Bareksa.com - Kinerja reksadana berbasis saham pada September 2024 cemerlang di tengah fluktuasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sangat tinggi karena rentang pergerakannya cukup lebar dari kisaran 7.500 hingga 7.900-an. Menurut Tim Analis Bareksa, tingginya gejolak pasar akibat sentimen pemangkasan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) 50 basis poin atau 0,5% menjadi 4,75-5% dan Bank Indonesia memotong suku bunga 0,25% menjadi 6% dalam rapat 17-18 September.
Sepanjang bulan September, IHSG ditutup turun 1,9% ke level 7.527. Padahal sebelumnya IHSG sempat mencatat rekor penutupan tertinggi sepanjang masa (all time high) di level 7.905 (per 19/9), ditopang aliran dana asing yang sempat masif masuk hingga Rp25 triliun dalam 3 bulan di periode 19 Juni - 19 September. Meskipun fluktuatif, namun beberapa produk reksadana berbasis saham di Bareksa Barometer, seperti reksadana indeks, reksadana saham dan reksadana campuran mencatat kinerja cemerlang.
Beberapa produk tersebut bahkan mencatatkan imbal hasil hingga 9,69% dalam 3 bulan dan masuk dalam daftar reksadana terbaik penghuni Bareksa Barometer periode Oktober 2024. Barometer yang mereview kinerja reksadana-reksadana tersebut sepanjang September itu mencatat top 5 reksadana indeks terbaik yakni STAR Infobank 15 Kelas Utama yang mencatat return 9,68% dalam 3 bulan terakhir.
Kemudian BNP Paribas IDX Growth30 imbalan 7,74%, PNM Indeks Infobanks15 imbal hasil 9,36%, Avrist IDX30 cuan 8,65% dan Principal Index IDX30 Kelas O imbalannya 8,54% dalam 3 bulan terakhir. Avrist IDX30 dan Principal Index IDX30 jadi pendatang baru bulan ini dibandingkan bulan sebelunya. Kelima reksadana indeks itu meraih skor Bareksa Barometer masing-masing 3.
Reksadana Indeks | Manajer Investasi | AUM Agustus 2024 | Barometer Point | Imbal Hasil 3 Bulan |
STAR Infobank 15 Kelas Utama | Surya Timur Alam Raya Asset Management | Rp31,79 miliar | 3 | 9,68% |
BNP Paribas IDX Growth30 | BNP Paribas Asset Management | Rp348,65 miliar | 3 | 7,74% |
PNM Indeks Infobank15 | PNM Investment Management | Rp5,33 miliar | 3 | 9,36% |
Avrist IDX30 | Avrist Asset Management | Rp152,43 miliar | 3 | 8,65% |
Principal Index IDX30 Kelas O | Principal Asset Management | Rp59,08 miliar | 3 | 8,54% |
Sumber : Tim Analis Bareksa, kinerja per 4/10/2024
Beli BNP Paribas IDX Growth30 di Sini
Kinerja moncer juga dicatatkan oleh reksadana saham, di mana dalam 3 bulan terakhir mampu mencatatkan imbal hasil hingga 10,36%. Top 5 reksadana saham terbaik di Bareksa Barometer pada Oktober 2024 yakni Sequis Equity Maxima mencatat return 9,66% dengan Barometer Point tertinggi 5. Disusul Eastspring Investments Alpha Navigator Kelas A dengan cuan 10,36% dan Barometer Point 4,5.
Kemudian Batavia Dana Saham Optimal membukukan imbalan 10,13% dengan Barometer Point 4,5, BNP Paribas Pesona Syariah mencatat kenaikan 8,81% dan Sucorinvest Sustainability cuan 10,62% dalam 3 bulan terakhir dengan Barometer Point masing-masing 4. Sequis Equity Maxima, Batavia Dana Saham Optimal dan BNP Paribas Pesona Syariah merupakan pendatang baru bulan ini.
Reksadana Saham | Manajer Investasi | AUM Agustus 2024 | Barometer Point | Imbal Hasil 3 Bulan |
Sequis Equity Maxima | Sequis Aset Manajemen | Rp267,84 miliar | 5 | 9,66% |
Eastspring Investments Alpha Navigator Kelas A | Eastspring Investments Indonesia | Rp64,19 miliar | 4,5 | 10,36% |
Batavia Dana Saham Optimal | Batavia Prosperindo Aset Manajemen | Rp277,03 miliar | 4,5 | 10,13% |
BNP Paribas Pesona Syariah | BNP Paribas Asset Management | Rp322,78 miliar | 4 | 8,81% |
Sucorinvest Sustainability Equity Fund | Sucorinvest Asset Management | Rp24,16 miliar | 4 | 10,62% |
Sumber : Tim Analis Bareksa, kinerja per 4/10/2024
Di reksadana campuran kinerja imbal hasilnya lebih cemerlang. Top 5 reksadana campuran terbaik di Bareksa Barometer pada Oktober di antaranya Setiabudi Dana Campuran dengan imbal hasil 8,45% dalam 3 bulan terakhir, dengan Barometer Point 4,5. Selanjutnya Sucorinvest Anak Pintar berhasil mencatatkan cuan 14,32% dalam 3 bulan terakhir, dengan Barometer Point 4,5.
