Bareksa.com - Bareksa Barometer, kembali ramai pendatang baru pada Agustus 2024, berdasarkan kinerja historis Juli. Salah satu benchmark daftar reksadana terbaik Tanah Air itu mencatat 9 pendatang baru, yang mayoritas di jenis reksadana berbasis saham. Kondisi itu seiring sumringahnya kinerja pasar saham Tanah Air sepanjang bulan lalu, setelah pada Juni tertekan.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melaju kencang sepanjang bulan Juli 2024. Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG naik 2,72% di level 7.255,76 pada Rabu (31/7), dari sebelumnya posisi akhir Juni di 7.063,58. Seiring bergairahnya pasar saham, daftar reksadana dengan skor Baromoter Point tertinggi untuk reksadana berbasis saham banyak perubahan dibandingkan bulan sebelumnya.
Tercatat dalam top 5 reksadana saham unggulan Bareksa Barometer pada Agustus 2024 punya empat pendatang baru. Yakni Sucorinvest Sustainability Equity Fund di peringkat pertama dengan Baremoter Point 5 atau merupakan skor tertinggi. Reksadana yang memiliki dana kelolaan Rp15,7 miliar pada Juni 2024 itu mencatatkan cuan 8,82% setahun terakhir (per 2/8/2024).
Kemudian BNP Paribas Pesona Syariah di urutan kedua dengan skor Barometer Point dan return 12,82% dalam 3 tahun terakhir. Eastspring Investments Alpha Navigator Kelas A berada di urutan ketiga dengan imbal hasil 16,1% dalam 3 tahun dan Batavia Dana Saham Optimal cuan 14,23% di periode yang sama. PNM Indeks Infobank15, jadi satu-satunya pendatang baru dalam daftar 5 reksadana indeks unggulan Bareksa Barometer bulan ini. Reksadana yang mencatat Barometer Point 3 itu mencatatkan imbal hasil 5,86% setahun terakhir.
Kemudian untuk daftar reksadana terbaik reksadana campuran pada Juli 2024, atau rekomendasi Bareksa Barometer pada Agustus mendapatkan 1 pendatang baru yakni Schroder Dana Terpadu II dengan Barometer Point 3,5, dengan kinerja imbal hasil 0,09% setahun terakhir.
Selanjutnya dua reksadana pendatang baru dalam daftar top 5 reksadana pendapatan tetap unggulan Bareksa Barometer per Agustus 2024 yaitu Allianz Fixed Income Fund 2 dan BNP Paribas Prima II Kelas RK1. Kedua reksadana tersebut sama-sama mencatat Barometer Point 3,5 dengan imbal hasil masing-masing 2,36% dan 2,1% setahun terakhir. Adapun dalam daftar reksadana pasar uang terbaik pada Juli 2024 dan rekomendasi Agustus tidak ada perubahan dibandingkan bulan sebelumnya.
Dalam Bareksa Barometer bulan ini, skor tertinggi yakni 5 juga diraih Trimegah Dana Tetap Syariah yang berada di urutan 1 daftar top 5 reksadana pendapatan tetap unggulan dengan imbal hasil 5,03% setahun terakhir. Kemudian, Setiabudi Dana Campuran juga meraih skor serupa dan juga menempati nomor 1 dalam daftar top 5 reksadana campuran unggulan dengan return 6,18% setahun.
