Bareksa.com - Prospek reksadana obligasi negara sedang menyala. Sebab menurut catatan Bank Indonesia (BI), data transaksi 5 - 8 Agustus 2024, investor asing memborong Surat Berharga Negara (SBN) Rp2,24 triliun sehingga mendorong yield (imbal hasil) SBN acuan tenor 10 tahun turun menjadi 6,78% pada 9 Agustus. Aksi beli asing berlanjut setelah sebelumnya pada 29 Juli – 1 Agustus 2024, mencatatkan net buy Rp5,77 triliun di pasar SBN.
Menurut data CNBC Indonesia, yield SBN 10 tahun di level 6.77% pada Rabu pagi (14/8) pukul 08.57 WIB. Melemahnya yield menandakan pasar SBN sedang bergairah dan investor terus memburu instrumen surat utang pemerintah tersebut. Positifnya pasar SBN didorong beberapa sentimen. Di antaranya menguatnya keyakinan pasar atas prospek pemangkasan suku bunga Amerika Serikat (AS) Fed Rate pada rapat September. Prediksi pemotongan naik dari 0,25% menjadi 0,5% dari level saat ini 5,25-5,5%, sehingga bisa terpangkas jadi 5%.
Prediksi itu mempertimbangkan pelemahan ekonomi Negara Paman Sam sehingga butuh aksi cepat bank sentral pimpinan Jerome Powell untuk melonggarkan kebijakan moneternya. Tim Analis Bareksa menilai, kondisi ini bisa jadi peluang untuk berinvestasi di reksadana berbasis SBN. Sebab, suku bunga turun umumnya mendorong turunnya indeks dolar AS dan yield obligasi, termasuk SBN.
Rekomendasi Reksadana Obligasi Negara
Reksadana | 1 Bulan (%) | 1 Tahun (%) | 5 Tahun (%) | Dana Kelolaan |
Reksa Dana Allianz Fixed Income Fund 2 | 1,65% | 3,08% | 34,78% | Rp80 miliar |
Bahana Obligasi Kehati Lestari Kelas G | 1,59% | 1,39% | 28,06% | Rp198 miliar |
Syailendra Fixed Income Fund Kelas A | 1,43% | 1,72% | 30,32% | Rp100 miliar |
Avrist Prime Bond Fund | 1,51% | 1,82% | 29,42% | Rp142 miliar |
Manulife Obligasi Negara II Kelas A | 1,57% | 1,28% | 33,3% | Rp2,5 triliun |
Sumber : Tim Analis Bareksa, data per 13/8/2024
Beli Allianz Fixed Income Fund 2 di Sini
Beli Manulife Obligasi Negara Indonesia II di Sini
Beberapa produk reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi negara yang bisa dipertimbangkan investor di antaranya Allianz Fixed Income Fund 2 yang mencatat imbal hasil 1,65% sebulan terakhir (per 13/8/2024). Kemudian Bahana Obligasi Kehati Lestari Kelas G dengan cuan 1,59%, Syailendra Fixed Income Fund Kelas A return 1,43%, Avrist Prime Bond Fund imbalannya 1,51%, serta Manulife Obligasi Negara II Kelas A dengan keuntungan 1,57% sebulan terakhir.
Tampak kinerja reksadana berbasis SBN mulai bergairah sebulan terakhir, sementara kinerja setahun kurang menggembirakan. Hal ini seiring pasar SBN yang kurang moncer di periode yang sama. Sepanjang semester I 2024 saja, asing tercatat jual bersih (net sell) di SBN Rp36,46 triliun. Meskipun beberapa pekan terakhir asing mulai mencatatkan net buy, namun sejak awal tahun hingga 8 Agustus 2024 (YTD) atau dalam periode sekitar 7 bulan terakhir, asing masih net sell Rp2,75 triliun di pasar SBN. Pasar SBN tertekan salah satunya akibat tren suku bunga tinggi.
Karena itu, mulai mencorongnya pasar SBN akhir-akhir ini bisa dimanfaatkan investor untuk akumulasi di reksadana Obligasi Negara guna mengerek hasil investasinya, seiring prospeknya yang cerah jelang pemangkasan suku bunga pada akhir 2024. Tim Analis Bareksa memprediksi yield SBN acuan tenor 10 tahun bisa semakin turun ke level 6,2% pada tahun ini, seiring tren pemangkasan suku bunga global. BI diprediksi akan menurunkan suku bunga 0,5% menjadi 5,75% dari level saat ini 6,25% hingga akhir 2024.
Meski begitu, Tim Analis Bareksa menyarankan investor tetap mempertahankan investasinya di reksadana berbasis obligasi korporasi karena kinerja yang cenderung lebih stabil ketimbang yang berbasis SBN. Langkah itu untuk menjaga keranjang investasi yang dimiliki investor mencatat kinerja agar sesuai ekspektasi.
Reksadana | 1 Bulan (%) | 3 Bulan (%) | 1 Tahun (%) | Dana Kelolaan |
Insight Renewable Energy Fund | 0,58% | 1,7% | 7,05% | Rp821 miliar |
Capital Fixed Income Fund | 0,58% | 1,67% | 7% | Rp1,67 triliun |
I-Hajj Syariah Fund | 0,6% | 1,73% | 6,18% | Rp1,4 triliun |
Capital Sharia Fixed Income | 0,64% | 1,68% | 6,17% | Rp34,5 miliar |
STAR Stable Amanah Sukuk | 0,79% | 1,66% | - | Rp201,3 miliar |
Sumber : Tim Analis Bareksa, data per 13/8/2024
Beberapa produk reksadana berbasis obligasi korporasi yang bisa dipertimbangkan investor yakni Insight Renewable Energy Fund dengan cuan 7,05%, Capital Fixed Income Fund yang mencatat return 7% setahun terakhir, I-Hajj Syariah Fund 6,18% dan Capital Sharia Fixed Income dengan imbal hasil 6,17%. Adapun STAR Stable Amanah Sukuk yang belum berusia setahun, kinerja sepanjang tahun berjalan hingga 13 Agustus 2024, atau hampir 7,5 bulan terakhir melesat 4,69%.
Beli Capital Fixed Income di Sini
Beli Insight Renewable Energy Fund di Sini
Beli Capital Sharia Fixed Income di Sini
Beli I-Hajj Syariah Fund di Sini
Beli STAR Stable Amanah Sukuk di Sini
(Ni Putu Kurniasari/Sigma Kinasih/Christian Halim/Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.