Kemudian Trimegah Balanced Absolute Strategy Kelas A dengan return 12,73%, Sequis Balance Ultima imbalan 6,76% dan Sucorinvest Citra Dana Berimbang imbal hasil 12,02% dangan Barometer Point masing-masing 4. Trimegah Balanced Absolute Strategy Kelas A, Sequis Balance Ultima dan Sucorinvest Citra Dana Berimbang merupakan pendatang baru di daftar top 5 Bareksa Barometer bulan ini.
Reksadana Campuran | Manajer Investasi | AUM Agustus 2024 | Barometer Point | Imbal Hasil 3 Bulan |
Setiabudi Dana Campuran | Setiabudi Investment Management | Rp71,27 miliar | 4,5 | 8,45% |
Sucorinvest Anak Pintar | sucorinvest Asset Management | Rp184,73 miliar | 4,5 | 14,32% |
Trimegah Balanced Absolute Strategy Kelas A | Trimegah Asset Management | Rp257,64 miliar | 4 | 12,73% |
Sequis Balance Ultima | Sequis Aset Manajemen | Rp105,05 miliar | 4 | 6,76% |
Sucorinvest Citra Dana Berimbang | Sucorinvest Asset Management | Rp164,65 miliar | 4 | 12,02% |
Sumber : Tim Analis Bareksa, kinerja per 4/10/2024
Meskipun kinerja reksadana berbasis saham yakni reksadana saham, reksadana indeks dan reksadana campuran mencorong dalam beberapa waktu terakhir, namun kinerja reksadana yang lebih stabil seperti reksadana pendapatan tetap dan reksadana pasar uang juga tidak kalah menarik. Kedua jenis reksadana ini bisa dijadikan alternatif diversifikasi investasi saat pasar sedang fluktuatif seperti saat ini. Sepekan terakhir hingga 4 Oktober, IHSG minus 2,61% jadi 7.496,09, atau di bawah level psikologis 7.500.
Top 5 reksadana pendapatan tetap terbaik di Bareksa Barometer pada Oktober 2024 di antaranya Trimegah Dana Tetap Syariah dengan imbal hasil 7,83% setahun terakhir dengan Barometer Point 4,5. Kemudian I-Hajj Syariah Fund dan Trimegah Dana Obligasi Nusantara dengan imbalan masing-masing 6,9% dan 6,62%, serta Barometer Point masing-masing 4. Selanjutnya Bahana Obligasi Ganesha Kelas G dan Allianz Fixed Income Fund masing-masing cuan 5,69% dan 8,22% setahun, dengan Barometer Poing masing-masing 3,5.
I-Hajj Syariah Fund, Trimegah Dana Obligasi Nusantara dan Bahana Obligasi Ganesha Kelas G merupakan pendatang baru dalam daftar Top 5 Bareksa Barometer bulan ini.
Reksadana Pendapatan Tetap | Manajer Investasi | AUM Agustus 2024 | Barometer Point | Imbal Hasil 1 Tahun |
Trimegah Dana Tetap Syariah | Trimegah Asset Management | 380,241,500,271.52 | 4.50 | 7,83% |
I-Hajj Syariah Fund | Insight Investments Management | 1,639,864,188,116.25 | 4.00 | 6,9% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | Trimegah Asset Management | 14,883,683,423.16 | 4.00 | 6,62% |
Bahana Obligasi Ganesha Kelas G | Bahana TCW Investment Management | 109,553,901,447.59 | 3.50 | 5,69% |
Allianz Fixed Income Fund 2 | Allianz Global Investors Asset Management Indonesia | 82,539,816,215.63 | 3.50 | 8,22% |
Sumber : Tim Analis Bareksa, kinerja per 4/10/2024
Beli Trimegah Dana Tetap Syariah di Sini
Beli Trimegah Dana Obligasi Nusantara di Sini
Beli I-Hajj Syariah Fund di Sini
Beli Allianz Fixed Income Fund 2 di Sini
Reksadana pasar uang terbaik penghuni Top 5 Bareksa Barometer pada Oktober 2024 juga kinerjanya tak kalah menarik. Insight Money dan Capita Money Market Fund mencatatkan cuan 6,11% dan 5,93% setahun dengan Barometer Point masing-masing 5. Kemudian Mega Dana Kas dan Setiabudi Dana Pasar Uang membukukan imbalan 5,67% dan 5,36% dengan Barometer Point masing-masing 4,5. Serta KISI Money Market Fund cuan 5,44% dan Barometer Point 4, serta merupakan pendatang baru dalam daftar top 5 Bareksa Barometer bulan ini.
