Bareksa.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Senin (22/4/2024) melemah 0,19% atau berkurang 13,5 poin menjadi 7.073,82. Menurut Tim Analis Bareksa, IHSG berhasil mempersempit penurunan saat penutupan, setelah sebelumnya sempat turun 0,8%, menyusul rilis neraca perdagangan RI yang melesat jadi US$4,4 miliar pada Maret 2024. IHSG juga mendapat sentimen positif Mahkamah Konstitusi (MK) yang menolak permohonan sengketa pemilu, sehingga tidak ada lagi ketidakpastian dari risiko politik Tanah Air.
Di tengah pelemahan IHSG, Tim Analis Bareksa merekomendasikan ADMR, INCO dan SIDO sebagai saham pilihan untuk ide trading saham hari ini, Selasa (23/4).
Stock Pick | ADMR | INCO | SIDO |
---|---|---|---|
Last Price | Rp1.440 | Rp4.410 | Rp710 |
Recommendation | Trading Buy | Trading Buy | Hold |
Entry Range | Rp1.440 | Rp4.410 | Rp710 |
Rp1.395 | Rp4.280 | Rp685 | |
Target Price (TP) 1 | Rp1.475 | Rp4.540 | Rp730 |
Target Price (TP) 2 | Rp1.500 | Rp4.600 | Rp745 |
Stop Loss | Rp1.360 | Rp4.200 | Rp660 |
Sumber : Tim Analis Bareksa, last price per 22/4/2024
Harga saham PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) naik 2,96% atau bertambah 40 poin menjadi Rp1.440 pada Senin (22/4). Tim Analis Bareksa merekomendasikan trading buy saham ADMR di rentang harga Rp1.395 hingga Rp1.440, dengan target harga ambil untung di Rp1.475 dan Rp1.500, serta stop rugi di Rp1.360.
Menurut Tim Analis Bareksa, ADMR saat ini sedang membangun smelter aluminium yang direncanakan rampung tahun depan. Konstruksi proyek smelter dengan kapasitas produksi tahap I 500.000 ton ingot (batangan aluminium) itu terus berjalan dan diharapkan beroperasi bertahap secara komersial (COD) mulai kuartal III 2025 dan pada kuartal IV 2025 atau kuartal I 2026 mencapai full kapasitas produksi. Smelter anak usaha PT Adaro Energy Tbk (ADRO) di bidang pertambangan batu bara itu ditargetkan memproduksi aluminium 1 juta ton per tahun pada tahap II dan 1,5 juta ton per tahun untuk tahap III.
Harga saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menguat 0,23% atau bertambah 10 poin menjadi Rp4.410 pada Senin (22/4). Tim Analis Bareksa merekomendasikan trading buy saham INCO di kisaran Rp4.280 hingga Rp4.410, dengan target harga ambil untung di Rp4.540 dan Rp4.600, serta stop rugi di Rp4.200.
Tim Analis Bareksa menilai, di tengah penguatan dolar Amerika Serikat (AS) yang biasanya menekan harga komoditas, namun harga nikel justru berpeluang terus menguat dari saat ini di kisaran US$$19.000 per ton, akibat larangan pembelian nikel berasal dari Rusia. Emiten tambang dan pengolahan nikel itu juga akan menggelar right issue dengan menerbitkan 603,44 juta saham baru, dengan nilai nominal Rp25 per saham.
Harga saham PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) melesat 3,65% atau bertambah 25 poin menjadi Rp710 pada Senin (22/4). Tim Analis Bareksa merekomendasikan hold saham SIDO di rentang harga beli Rp685 hingga Rp710, dengan target harga ambil untung di Rp730 dan Rp745, serta stop rugi di Rp660.
Perusahaan jamu tradisional dan farmasi itu menargetkan pendapatan dan laba tumbuh 10%-15% tahun ini. SIDO menerapkan beberapa strategi untuk meningkatkan penjualan domestik dan ekspor, serta meluncurkan produk-produk baru. Di pasar global, SIDO memperluas ekspornya di wilayah Asia, Indo China, Semenanjung Arab dan Afrika. Perseroan menyiapkan belanja modal Rp102 miliar tahun ini yang dialokasikan untuk penambahan peralatan laboratorium, pengembangan Research And Development (RnD), serta pemeliharaan peralatan.
(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/Christian Halim/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.