Bareksa.com - PT PP (Persero) Tbk (PTPP), BUMN konstruksi dan investasi, menunggu keputusan akhir Kementerian BUMN soal rencana penggabungan tujuh BUMN Karya yang bergerak di sektor infrastruktur menjadi hanya tiga perusahaan. "Niatnya penggabungan BUMN Karya itu tentunya untuk lebih baik dan kita dalam posisi menunggu keputusan akhir," kata Sekretaris Perusahaan PT PP (Persero) Bakhtiyar Efendi kepada media di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, rencana penggabungan tersebut sebenarnya sudah menjadi isu lama dan sudah dikaji oleh masing-masing BUMN Karya sehingga apa yang sudah disampaikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir sudah tidak terlalu mengejutkan lagi."PP sebelumnya juga diajak untuk ikut mengkaji rencana penggabungan BUMN Karya dan apa yang disampaikan Menteri BUMN sama persis apa yang selama ini dikaji," katanya.
Saat ini, katanya, perseroan tetap menunggu hasil akhir kajian penggabungan BUMN Karya yang akan disampaikan Menteri BUMN dan tentunya akan diikuti. Sebelumnya Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, akan menggabungkan tujuh BUMN Karya atau yang bergerak di bidang infrastruktur menjadi tiga perusahaan. "Kita dalam proses menggabungkan dari tujuh karya menjadi tiga perusahaan karya," kata Erick.
Ketujuh perusahaan karya tersebut adalah PT Hutama Karya (Persero), PT Waskita (Persero), PT PP (Persero), PT Wijaya Karya (Persero), PT Brantas Abipraya (Persero), PT Adhi Karya (Persero) dan PT Nindya Karya (Persero). Erick menyampaikan, penggabungan ketujuh perusahaan ini merupakan bentuk dari perbaikan tata kelola BUMN Karya. Saat ini, Kementerian BUMN sudah mulai melakukan klasifikasi dan pengelompokan agar bisa fokus pada tugas masing-masing.
Erick memaparkan bahwa Brantas Abipraya, Adhi Karya dan Nindya Karya akan bergabung yang fokusnya pada proyek pembangunan air, rel dan konteks lainnya. Hutama Karya dan Waskita nantinya akan mengerjakan proyek jalan tol, non tol, institusional building dan residential comercial.
"Wika (Wijaya Karya) dan PP (PT PP) tidak masuk ke tol road, tapi dia fokus ke pelabuhan laut dan bandara. Tapi tetap ke residential karena masuk ke aset yang tertinggal sebelumnya," ujar Erick.
(IQPlus/08129727/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.