Bareksa.com - Ciptadana Sekuritas Asia memprediksi permintaan semen berpeluang meroket tahun ini, seiring meningkatnya permintaan dari proyek infrastruktur, salah satunya pembangunan proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Analis Industri Semen dan Peternakan Ciptadana, Muhammad Gibran mengatakan realisasi pembangunan proyek IKN bisa mendorong prospek positif saham PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), dua perusahaan produsen semen terbesar Tanah Air. Produk Semen Indonesia bermerek Semen Gresik dan Indocement bermerek Semen Tiga Roda.
Gibran mengatakan Presiden Joko Widodo yang mengimplementasi kebijakan untuk mengakhiri subsidi energi dan memprioritaskan pembangunan infrastruktur, telah mendorong pertumbuhan sektor infrastruktur pada 2015-2019. Namun kemudian pandemi Covid-19 melanda, sehingga berdampak pada pembangunan infrastruktur pada 2020.
Meski begitu, tahun ini pemerintah kembali mengalokasikan anggaran infratruktur senilai Rp392 triliun, atau naik 7% dari 2022. Hal itu menunjukkan komitmen Jokowi untuk melanjutkan pembangunan infrastruktur, sehingga menaikkan alokasi anggaran meskipun jelang Tahun Pemilu 2024.
“Kami mencatat kontribusi semen bulk terhadap permintaan meningkat dari 23% di 2021 jadi 27% di 2022, yang Kami yakini karena didorong oleh pulihnya pembangunan infrastruktur pasca pandemi,” Gibran memaparkan.
Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara (IKN), Presiden Jokowi akan merelokasi ibu kota negara dari Jakarta ke Nusantara, Kalimantan Timur. Meskipun sumber anggarannya masih belum pasti, namun pemerintah sudah merilis Peraturan Pemerintah No.17/2022 yang mengatur pendanaan IKN. Proyek IKN diprediksi membutuhkan dana US$30 miliar atau sekitar Rp454 triliun.
Menurut Gibran, pemerintah telah mengalokasikan anggaran Rp4 triliun di 2022, Rp20 triliun di 20223 dan Rp18 triliun di 2024. Secara jangka panjang, pembangunan IKN bisa mendorong perubahan industri infrastruktur dan mendongkrak permintaan semen. Semen Indonesia memproyeksi pembangunan IKN akan menciptakan potensi permintaan 21,5 juta ton semen dalam 20 tahun ke depan.
Segera Investasi di Reksadana Sekarang, Klik di Sini
Pada 2022, SMGR dan INTP tercatat tiga kali menaikkan rata-rata harga jualnya, sehingga mendorong kenaikan lebih dari 30% harga semen ritel. Pada 2023 dan 2024, INTP dan SMGR diprediksi bakal menaikkan harga jual 5%. Menurut Gibran, langkah itu akan membuat pangsa pasar kedua perusahaan relatif stabil.
Pada Januari 2023, pangsa pasar INTP naik jadi 28,8% dari 24,6% pada Desember 2022. Senada pangsa pasar SMGR juga naik jadi 50,4% pada Januari 2023 dari 46,5% pada Desember 2022.
Sumber : SMGR, estimasi Ciptadana
Gibran memprediksi harga batu bara akan lebih rendah di 2023. Hal itu setelah harga acuan batu bara Indonesia rata-rata meroket 78% jadi US$281,48 per ton pada 2022. Batu bara menyumbang 70% dari total konsumsi energi di industri semen. Sehingga lonjakan harga batu bara mengakibatkan biaya pokok penjualan di industri semen membengkak 35-50%.
“Harga rata-rata batu bara diprediksi turun jadi US$220 per ton di 2023 dan US$160 ton di 2024. Penurunan ini bisa menekan biaya energi perusahaan semen,” Gibran mengungkapkan.
Meski begitu, seiring langkah pemerintah yang terus memberikan izin pendirian perusahaan baru, maka bisa mengakibatkan pasokan semen berlebihan di pasar. Gibran memproyeksi rata-rata pertumbuhan produksi semen per tahun 4% pada periode 2022-2025 hingga mencapai 70 juta ton.
“Ini mempertimbangkan proyeksi utilisasi produksi di industri semen naik dari 55% di 2023 jadi 58% di 2025,” dia memaparkan.
Sumber : INTP, estimasi Ciptadana
Segera Investasi di Reksadana Sekarang, Klik di Sini
Gibran mengatakan telah mengubah rating saham sektor semen dari netral ke overweight, seiring membaiknya proyeksi permintaan dan pendapatan. Pendapatan SMGR dan INTP diproyeksi bisa melesat 24-39% di 2023. Dengan begitu, Ciptadana merekomendasi beli saham SMGR karena ditopang oleh naiknya permintaan dan potensi menurunnya harga batu bara.
Ciptadana menargetkan harga saham SMGR di Rp9.400 (potensi upside 26%) dengan mempertimbangkan proyeksi rasio nilai perusahaan terhadap laba perusahaan sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EV/EBITDA) atau laba operasi 7,5x.
“Kami juga menyukai saham INTP seiring berlanjutnya langkah efisiensi biaya operasi dan kuatnya neraca keuangan dan posisi kas. Kami merekomendasi beli saham INTP dengan target harga Rp12.500 (potensi upside 12%),” kata Gibran.
Pada perdagangan Rabu (22/2/2023) pukul 10,45 WIB, saham SMGR diperdagangkan di level Rp7.450 atau melemah 1,65%. Sepekan terakhir harga saham SMGR turun 2,3% dan setahun terakhir naik 2,76%.
