Bareksa.com - Bareksa Barometer punya banyak pendatang baru untuk kinerja sepanjang Juni atau jelang awal Juli 2024 ini. Hal itu seiring dinamika pasar sepanjang bulan terakhir semester I 2024, sejalan dengan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan yang fluktuatif. Gejolak pasar modal Tanah Air itu senada dengan pasar global, akibat rencana pemangkasan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) yang masih ambyar.
Tercatat ada 10 reksadana pendatang baru di Bareksa Barometer pada awal Juli ini, dibandingkan bulan sebelumnya. Jumlah pendatang baru terbanyak di daftar top 5 reksadana pendapatan tetap unggulan dengan 3 pendatang baru. Kemudian, masing-masing 2 produk baru di daftar 5 reksadana indeks unggulan, reksadana saham unggulan dan reksadana campuran, serta 1 pendatang baru di reksadana pasar uang.
Menariknya banyaknya jumlah pendatang baru di Bareksa Barometer kinerjanya ternyata sama unggul dengan produk lama, Kompetitifnya performa reksadana tersebut, menurut Tim Analis Bareksa, utamanya dicatatkan untuk jenis reksadana pendapatan tetap. Sebab portofolio investasinya di obligasi mempunyai kupon atau imbal hasil tinggi, seiring tren suku bunga tinggi saat ini.
Daftar pendatang baru di reksadana pendapatan tetap unggulan bulan Juli ini yakni Insight Renewable Energy Fund, I-Hajj Syariah Fund dan Trimegah Dana Obligasi Nusantara. Setahun terakhir (per 2/7/2024), Insight Renewable membukukan cuan 7,29%, I-Hajj Syariah imbal hasilnya 6,24% dan Trimegah Dana Obligasi 3,62%. Menurut lembar fakta reksadana (fund fact sheet) per Mei 2024, portofolio investasi Insight Renewable Energy Fund mayoritas didominasi obligasi korporasi, yakni :
- Obligasi PT Aneka Gas Industri Tbk (AGII02ACN4)
- Deposito PT Bank Bukopin Syariah Tbk
- Obligasi PT Barito Pacific Tbk (BRPT03BCN2)
- Obligasi PT Bukit Makmur Mandiri Utama Tbk (BOLD01B)
- Obligasi PT Lontar Papyrus Pulp & Paper Industri (LPPI02BCN2)
- Obligasi PT Medco Power Indonesia (SWMEDP01BCN3)
- Obligasi PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA04BCN4)
- Obligasi PT Pulp & Paper Mills (OPPM01BCN1)
- Obligasi PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills (SMPIDL02B)
- Obligasi PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP04BCN1).
Adapun portofolio investasi I-Hajj Syariah Fund yakni:
- Obligasi PT Aneka Gas Industri Tbk (SIAGII02ACN5)
- Deposito PT Panin Dubai Syariah Tbk
- Obligasi PT Medco Power Indonesia (SWMEDP01BCN3)
- Obligasi PT OKI Pulp & Paper Mills (SMOPPM01ACN1)
- Obligasi PT OKI Pulp & Paper Mills (SMOPPM01BCN2)
- Obligasi PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills (SMPIDL01C27)
- Obligasi PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills (SMPIDL02B)
- Obligasi PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP04BCN1)
- Obligasi PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (SMINKP03BCN3)
- Obligasi PT Sampoerna Agro Tbk (SISGRO01BCN2)
Reksadana Pendapatan Tetap | Manajer Investasi | AUM Juni 2024 | Barometer Point | Imbal Hasil 1 Tahun |
Trimegah Dana Tetap Syariah | Trimegah Asset Management | Rp238,15 miliar | 5 | 4,77% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | Trimegah Asset Management | Rp11,4 miliar | 4,5 | 3,62% |
Capital Fixed Income Fund | Capital Asset Management | Rp1,52 triliun | 4,5 | 7,01% |
I-Hajj Syariah Fund | Insight Investments Management | Rp1,29 triliun | 4,5 | 6,24% |
Insight Renewable Energy Fund | Insight Investments Management | Rp563,9 miliar | 4,5 | 7,29% |
Sumber : Tim Analis Bareksa, kinerja per 2 Juli 2024
Beli Trimegah Dana Tetap Syariah di Sini
Beli Trimegah Dana Obligasi Nusantara di Sini
Beli Capital Fixed Income Fund di Sini
Beli I-Hajj Syariah Fund di Sini
Dalam daftar top 5 reksadana indeks unggulan Bareksa Barometer bulan ini tercatat ada 2 pendatang baru, yakni UOBAM Indeks Bisnis-27 dan STAR Infobank 15 Kelas Utama dengan kinerja masing-masing cuan 5,01% dan 5,01% sebulan terakhir. Kinerja reksadana indeks dalam daftar unggulan mencorong beberapa waktu terakhir seiring mulai bergairahnya pasar saham Tanah Air.