Dalam daftar reksadana pasar uang terbaik, 2 reksadana di antaranya meraih skor 5 yang berada di posisi pertama dan kedua, yakni Insight Money dan Capital Money Market Fund dengan imbal hasil masing-masing 5,96% dan 5,95% setahun terakhir. Daftar reksadana terbaik selengkapnya yang meraih skor Bareksa Barometer tertinggi pada Juli 2024 dan rekomendasi Agustus ialah sebagai berikut:
Reksadana Saham | Manajer Investasi | AUM Juni 2024 | Barometer Point | Imbal Hasil 3 Tahun |
Sucorinvest Sustainability Equity Fund* | Sucorinvest Asset Management | Rp15,7 miliar | 5 | 8,82% |
BNP Paribas Pesona Syariah | BNP Paribas Asset Management | Rp367,76 miliar | 4,5 | 12,82% |
Eastspring Investments Alpha Navigator Kelas A | Eastspring Investments Indonesia | Rp88,28 miliar | 4,5 | 16,1% |
Batavia Dana Saham Optimal | Batavia Prosperindo Aset Manajemen | Rp378,59 miliar | 4,5 | 14,23% |
Batavia Dana Saham | Batavia Prosperindo Aset Manajemen | Rp1,95 triliun | 4 | 14,59% |
Sumber : Tim Analis Bareksa, *imbal hasil 1 tahun, kinerja per 2/8/2024
Reksadana Indeks | Manajer Investasi | AUM Juni 2024 | Barometer Point | Imbal Hasil 1 Tahun |
PNM Indeks Infobank15 | PNM Investment Management | Rp20,56 miliar | 3 | 5,86% |
STAR Infobank 15 Kelas Utama | Surya Timur Alam Raya Asset Management | Rp28,06 miliar | 3 | 6,24% |
Mandiri Indeks FTSE Indonesia ESG Kelas A | Mandiri Manajemen Investasi | Rp106,71 miliar | 3 | -4,11% |
UOBAM Indeks Bisnis-27 | UOB Asset Management Indonesia | Rp36,1 miliar | 3 | -4,16% |
BNP Paribas IDX Growth30 | BNP Paribas Asset Management | Rp425,89 miliar | 3 | -1,53% |
Sumber : Tim Analis Bareksa, kinerja per 2/8/2024
Beli BNP Paribas IDX Growth30 di Sini
Beli Mandiri Indeks FTSE ESG di Sini
Reksadana Campuran | Manajer Investasi | AUM Juni 2024 | Barometer Point | Imbal Hasil 1 Tahun |
Setiabudi Dana Campuran | Setiabudi Investment Management | Rp64,45 miliar | 5 | 6,18% |
Syailendra Balanced Opportunity Fund Kelas A | Syailendra Capital | Rp80,61 miliar | 4,5 | 5,38% |
Capital Balanced Growth | Capital Asset Management | Rp11,43 miliar | 4 | 3,97% |
Schroder Dana Terpadu II | Schroder Investment Management Indonesia | Rp753,05 miliar | 3,5 | 0,09% |
TRAM Alpha | Trimegah Asset Management | Rp112,67 miliar | 3,5 | 0,9% |
Sumber : Tim Analis Bareksa, kinerja per 2/8/2024
Beli Schroder Dana Terpadu II di Sini
Beli Capital Balanced Growth di Sini
Reksadana Pendapatan Tetap | Manajer Investasi | AUM Juni 2024 | Barometer Point | Imbal Hasil 1 Tahun |
Trimegah Dana Tetap Syariah | Trimegah Asset Management | Rp238,15 miliar | 5 | 5,03% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | Trimegah Asset Management | Rp11,4 miliar | 4,5 | 4,6% |
I-Hajj Syariah Fund | Insight Investments Management | Rp1,29 triliun | 4 | 6,14% |
Allianz Fixed Income Fund 2 | Allianz Global Investors Asset Management Indonesia | Rp80,7 miliar | 3,5 | 2,36% |
BNP Paribas Prima II Kelas RK1 | BNP Paribas Asset Management | Rp586,48 miliar | 3,5 | 2,1% |
Sumber : Tim Analis Bareksa, kinerja per 2/8/2024
Beli Allianz Fixed Income Fund 2 di Sini
Beli BNP Paribas Prima II di Sini
Beli I-Hajj Syariah Fund di Sini
Beli Trimegah Dana Obligasi Nusantara di Sini
Beli Trimegah Dana Tetap Syariah di Sini
Reksadana Pasar Uang | Manajer Investasi | AUM Juni 2024 | Barometer Point | Imbal Hasil 1 Tahun |
Insight Money | Insight Investments Management | Rp354,63 miliar | 5 | 5,96% |
Capital Money Market Fund | Capital Asset Management | Rp837,92 miliar | 5 | 5,95% |
Mega Dana Kas | Mega Asset Management | Rp376,41 miliar | 4,5 | 5,49% |
Setiabudi Dana Pasar Uang | Setiabudi Investment Management | Rp858,77 miliar | 4,5 | 5,26% |
Shinhan Money Market Fund | Shinhan Asset Management Indonesia | Rp640,42 miliar | 4 | 5,32% |
Sumber : Tim Analis Bareksa, kinerja per 2/8/2024
Beli Capital Money Market Fund di Sini
Beli Shinhan Money Market di Sini
Bareksa Barometer yang biasa dijadikan acuan oleh investor dalam berinvestasi reksadana jadi makin paten, seiring pembaruan metodologinya. Dengan inovasi ini, investor jadi punya panduan lebih mantap guna mencapai target investasinya dalam meraih cuan. Menurut Tim Analis Bareksa, inovasi terbaru Bareksa Barometer ialah dari sisi penilaian kinerja reksadana berdasarkan jangka waktunya.
