Rekomendasi Reksadana Pendapatan Tetap Terbaik Agar Cuanmu Mantap Saat Gejolak Pasar

Abdul Malik • 13 Nov 2024

an image
Ilustrasi investasi di reksadana pendapatan tetap atau fixed income fund. (Shutterstock)

Dalam setahun terakhir, reksadana-reksadana pendapatan tetap terbaik itu berhasil mencatatkan cuan hingga 8,57%

Bareksa.com - Reksadana Pendapatan Tetap di Bareksa bisa dijadikan pilihan diversifikasi investasi saat pasar saham turun, terutama reksadana berbasis obligasi korporasi. Sebab reksadana ini biasanya lebih tahan banting saat pasar modal sedang berfluktuasi tinggi. Namun reksadana pendapatan tetap apa yang terbaik dan bisa dipilih?

Pilihan reksadana pendapatan tetap terbaik cukup beragam di Bareksa. Sehingga kamu bisa memilih produk reksadana sesuai kebutuhan, baik dari sisi alokasi, dana kelolaan, kinerja bulanan hingga tahunan, ataupun penilaian Barometer Barometer. 

Daftar reksadana pendapatan tetap terbaik yang bisa kamu pertimbangkan ialah seperti berikut:

Beli Reksadana di Sini

Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap Terbaik di Bareksa

No

Reksadana Obligasi Korporasi

1 Bulan (%)

6 Bulan (%)

YTD (%)

1 Tahun (%)

Dana Kelolaan (AUM)

Barometer

1

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

0,97

4,87

7,45

8,57

Rp839 miliar

5

2

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

0,59

5,22

6,93

7,39

Rp17 miliar

5

3

STAR Stable Amanah Sukuk

0,68

4,04

6,86

7,73

Rp357 miliar

4,5

4

Capital Fixed Income Fund

0,55

3,97

6,47

7,44

Rp2,07 triliun

4,5

5

I-Hajj Syariah Fund

0,66

4,16

6,45

7,26

Rp1,8 triliun

4

6

Insight Renewable Energy Fund

0,8

3,85

6,25

7,11

Rp1,1 triliun

3,5

7

Capital Sharia Fixed Income

0,78

3,68

5,99

6,81

Rp41 miliar

4

8

STAR Stable Income Fund

0,58

3,57

5,78

6,59

Rp5,7 triliun

4

9

Mega Dana Pendapatan Tetap

0,5

3,23

5,62

6,78

Rp102 miliar

3,5

10

Sucorinvest Sharia Sukuk Fund

0,58

3,08

4,99

5,91

Rp1,7 triliun

3,5

11

MNC Dana Syariah

0,6

3,56

4,91

6,2

Rp62 miliar

3

12

MNC Dana Likuid

0,6

3,57

4,85

6,42

Rp137 miliar

3

13

Trimegah Fixed Income Plan

0,52

2,2

2,42

1,91

Rp1,9 triliun

4

14

KISI Fixed Income Fund Plus

0,63

3,98

-

-

Rp404 miliar

4

15

Avrist Emerald Stable Fund

0,54

3,92

-

-

Rp52 miliar

4

Sumber: Tim Analis Bareksa, data per 12 November 2024

Beli Trimegah Dana Tetap Syariah di Sini

Beli Trimegah Dana Obligasi Nusantara di Sini

Beli I-Hajj Syariah Fund di Sini

Beli STAR Stable Amanah Sukuk di Sini

Beli Capital Fixed Income di Sini

Beli Insight Renewable Energy Fund di Sini

Daftar 15 produk reksadana pendapatan tetap terbaik tersebut mayoritas portofolionya dialokasikan pada obligasi korporasi dan diurutkan secara return YtD dari awal tahun hingga 12 November 2024. Sepanjang 10 bulan dan 12 hari, reksadana-reksadana mencatatkan cuan hingga 7,45%. Kinerja return ini sangat menarik di tengah gejolak pasar modal saat ini. Secara tahunan reksadana-reksadana pendapatan tetap terbaik itu berhasil mencatatkan cuan hingga 8,57%. 

Secara bulanan, reksadana pendapatan tetap tersebut  juga menghasilkan kinerja di atas 0,5%. Kemudian ada beberapa produk juga yang menghasilkan kinerja imbal hasil di atas 18% dalam 3 tahun terakhir seperti Trimegah Dana Tetap Syariah, I-Hajj Syariah Fund dan Insight Renewable Energy Fund masing-masing sebesar 19,2%, 22,9% dan 19,7%. Artinya dalam jangka pendek hingga menengah, sejumlah reksadana pendapatan terbaik di Bareksa terjaga kinerjanya.

Imbal hasil yang dicatatkan reksadana pendapatan tetap terbaik sudah bersih dan tidak dipotong pajak, karena bukan merupakan objek pajak. Meski begitu, menurut Tim Analis Bareksa, perlu diperhatikan juga risiko dari obligasi korporasi yakni risiko likuiditas karena umumnya lebih jarang diperdagangkan dibandingkan obligasi negara. 

Artinya, investor juga perlu membagi alokasi investasi, tidak hanya 100% di reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi, namun juga bisa di reksadana jenis lain atau instrumen investasi lain, agar mendapatkan imbal hasil optimal dengan risiko yang lebih terjaga.

Beli Reksadana di Sini

Gejolak Pasar Saham dan SBN

Untuk diketahui, pasar saham dan Surat Berharga Negara (SBN) Tanah Air sedang sangat bergejolak. Indeks Harga Saham Gabungan telah turun sekitar 7,5% dari level tertingginya di 7.905 pada 19 September menjadi 7.354,15 pada Rabu pagi (13/11). Tingginya gejolak pasar akhir-akhir ini, akibat tertekan aksi jual asing karena sentimen kemenangan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat ke-47 dalam pemilihan umum pada 5 November lalu. 

Mengutip RTI Business, asing net sell Rp1,11 trilliun dalam sehari pada 12 November di seluruh pasar dan jual bersih Rp836,79 miliar di pasar reguler. Sepekan terakhir, asing net sell Rp7,62 triliun dan sebulan jual bersih Rp12,24 triliun di seluruh pasar. Namun sejak awal tahun (YTD) masih net buy Rp31,12 triliun di pasar reguler, namun net sell Rp13,18 triliun di pasar reguler. 

Beli Reksadana di Sini

Net Buy dan Net Sell Investor Domestik dan Asing (per 12/11)

Sumber : BEI

Senada, pasar obligasi juga bergejolak. Imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) acuan dibuka di 6,52% pada 2 Januari 2024, sempat naik jadi 7,26% pada 30 April, turun lagi jadi 6,42% pada 20 September seiring IHSG yang mencatat all time high. Namun kini per 12/11, yield SBN 10 tahun di level 6,87%. Kenaikan yield menandakan pasar SBN sedang lesu. Sebaliknya menurunnya yield menandakan pasar sedang bergairah karena investor sedang ramai-ramai memborong SBN. 

Di tengah pasar yang sedang sangat bergejolak saat inilah, kamu bisa mempertimbangkan diversifikasi investasi di reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi terbaik yang tersedia di Bareksa. 

Beli Reksadana di Sini

(Sigma Kinasih/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER

Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.