Reksadana Pasar Uang | Manajer Investasi | AUM Agustus 2024 | Barometer Point | Imbal Hasil 1 Tahun |
Insight Money | Insight Investments Management | Rp746,27 miliar | 5 | 6,11% |
Capital Money Market Fund | Capital Asset Management | Rp882,14 miliar | 5 | 5,93% |
Mega Dana Kas | Mega Asset Management | Rp485,31 miliar | 4,5 | 5,67% |
Setiabudi Dana Pasar Uang | Setiabudi Investment Management | Rp770,4 miliar | 4,5 | 5,36% |
KISI Money Market Fund | KISI Asset Management | Rp1,08 triliun | 4 | 5,44% |
Sumber : Tim Analis Bareksa, kinerja per 4/10/2024
Beli Capital Money Market Fund di Sini
Beli KISI Money Market di Sini
Bareksa Barometer yang biasa dijadikan acuan oleh investor dalam berinvestasi reksadana jadi makin paten, seiring pembaruan metodologinya. Dengan inovasi ini, investor jadi punya panduan lebih mantap guna mencapai target investasinya dalam meraih cuan. Menurut Tim Analis Bareksa, inovasi terbaru Bareksa Barometer ialah dari sisi penilaian kinerja reksadana berdasarkan jangka waktunya.
Jika sebelumnya jangka waktu yang dinilai hanya 4 periode yakni 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 1 tahun dengan bobot masing-masing 25%, kini ditambah menjadi 5 periode yakni 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan dan 1 tahun dengan bobot penilaian masing-masing 20%. Metode baru ini semakin meningkatkan kualitas penilaian Bareksa Barometer. Karena itu penilaian atas kinerja suatu produk reksadana jadi semakin maksimal dan handal.
Periode | 1 tahun | 9 bulan | 6 bulan | 3 bulan | 1 bulan |
---|---|---|---|---|---|
Bobot | 20% | 20% | 20% | 20% | 20% |
Sumber : Tim Analis Bareksa
Selain itu, dari sisi benchmark atau acuan atas kinerja produk reksadana, Bareksa Barometer kini hanya mengacu pada kinerja 8 Indeks Reksadana Bareksa. Sebelumnya, penilaian juga menyertakan indeks LQ45 untuk reksadana konvensional dan Jakarta Islamic Index (JII) untuk reksadana syariah.
Ini karena Bareksa Fund Index mengukur kinerja rata-rata seluruh produk reksadana yang ada di Indonesia dari per jenis reksadana, yakni reksadana saham, campuran, pendapatan tetap dan pasar uang.
Kini penilaian kinerja suatu produk reksadana saham konvensional akan mengacu pada Indeks Reksadana Saham Bareksa dan reksadana saham syariah akan dibandingkan dengan Indeks Reksadana Saham Syariah Bareksa.
Demikian juga penilaian kinerja produk reksadana pendapatan tetap konvensional akan mengacu pada Indeks Reksadana Pendapatan Tetap Bareksa dan reksadana pendapatan tetap syariah mengacu pada Indeks Reksadana Pendapatan Tetap Syariah Bareksa.
Sebelumnya, inovasi juga telah dilakukan Bareksa Barometer. Yakni Tim Analis Bareksa memaksimalkan penilaian Bareksa Barometer dari sisi momentum pergerakan pasar. Model ini dipilih karena Tim Analis Bareksa mempertimbangkan beberapa peristiwa penting yang sangat berdampak ke pasar modal.
Di antaranya beberapa kasus di industri pasar modal, pandemi Covid-19, hingga ancaman resesi global akibat kenaikan agresif suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS). Akibat beberapa peristiwa itu, pergerakan pasar saham dan obligasi menjadi sangat fluktuatif dan bergejolak, sehingga membuat investor ragu untuk berinvestasi ke aset yang lebih berisiko atau produk selain reksadana pasar uang.
Padahal, dengan strategi dan momentum yang tepat, dinamika pasar itu justru bisa dimanfaatkan untuk meraih cuan optimal. Karena itulah, Tim Analis Bareksa menyesuaikan model penilaian Bareksa Barometer guna menangkap peluang tersebut.
Meski begitu, penilaian dari sisi tata kelola yang baik (GCG) tidak mengalami perubahan dalam metode penilaian Bareksa Barometer.
(Romainah/Ariyanto Dipo Sucahyo/Sigma Kinasih/Christian Halim/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.