Inflasi Indonesia 2,61% YOY pada Desember 2023

Martina Priyanti • 02 Jan 2024

an image
Ilustrasi beras yang menjadi salah satu pemberi andil terbesar inflasi Desember 2023. (Shutterstock)

Tingkat inflasi bulanan Desember 2023 merupakan yang tertinggi sepanjang 2023

Bareksa.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Desember 2023 terjadi inflasi 0,41% (month to month/MOM). Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan tingkat inflasi bulanan Desember 2023, merupakan yang tertinggi sepanjang 2023.


Berdasarkan hasil pemantauan BPS di 90 kota, pada Desember 2023 terjadi inflasi tahunan atau year on year (YOY) sebesar 2,61%, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 113,59 pada Desember 2022 menjadi 116,56 pada Desember 2023.

BPS menyebutkan bahwa inflasi tahunan/YOY, terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya seluruh indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 6,18%; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,78%, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,50%. Kemudian, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 1,57%, kelompok kesehatan sebesar 1,94%, dan kelompok transportasi sebesar 1,27%.

Lebih lanjut kenaikan pada kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,20%, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,69%, kelompok pendidikan sebesar 1,97%, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,07%, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 3,55%.

Beli Saham, Klik di Sini

Makanan & Rokok Naik Harga Tertinggi

BPS menyebutkan bahwa kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang inflasi terbesar baik secara MOM dan YOY, yakni memberikan andil 0,29% dan secara YOY 1,60%. Adapun tingkat inflasi kelompok makanan, minuman, dan tembakau kelompok makanan, minuman, dan tembakau secara MOM 1,07% dan secara YOY tercatat 6,18%.

Pada Desember 2023, dengan andil atau sumbang inflasi 1,60% YOY, komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi YOY dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau, yaitu: beras sebesar 0,53% persen, cabai merah sebesar 0,24%, rokok kretek filter sebesar 0,17%, cabai rawit sebesar 0,10%, bawang putih sebesar 0,08%, rokok putih sebesar 0,07%, daging ayam ras sebesar 0,06%, gula pasir sebesar 0,05%, rokok kretek sebesar 0,03%, jeruk dan air kemasan masing-masing sebesar 0,02%.

Di sisi lain yang juga memberikan andil signifikan terhadap inflasi secara bulanan/MOM, lanjut Amalia, "antara lain angkutan udara dengan andil inflasi sebesar 0,05 persen, emas perhiasan dengan andil inflasi 0,02 persen, serta komoditas rekreasi dengan andil 0,01 persen."

Di sisi lain pada bulan lalu inflasi tertinggi terjadi di Sumenep sebesar 5,08% dengan IHK sebesar 120,82 dan terendah terjadi di Bandung sebesar 0,63% dengan IHK sebesar 116,16.

Beli Saham, Klik di Sini

(Martina Priyanti)

***

Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store​
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER​​​​​

Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.

Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.