Bareksa.com - Industri reksadana Tanah Air pada bulan Januari 2023 mendapatkan sedikit titik cerah dengan tumbuhnya nilai aktiva bersih (NAB) atau yang sering disebut sebagai dana kelolaan. Kelolaan reksadana secara industri tumbuh 0,9% sepanjang Januari 2023, dengan mayoritas jenis reksadana juga mengalami pertumbuhan.
Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), NAB reksadana mencapai Rp512,76 triliun per akhir Januari 2023. Angka tersebut sudah tumbuh Rp4,57 triliun dibandingkan Rp508 triliun per akhir Desember 2022.
Tabel Pertumbuhan Dana Kelolaan Reksadana Per Jenis
Jenis Reksadana | Dana Kelolaan (Rp Triliun) | Pertumbuhan | ||
Januari 2023 | Desember 2022 | Nilai Rp Triliun | Persentase | |
Reksadana Terproteksi | 100,22 | 98,48 | 1,74 | 1,73% |
Reksadana Saham | 110,64 | 111,44 | -0,81 | -0,73% |
Exchanged Traded Fund | 14,34 | 13,76 | 0,59 | 4,08% |
Reksadana Pendapatan Tetap | 143,34 | 140,03 | 3,30 | 2,31% |
Reksadana Global | 13,88 | 14,31 | -0,43 | -3,07% |
Reksadana Indeks | 13,37 | 13,07 | 0,29 | 2,20% |
Reksadana Campuran | 23,15 | 22,40 | 0,75 | 3,26% |
Reksadana Pasar Uang | 88,67 | 89,86 | -1,19 | -1,35% |
Reksadana Sukuk | 5,15 | 4,83 | 0,32 | 6,26% |
TOTAL | 512,76 | 508,19 | 4,57 | 0,9% |
Sumber: OJK, diolah Bareksa
Secara nilai, pertumbuhan tertinggi terjadi pada jenis reksadana pendapatan tetap yang kelolaannya naik Rp3,3 triliun atau 2,31% menjadi Rp143,34 triliun per akhir Januari 2023. Sementara itu, secara persentase pertumbuhan tertinggi terjadi pada kelolaan reksadana sukuk yang naik 6,26% menjadi Rp5,15 triliun di akhir Januari 2023.
Mayoritas jenis reksadana tumbuh dengan hanya 3 jenis yang turun dari 9 jenis reksadana tercatat di OJK. Jenis reksadana yang mengalami penurunan NAB adalah reksadana saham, reksadana global dan reksadana pasar uang.
Pertumbuhan secara bulanan ini menjadi titik terang setelah kelolaan reksadana mengalami tekanan tahun lalu. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan dana kelolaan industri reksadana pada 2022 anjlok 12,38% atau bekurang hingga Rp71,8 triliun jadi Rp508,2 triliun dibandingkan 2021 yang senilai Rp580 triliun.
Penurunan tahunan pada 2022 merupakan yang pertama kali dalam 9 tahun terakhir. Besaran dana kelolaan reksadana di 2022 juga merupakan yang terendah dalam 4 tahun terakhir, atau sejak 2018.
Baca juga Berapa Kelolaan Reksadana Akhir 2022? Ini Kinerja Pasar Modal dan Rencana OJK 2023
PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia memprediksi dana kelolaan industri reksadana bisa menembus Rp1.000 triliun dalam 3 tahun ke depan, atau meningkat dua kali lipat dibandingkan angka per Desember 2022 senilai Rp508 triliun. Prediksi itu salah satunya mempertimbangkan peran industri teknologi finansial (fintech).
M. Arief Maulana, Head of Wealth Management Mirae Asset, mengatakan dua faktor utama yang jadi pendorong pertumbuhan industri reksadana yakni, pertama, ialah inovasi teknologi informasi (IT) oleh pelaku pasar modal dengan bertumbuhnya industri fintech. Kedua, kondisi masyarakat yang semakin melek teknologi selepas pandemi.
“Dengan inovasi IT, kami meyakini target industri reksadana Rp 1.000 triliun pada 2027 akan mudah tercapai, bahkan bisa lebih cepat lagi,” ujar Arief dalam Media Day by Mirae Asset (7/2/2023).
Baca juga Peran Fintech Bisa Dorong Dana Kelolaan Reksadana Tembus Rp1.000 Triliun Lebih Cepat
OJK menargetkan dana kelolaan reksadana tumbuh jadi Rp1.000 triliun pada 2027. Sementara per akhir Januari ini, sudah ada 2267 produk reksadana yang dikelola oleh 96 manajer investasi terdaftar di OJK.
Segera Investasi di Reksadana Sekarang, Klik di Sini
(hm)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana