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/Christian Halim/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.