Bareksa.com - Kinerja reksadana pendapatan tetap sepanjang enam bulan pertama di 2023 paling kinclong dibandingkan jenis reksadana lainnya. Sebab di tengah lesunya pasar saham, kinerja indeks reksadana pendapatan tetap dan indeks reksadana pendapatan tetap syariah justru mencorong.
Kinerja pasar saham Tanah Air yang tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang semester I 2023 minus 2,76% ditutup di 6.662. Kurang bergairahnya pasar saham dalam negeri, seiring gejolak pasar modal global, utamanya akibat kebijakan agresif kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve guna memerangi lonjakan inflasi Negara Paman Sam.
Senada dengan IHSG yang tertekan, kinerja indeks reksadana saham dan reksadana saham syariah di super app investasi Bareksa juga melemah. Tercatat indeks reksadana saham dan indeks reksadana saham syariah masing-masing minus 1,02% dan 4,55% di semester I 2023. Kinerja dua indeks reksadana saham tersebut turun lebih dalam dari IHSG.
Meski begitu, 6 indeks reksadana lainnya mencatatkan kinerja positif. Tertinggi dibukukan indeks reksadana pendapatan tetap syariah dengan kenaikan 3,3%. Kemudian disusul indeks reksadana pendapatan tetap 3,27%, indeks reksadana pasar uang syariah 1,68%, indeks reksadana pasar uang 1,65%, indeks reksadana campuran syariah 1,08% dan indeks reksadana campuran 0,97%.
Sumber : Bareksa
Menurut Tim Analis Bareksa, pada semester I 2023, sejumlah reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) menjadi juara dalam daftar top 10 reksadana pendapatan tetap terbaik di Bareksa.
Hal ini karena pelaku pasar meyakini jika tingkat suku bunga acuan global akan mencapai puncaknya tahun ini. Apalagi sejak awal tahun 2023, Bank Indonesia menetapkan BI 7DRRR konstan di level 5,75%.
Selain itu, kondisi makro ekonomi Indonesia terus membaik hingga semester I 2023, ditandai dengan inflasi yang terus melandai, nilai tukar rupiah yang terjaga di bawah Rp 15.500 per dolar AS, serta yield (ekspektasi imbal hasil) SBN acuan yang semakin menguat. Sejumlah hal itu mendorong kinerja pasar obligasi, terutama SBN.
Data Ekonomi | Jan 23 | Feb 23 | Mar 23 | Apr 23 | May 23 | Jun 23 |
Inflasi (% YoY) | 5.28 | 5.47 | 4.97 | 4.33 | 4 | 3.52 |
BI 7DRR Rate (%) | 5.75 | 5.75 | 5.75 | 5.75 | 5.75 | 5.75 |
Kurs Tengah BI (Rp/USD) | 15,053 | 15,274 | 15,062 | 14,751 | 14,969 | 15,026 |
Indeks Keyakinan Konsumen | 123.0 | 122.4 | 123.3 | 126.1 | 128.3 | 127.1 |
Yield Acuan Obligasi (%) | 6,7 | 6.8 | 6.8 | 6.5 | 6.4 | 6.2 |
Sumber: Bank Indonesia, BPS
Tidak hanya itu, investor asing juga terus memborong obligasi pemerintah Indonesia. Tercatat sejak akhir tahun 2022 hingga 27 Juni 2023, total arus dana asing masuk ke SBN mencapai Rp84,7 triliun. Porsi asing di SBN juga naik menjadi 15,51%. Bahkan hingga 3 Agustus 2023, inflow di SBN mencapai Rp93,62 triliun.
Di tengah cerahnya pasar SBN Tanah Air, ini 10 reksadana pendapatan tetap terbaik di semester I 2023 :
No | Reksadana Pendapatan Tetap | Imbal hasil YTD (%) | Imbal Hasil 1 Tahun (%) | Dana kelolaan (AUM) |
1 | TRAM Strategic Plus | 5,82 | 10,57 | Rp157 M |
2 | Manulife Obligasi Negara Indonesia II Kelas A | 5,68 | 10,01 | Rp2,6 T |
3 | Reksa Dana Allianz Fixed Income Fund 2 | 5,64 | 10,05 | Rp135 M |
4 | Bahana Obligasi Kehati Lestari Kelas G | 5,62 | 9,72 | Rp177 M |
5 | Reksa Dana Syariah Majoris Sukuk Negara Indonesia | 5,59 | 7,16 | Rp362 M |
6 | KISI Fixed Income Fund | 5,45 | 9,6 | Rp208 M |
7 | Syailendra Fixed Income Fund | 5,39 | 9,91 | Rp243 M |
8 | Mandiri Investa Dana Obligasi Seri II | 5,36 | 9,65 | Rp612 M |
9 | Avrist Prime Bond Fund | 5,28 | 9,96 | Rp102 M |
10 | Eastspring IDR Fixed Income Fund Kelas A | 5,14 | 9,96 | Rp131 M |
Sumber: Tim Analis Bareksa, Return NAV per 27 Juni 2023
Menurut Tim Analis Bareksa, selain karena menghasilkan kinerja moncer selama semester I 2023, daftar reksadana pendapatan tetap terbaik tersebut diseleksi berdasarkan penilaian Barometer Bareksa dengan minimal skor 3, dana kelolaan (AUM) minimal Rp50 miliar, serta penilaian GCG atau tata kelola perusahaan yang baik.
Beli Manulife Obligasi Negara Indonesia II di Sini
Beli Allianz Fixed Income di Sini
Beli Mandiri Investa Dana Obligasi Seri II di Sini
Beli Eastspring IDR Fixed Income Fund di Sini
Tim Analis Bareksa memprediksi kinerja top 10 reksadana pendapatan tetap terbaik di semester I 2023 tersebut, kemungkinan akan mengalami koreksi terbatas pada semester kedua ini. Hal itu akibat kuatnya data perekonomian AS dan kembali melemahnya rupiah, sehingga mendorong yield SBN ke atas level 6,3%.
Investor disarankan bisa kembali berinvestasi di reksadana-reksadana tersebut yang mayoritas berbasis Obligasi Negara, di saat yield acuan SBN 10 tahun menyentuh level 6,35-6,4%. Tim Analis Bareksa memproyeksi yield SBN acuan berpeluang turun ke level 5,9-6% pada awal 2024 nanti, seiring potensi pemangkasan suku bunga acuan. Tim Analis Bareksa memprediksi rata-rata imbal hasil reksadana pendapatan tetap berbasis Obligasi Negara akan berada di level 5-7% pada tahun depan.
(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.