Reksadana Indeks | Manajer Investasi | AUM Juni 2024 | Barometer Point | Imbal hasil 1 Bulan |
BNP Paribas IDX Growth30 | BNP Paribas Asset Management | Rp425,89 miliar | 3 | 4,27% |
Trimegah FTSE Indonesia Low Volatility Factor Index | Trimegah Asset Management | Rp69,99 miliar | 3 | 4,44% |
UOBAM Indeks Bisnis-27 | UOB Asset Management Indonesia | Rp36,1 miliar | 3 | 4,74% |
Mandiri Indeks FTSE Indonesia ESG Kelas A | Mandiri Manajemen Investasi | Rp106,71 miliar | 3 | 3,85 |
STAR Infobank 15 Kelas Utama | Surya Timur Alam Raya Asset Management | Rp28,06 miliar | 3 | 5,01% |
Sumber : Tim Analis Bareksa, kinerja per 2 Juli 2024
Beli BNP Paribas IDX Growth30 di Sini
Beli Trimegah FTSE Indonesia Low Volatilty di Sini
Beli Mandiri Indeks FTSE Indonesia ESG di Sini
Reksadana Saham | Manajer Investasi | AUM Juni 2024 | Barometer Point | Imbal Hasil 1 Bulan |
BNP Paribas Infrastruktur Plus | BNP Paribas Asset Management | Rp560,76 miliar | 4,5 | 3,03% |
Batavia Dana Saham | Batavia Prosperindo Aset Manajemen | Rp1,95 triliun | 4,5 | 2,06% |
TRAM Consumption Plus Kelas A | Trimegah Asset Management | Rp191,22 miliar | 4,5 | 1,46% |
Sequis Equity Maxima | Sequis Aset Manajemen | Rp257,17 miliar | 4 | 1,22% |
Syailendra Equity Opportunity Fund Kelas A | Syailendra Capital | Rp131,46 miliar3 | 4 | 2,71% |
Sumber : Tim Analis Bareksa, kinerja per 2 Juli 2024
Senada dengan reksadana indeks, kinerja top 5 reksadana saham unggulan Bareksa Barometer bulan ini juga mencorong untuk periode sebulan terakhir seiring mulai hijaunya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Meskipun setahun terakhir, kinerja sebagian reksadana tersebut merah akibat tertekan gejolak pasar. Pendatang baru daftar top 5 reksadana saham unggulan bulan ini yakni BNP Paribas Infrastruktur Plus dan Syailendra Equity Opportunity dengan cuan masing-masing 3,03% dan 2,71% sebulan terakhir.
Beli BNP Paribas Infrastruktur Plus di Sini
Reksadana Campuran | Manajer Investasi | AUM Juni 2024 | Barometer Point | Imbal Hasil 1 bulan |
Setiabudi Dana Campuran | Setiabudi Investment Management | Rp64,45 miliar | 4,5 | 1,91% |
Syailendra Balanced Opportunity Fund Kelas A | Syailendra Capital | Rp80,61 miliar | 4,5 | 2,69% |
TRAM Alpha | Trimegah Asset Management | Rp112,67 miliar | 4 | 0,45% |
Capital Balanced Growth | Capital Asset Management | Rp11,43 miliar | 4 | 1,12% |
Manulife Dana Campuran II | Manulife Aset Manajemen Indonesia | Rp123,61 miliar | 4 | 0,97% |
Sumber : Tim Analis Bareksa, kinerja per 2 Juli 2024
Dua pendatang baru di daftar reksadana campuran unggulan Bareksa Barometer bulan ini ialah Capital Balanced Growth dan Syailendra Balanced Opportunity Fund Kelas A yang meraih Barometer Point masing-masing 4 dan 4,5, serta imbal hasilnya masing-masing 3,52% dan 4,43% setahun terakhir, serta masing-masing 1,12% dan 2,69% sebulan terakhir.
