Bareksa.com - Pasar keuangan global bergerak naik turun signifikan dalam setahun terakhir. Sehingga, membuat investor khawatir dan perlu cara untuk mempertahankan imbal hasil investasi mereka. Robo Advisor Bareksa bisa jadi solusi pendamping investor mengatur alokasi investasi reksadana di berbagai kondisi pasar.
Terbaru, isu resesi 2023 merebak dan peningkatan suku bunga acuan menjadi faktor yang membuat hampir seluruh aset investasi turun sejak tengah tahun 2022. Bahkan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 2,83% dalam 6 bulan terakhir hingga 19 Desember 2022.
Kondisi ini diperkirakan belum akan berakhir dalam waktu dekat. Sebab, beberapa bank sentral termasuk di AS dan Eropa menyatakan terus meningkatkan suku bunga acuan mereka. Kemudian, mereka baru akan memangkas suku bunga acuan pada 2024. Akibatnya, pasar saham dan obligasi global makin berfluktuasi pada 2023.
Baca juga Masih Khawatir Resesi 2023? Ini Rekomendasi Investasi dari Robo Advisor Bareksa
Makanya, Smart Investor yang tidak punya waktu atau keahlian untuk terus memantau pasar bisa menggunakan fitur Robo Advisor Bareksa. Fitur ini bisa merekomendasikan alokasi investasi tidak hanya berdasarkan profil risiko, tetapi juga kondisi pasar.
Robo Advisor Bareksa berhasil memprediksi penurunan pasar selama beberapa bulan terakhir. Sehingga, semenjak 15 Agustus 2022, algoritma Robo Advisor Bareksa meminimalisir alokasi reksadana saham dan indeks. Buktinya, sejak peluncuran, Robo Bareksa hampir selalu dapat mengalahkan kompetitor.
Grafik Kinerja Robo Advisor Bareksa untuk Profil Risiko Agresif
Sumber: Bareksa
*Kinerja dari 24 Mei 2021 - 16 Desember 2022
Dengan melihat kinerja tersebut, Bareksa menyarankan Smart Investor untuk melihat portofolio dan menyesuaikan kembali (rebalancing) target alokasi investasi dari Robo Advisor. Sebab, fluktuasi diperkirakan masih akan terjadi hingga pertengahan 2023. Maka dari itu, algoritma Robo Bareksa masih akan mempertimbangkan stabilitas dengan fokus ke reksadana pasar uang dan pendapatan tetap.
Caranya sangat mudah. Smart Investor bisa melihat di halaman Robo di super app Bareksa, dan akan ada notifikasi untuk rebalancing. Investor hanya perlu top up atau tambah investasi, dengan mengikuti alokasi porsi yang disediakan oleh Robo Bareksa.
Saat membeli reksadana menggunakan Robo Bareksa, investor akan membuat satu order yang di dalamnya ada lebih dari satu produk reksadana. Namun, tidak perlu repot, sebab investor hanya perlu membayar satu kali saja sejumlah yang tertera dalam order.
Baca juga Promo FundFest 12.12 Investasi Pakai Robo Advisor Bareksa Berhadiah Reksadana Rp250 Ribu
Robo Advisor Bareksa adalah robo advisor pertama di Indonesia yang mendapatkan lisensi sebagai penasihat investasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) RI. Izin ini dituangkan dalam Keputusan Dewan Komisioner OJK No. KEP-17/D.04/2021 tentang Pemberian Izin Usaha Penasihat Investasi Kepada PT Bareksa Portal Investasi tertanggal 20 April 2021.
Robo advisor adalah konsultan finansial yang memberikan saran investasi digital dan mengelola portofolio investasi investor dengan menggunakan algoritma khusus yang dibangun dengan teknologi terdepan. Robo advisor juga merupakan salah satu fasilitas yang sering digunakan dalam dunia investasi terutama di Amerika Serikat. Namun kini Bareksa telah menghadirkan robo advisor pertama yang berlisensi OJK.
Keunggulan robo advisor yang dikembangkan Bareksa, ialah fitur ini menyediakan layanan perencanaan investasi otomatis, didukung oleh algoritma teori portofolio modern dan juga pengawasan manusia. Dengan pengawasan manusia inilah membuat Robo Advisor Bareksa bekerja sesuai dengan kondisi pasar terkini.
(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/hm)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.