Adapun saham INTP pada Rabu (22/2/2023) pukul 10.50 WIB di harga Rp11.225 per saham atau melemah 1,54%. Sepekan terakhir harga saham INTP turun 2,81% dan setahun terakhir menguat 0,67%.
Segera Investasi di Reksadana Sekarang, Klik di Sini
Seiring positifnya prospek saham perusahaan semen karena didorong realisasi pembangunan proyek IKN, kira-kira reksadana apa saja yang memiliki saham SMGR dan INTP dalam portofolionya?
Berdasarkan penelusuran terhadap fund fact sheet (lembar fakta reksadana) per Januari 2023, tercatat ada 9 produk reksadana yang tersedia di Bareksa yang mengoleksi saham SMGR dalam portofolionya.
No | % terhadap Portofolio | Dana Kelolaan (Rp miliar) | |
1 | n/a | 657,61 | |
2 | 8,09 | 315,06 | |
3 | 4 | 41,74 | |
4 | n/a | 96,51 | |
5 | n/a | 110,69 | |
6 | 5 | 69,04 | |
7 | n/a | 1.392,02 | |
8 | 3 | 1.052,2 | |
9 | 7,2 | 46,86 |
Sumber : fund fact sheet Januari 2023 diolah Bareksa
Tercatat secara persentase, reksadana BNP Paribas Solaris merupakan yang terbesar dengan mengalokasikan 8,09% dari total portofolionya di saham SMGR. Nilai itu setara dengan Rp25,5 miliar portofolio reksadana ini berinvestasi di saham SMGR dari total dana kelolaan Rp315,06 miliar pada Januari 2023.
Sedangkan secara nominal, Simas Saham Unggulan yang memborong saham SMGR dengan nilai terbesar yakni Rp31,5 miliar atau 3% dari total dana kelolaan Rp1,05 triliun. Reksadana Simas Syariah Unggulan memborong saham SMGR senilai Rp3,4 miliar, serta reksadana Prospera BUMN Growth Fund punya saham SMGR senilai Rp3,45 miliar.
No | % terhadap Portofolio | Dana Kelolaan (Rp miliar) | |
1 | 2,09 | 823,8 | |
2 | n/a | 657,61 | |
3 | 6,72 | 315,06 | |
4 | n/a | 96,51 | |
5 | n/a | 45 | |
6 | 5,97 | 101,44 | |
7 | 3,91 | 304,93 |
Sumber : fund fact sheet Januari 2023 diolah Bareksa
Saham INTP tercatat dikoleksi 7 reksadana yang tersedia di Bareksa. Secara persentasi reksadana BNP Paribas Solaris merupakan yang terbesar dengan mengalokasikan 6,72% atau Rp21,16 miliar dari portofolionya berinvestasi di saham INTP.
Kemudian Reksadana BNP Paribas Infrastruktur Plus memborong saham INTP senilai Rp17,2 miliar atau 2,09% dari total dana kelolaan Januari 2023 yang senilai Rp823,8 miliar.
Mau investasi di saham SMGR dan INTP atau reksadana yang memiliki portofolio investasi di saham perusahaan Semen Gresik dan Tiga Roda tersebut?
Segera Investasi di Reksadana Sekarang, Klik di Sini
(Eka Sarah Nurfazriah/Romainah/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
This report does not constitute an offer to buy or sell any security/instrument, invitation to offer or recommendation to enter into any transaction. Nor are we acting in any other capacity as a fiduciary to you. When making and investment decision, you should determine, without reliance upon us or our affiliates, the economic risks and merits (and independently determine that you are able to assume these risks) as well as the legal, tax and accounting characterizations and consequences of any such transaction. In this regard, by accepting this report, you acknowledge that (a) we are not in the business of providing (and you are not relying on us for) legal, tax or accounting advice, (b) there may be legal, tax or accounting risks associated with any transaction, (c) you should receive (and rely on) separate and qualified legal, tax and accounting advice and (d) you should apprise senior management in your organization as to such legal, tax and accounting advice (and any risks associated with any transaction and our disclaimer as to these matters.
The information contained in this report is based on material we believe to be reliable; however, we do not represent that it is accurate, current, complete, or error free. Assumptions, estimates and opinions contained in this report constitute our judgment as of the date of the document and are subject to change without notice. Any projections are based on a number of assumptions as to market conditions and there can be no guarantee that any projected results will be achieved. Past performance is not a guarantee of future results. PT CIPTADANA SEKURITAS ASIA AND ITS AFFILIATES SPECIFICALLY DISCLAIMS ALL LIABILITY FOR ANY DIRECT, INDIRECT, CONSEQUENTIAL OR OTHER LOSSES OR DAMAGES INCLUDING LOSS OF PROFITS INCURRED BY YOU OR ANY THIRD PARTY THAT MAY ARISE FROM ANY RELIANCE ON THIS REPORT OR FOR THE RELIABILITY, ACCURACY, COMPLETENESS OR TIMELINESS THEREOF.
Disclaimer: This document is not intended to be an offer, or a solicitation of an offer, to buy or sell relevant securities (i.e. securities mentioned herein or of the same issuer and options, warrants or rights to or interest in any such securities). The information and opinions contained in this document have been compiled from or arrived at in good faith from sources believed to be reliable. No representation or warranty, expressed or implied, is made by PT CIPTADANA SEKURITAS ASIA or any other member of the Ciptadana Capital, including any other member of the Ciptadana Group of Companies from whom this document may be received, as to the accuracy or completeness of the information contained herein. All opinions and estimates in this report constitute our judgment as of this date and there can be no assurance that future results or events will be consistent with any such opinions, forecasts or estimates. The information in this document is subject to change without notice; its accuracy is not guaranteed; and it may be incomplete or condensed.