Beli Capital Balanced Growth di Sini
Adapun pendatang baru top 5 reksadana pasar uang unggulan Bareksa Barometer bulan ini yakni Insight Money dengan imbal hasil 5,86% setahun terakhir. Selengkapnya dalam tabel berikut:
Reksadana Pasar Uang | Manajer Investasi | AUM Juni 2024 | Barometer Point | Imbal Hasil 1 Tahun |
Insight Money | Insight Investments Management | 354,639,939,727.20 | 5 | 5,88% |
Capital Money Market Fund | Capital Asset Management | 837,922,500,015.77 | 5 | 5,96% |
Mega Dana Kas | Mega Asset Management | 376,415,339,694.87 | 5 | 5,53% |
Setiabudi Dana Pasar Uang | Setiabudi Investment Management | 858,773,439,202.77 | 4,5 | 5,27% |
Shinhan Money Market Fund | Shinhan Asset Management Indonesia | 640,422,608,581.21 | 4,5 | 5,36% |
Sumber : Tim Analis Bareksa, kinerja per 2 Juli 2024
Beli Capital Money Market Fund di Sini
Beli Shinhan Money Market Fund di Sini
Apa yang Baru dari Bareksa Barometer?
Bareksa Barometer yang biasa dijadikan acuan oleh investor dalam berinvestasi reksadana jadi makin paten, seiring pembaruan metodologinya. Dengan inovasi ini, investor jadi punya panduan lebih mantap guna mencapai target investasinya dalam meraih cuan. Menurut Tim Analis Bareksa, inovasi terbaru Bareksa Barometer ialah dari sisi penilaian kinerja reksadana berdasarkan jangka waktunya.
Jika sebelumnya jangka waktu yang dinilai hanya 4 periode yakni 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 1 tahun dengan bobot masing-masing 25%, kini ditambah menjadi 5 periode yakni 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan dan 1 tahun dengan bobot penilaian masing-masing 20%. Metode baru ini semakin meningkatkan kualitas penilaian Bareksa Barometer. Karena itu penilaian atas kinerja suatu produk reksadana jadi semakin maksimal dan handal.
Periode | 1 tahun | 9 bulan | 6 bulan | 3 bulan | 1 bulan |
---|---|---|---|---|---|
Bobot | 20% | 20% | 20% | 20% | 20% |
Sumber : Tim Analis Bareksa
Selain itu, dari sisi benchmark atau acuan atas kinerja produk reksadana, Bareksa Barometer kini hanya mengacu pada kinerja 8 Indeks Reksadana Bareksa. Sebelumnya, penilaian juga menyertakan indeks LQ45 untuk reksadana konvensional dan Jakarta Islamic Index (JII) untuk reksadana syariah.
Ini karena Bareksa Fund Index mengukur kinerja rata-rata seluruh produk reksadana yang ada di Indonesia dari per jenis reksadana, yakni reksadana saham, campuran, pendapatan tetap dan pasar uang.
Kini penilaian kinerja suatu produk reksadana saham konvensional akan mengacu pada Indeks Reksadana Saham Bareksa dan reksadana saham syariah akan dibandingkan dengan Indeks Reksadana Saham Syariah Bareksa.
Demikian juga penilaian kinerja produk reksadana pendapatan tetap konvensional akan mengacu pada Indeks Reksadana Pendapatan Tetap Bareksa dan reksadana pendapatan tetap syariah mengacu pada Indeks Reksadana Pendapatan Tetap Syariah Bareksa.
Sebelumnya, inovasi juga telah dilakukan Bareksa Barometer. Yakni Tim Analis Bareksa memaksimalkan penilaian Bareksa Barometer dari sisi momentum pergerakan pasar. Model ini dipilih karena Tim Analis Bareksa mempertimbangkan beberapa peristiwa penting yang sangat berdampak ke pasar modal.
Di antaranya beberapa kasus di industri pasar modal, pandemi Covid-19, hingga ancaman resesi global akibat kenaikan agresif suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS). Akibat beberapa peristiwa itu, pergerakan pasar saham dan obligasi menjadi sangat fluktuatif dan bergejolak, sehingga membuat investor ragu untuk berinvestasi ke aset yang lebih berisiko atau produk selain reksadana pasar uang.
Padahal, dengan strategi dan momentum yang tepat, dinamika pasar itu justru bisa dimanfaatkan untuk meraih cuan optimal. Karena itulah, Tim Analis Bareksa menyesuaikan model penilaian Bareksa Barometer guna menangkap peluang tersebut.
Meski begitu, penilaian dari sisi tata kelola yang baik (GCG) tidak mengalami perubahan dalam metode penilaian Bareksa Barometer.
(Romainah/Ariyanto Dipo Sucahyo/Sigma Kinasih/Christian Halim/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.