Jika sebelumnya jangka waktu yang dinilai hanya 4 periode yakni 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 1 tahun dengan bobot masing-masing 25%, kini ditambah menjadi 5 periode yakni 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan dan 1 tahun dengan bobot penilaian masing-masing 20%. Metode baru ini semakin meningkatkan kualitas penilaian Bareksa Barometer. Karena itu penilaian atas kinerja suatu produk reksadana jadi semakin maksimal dan handal.
Periode | 1 tahun | 9 bulan | 6 bulan | 3 bulan | 1 bulan |
---|---|---|---|---|---|
Bobot | 20% | 20% | 20% | 20% | 20% |
Sumber : Tim Analis Bareksa
Selain itu, dari sisi benchmark atau acuan atas kinerja produk reksadana, Bareksa Barometer kini hanya mengacu pada kinerja 8 Indeks Reksadana Bareksa. Sebelumnya, penilaian juga menyertakan indeks LQ45 untuk reksadana konvensional dan Jakarta Islamic Index (JII) untuk reksadana syariah.
Ini karena Bareksa Fund Index mengukur kinerja rata-rata seluruh produk reksadana yang ada di Indonesia dari per jenis reksadana, yakni reksadana saham, campuran, pendapatan tetap dan pasar uang.
Kini penilaian kinerja suatu produk reksadana saham konvensional akan mengacu pada Indeks Reksadana Saham Bareksa dan reksadana saham syariah akan dibandingkan dengan Indeks Reksadana Saham Syariah Bareksa.
Demikian juga penilaian kinerja produk reksadana pendapatan tetap konvensional akan mengacu pada Indeks Reksadana Pendapatan Tetap Bareksa dan reksadana pendapatan tetap syariah mengacu pada Indeks Reksadana Pendapatan Tetap Syariah Bareksa.
Sebelumnya, inovasi juga telah dilakukan Bareksa Barometer. Yakni Tim Analis Bareksa memaksimalkan penilaian Bareksa Barometer dari sisi momentum pergerakan pasar. Model ini dipilih karena Tim Analis Bareksa mempertimbangkan beberapa peristiwa penting yang sangat berdampak ke pasar modal.
Di antaranya beberapa kasus di industri pasar modal, pandemi Covid-19, hingga ancaman resesi global akibat kenaikan agresif suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS). Akibat beberapa peristiwa itu, pergerakan pasar saham dan obligasi menjadi sangat fluktuatif dan bergejolak, sehingga membuat investor ragu untuk berinvestasi ke aset yang lebih berisiko atau produk selain reksadana pasar uang.
Padahal, dengan strategi dan momentum yang tepat, dinamika pasar itu justru bisa dimanfaatkan untuk meraih cuan optimal. Karena itulah, Tim Analis Bareksa menyesuaikan model penilaian Bareksa Barometer guna menangkap peluang tersebut.
Meski begitu, penilaian dari sisi tata kelola yang baik (GCG) tidak mengalami perubahan dalam metode penilaian Bareksa Barometer.
(Romainah/Ariyanto Dipo Sucahyo/Sigma Kinasih/Christian Halim/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.