Bareksa.com - Pasar saham Indonesia terkoreksi cukup tajam hingga 1,32% sejak awal 2023 hingga 28 Maret, atau dalam hampir 3 bulan ini, akibat sejumlah sentimen dari dalam dan luar negeri.
Menurut Tim Analis Bareksa, sentimen itu yakni pernyataan petinggi Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Fed yang akan terus menaikkan suku bunga acuan, setelah rilis inflasi Januari 2023 di atas ekspektasi pasar.
Kemudian isu krisis perbankan AS dan Eropa yang membuat investor menghindari pasar saham dan beralih ke aset lebih aman seperti Obligasi Negara dan emas.
Saham sektor keuangan di Tanah Air ikut terkoreksi, akibat kekhawatiran isu bangkrutnya beberapa bank-bank AS dan Eropa itu bisa berdampak ke sistem keuangan Indonesia.
Tim Analis Bareksa menilai sentimen The Fed maupun krisis perbankan AS dan Eropa akan berdampak sementara ke pasar modal Tanah Air, di mana investor global dan domestik saat ini masih mencermati dampak yang mungkin terjadi kedepannya.
Pelaku pasar berpeluang kembali masuk ke pasar saham ketika situasi sudah mereda. Pasar saham Indonesia berpotensi akan berbalik arah, setelah investor global selesai masuk ke pasar saham China dan AS yang sudah terkoreksi cukup tajam dalam 6 bulan terakhir.
Penguatan rupiah akan kembali jadi kunci bagi pasar saham dan pasar Obligasi Negara Indonesia kedepannya, di tengah keyakinan investor akan ada pemangkasan suku bunga acuan AS dalam waktu dekat.
Investasi Pakai Robo Advisor Bareksa, Klik di Sini
Robo Advisor Bareksa melihat fluktuasi yang terjadi beberapa bulan terakhir membuat pasar saham memiliki potensi imbal hasil menarik. Sebab, saat semua sentimen mereda dan potensi risiko sistemik akibat krisis perbankan AS dan Eropa sudah jelas, maka pasar saham berpeluang menguat.
Apalagi fundamental keuangan perbankan nasional masih cukup solid, sehingga minim peluang terjadinya kebangkrutan atau masalah likuiditas. Tim Analis Bareksa menilai level IHSG saat ini 6.500-6.700 merupakan titik menarik untuk akumulasi investasi di reksadana saham.
Investor disarankan untuk membeli reksadana indeks agar kinerja lebih mencerminkan pergerakan pasar. Tim Analis Bareksa menargetkan IHSG tahun ini bisa menembus 7.200-7.400, sehingga berpotensi naik dari level saat ini.
Investor disarankan untuk menyesuaikan atau menyeimbangkan kembali (rebalancing) portofolionya dan memilih produk yang sesuai dengan tujuan investasinya.
Investasi Pakai Robo Advisor Bareksa, Klik di Sini
Robo Advisor Bareksa adalah robo advisor pertama di Indonesia yang mendapatkan lisensi sebagai penasihat investasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) RI. Izin ini dituangkan dalam Keputusan Dewan Komisioner OJK No. KEP-17/D.04/2021 tentang Pemberian Izin Usaha Penasihat Investasi Kepada PT Bareksa Portal Investasi tertanggal 20 April 2021.
Robo advisor adalah konsultan finansial yang memberikan saran investasi digital dan mengelola portofolio investasi investor dengan menggunakan algoritma khusus yang dibangun dengan teknologi terdepan. Robo advisor juga merupakan salah satu fasilitas yang sering digunakan dalam dunia investasi terutama di Amerika Serikat. Namun kini Bareksa telah menghadirkan robo advisor pertama yang berlisensi OJK.
Keunggulan robo advisor yang dikembangkan Bareksa, ialah fitur ini menyediakan layanan perencanaan investasi otomatis, didukung oleh algoritma teori portofolio modern dan juga pengawasan manusia. Dengan pengawasan manusia inilah membuat Robo Advisor Bareksa bekerja sesuai dengan kondisi pasar terkini.
Ayo lanjutkan perjalanan investasimu dengan Robo Advisor Bareksa untuk raih financial freedom!
Investasi Pakai Robo Advisor Bareksa, Klik di Sini
(Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.