Bareksa.com - Kinerja dana kelolaan Sucorinvest Premium Fund memang tak ada duanya. Sebab saat dana kelolaan industri sedang tersendat, reksadana campuran kelolaan PT Sucor Asset Management ini justru membukukan dana kelolaan naik berlipat.
Sumber : Bareksa
Menurut catatan Bareksa, dana kelolaan Sucorinvest Premium pada November 2022 senilai Rp1,52 triliun. Nilai itu naik 1,57 kali lipat atau meningkat 58% dibandingkan Oktober yang senilai Rp967 miliar. Dibandingkan Desember 2021 saat itu dana kelolaannya hanya Rp36,7 miliar, maka kelolaan reksadana yang tersedia di Bareksa dengan nilai minimum pembelian Rp100 juta ini naik 42 kali lipat atau 4.130%.
Kinerja dana kelolaan Sucorinvest Premium memang luar biasa. Sebab lonjakan dana kelolaan itu dicatatkan di tengah penurunan industri. Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kinerja reksadana pada November 2022 tercatat menurun, yang tercermin dari penurunan nilai aktiva bersih (NAB) atau dana kelolaan -1,26% (MTD) jadi Rp512,17 triliun.
Tercatat net redemption atau pencairan bersih reksadana mencapai Rp9,75 triliun pada November 2022. Sepanjang tahun berjalan hingga November 2022, NAB reksadana turun 11,46% dan masih mencatatkan net redemption Rp78,35 triliun. Meski begitu, minat masyarakat untuk melakukan pembelian reksadana masih tinggi ditandai dengan nilai subscription Rp849,88 triliun.
Kira-kira apa penyebab dana kelolaan Sucorinvest Premium Fund, reksadana yang diluncurkan pada Januari 2014 itu melesat?
Tercatat dari sisi jumlah unit penyertaan, Sucorinvest Premium Fund membukukan 1,06 miliar unit pada November 2022. Jumlah itu melonjak 56,5% dibandingkan Oktober 2022 yang sebanyak 677,6 juta unit. Artinya sepanjang November 2022 ada penambahan jumlah unit penyertaan sebanyak 383 juta unit.
Dibandingkan Desember 2021 yang baru 29,67 juta unit, maka per November 2022 jumlah unit penyertaan Sucorinvest Premium Fund naik 36,5 kali lipat atau melambung 3.555%. Sepanjang tahun 2022 hingga November, ada penambahan jumlah unit penyertaan reksadana Sucorinvest Premium Fund sebanyak 1,03 miliar unit.
Menurut catatan Bareksa, Sucorinvest Premium Fund berhasil membukukan cuan 0,51% sebulan terakhir, 16,15% sepanjang tahun berjalan dan 17,17% setahun terakhir (per 12/12/2022). Dalam periode 3 tahun terakhir, imbal hasil Sucorinvest Premium Fund 49,22% dan 5 tahun terakhir 33%.
Sumber : Bareksa
Dilihat dari alokasi investasinya, pada November 2022, reksadana ini mengalokasikan 78,94% investasinya di obligasi, 18,37% di saham dan 2,69% di pasar uang. Alokasi itu sedikit berubah dibandingkan Oktober 2022 di mana 78,88% dari investasinya di obligasi, 17,18% di saham dan 3,94% di saham.
Sumber : Bareksa
Menurut fund fact sheet per November 2022, top 10 portofolio investasi reksadana Sucorinvest Premum Fund yakni Obligasi Berkelanjutan I Bussan Auto Finance Tahap V Tahun 2022 (BAFI01CN5), Obligasi Berkelanjutan IV Indomobil Finance dengan Tingkat Bunga Tetap Tahap III Tahun 2022 seri B (IMFI04BCN3), Obligasi Berkelanjutan III Indah Kiat Pulp & Paper Tahap II Tahun 2022 seri B (INKP03BCN2), dan Obligasi Berkelanjutan III Merdeka Copper Gold Tahap I Tahun 2022 seri B (MDKA03BCN1).
Kemudian Obligasi Berkelanjutan IV Mandala Multifinance Tahap IV Tahun 2021 seri B (MFIN04BCN4), Obligasi Berkelanjutan VI Sarana Multigriya Finansial Tahap I Tahun 2021 seri B (SMFP06BCN1), Obligasi Berkelanjutan VI Sarana Multigriya Finansial Tahap II Tahun 2021 (SMFP06CN2), Obligasi Berkelanjutan III Chandra Asri Petrochemical Tahap I Tahun 2020 seri B (TPIA03BCN1), Sukuk Mudharabah I Pindo Deli Pulp and Paper Mills Tahun 2022 seri B (SMPIDL01B25) dan deposito berjangka PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
Dilihat dalam daftar top 10 portofolio investasinya, 9 di antaranya Sucorinvest Premium Fund berfokus di obligasi korporasi dan 1 di deposito. Namun fund fact sheet tidak menjelaskan kepemilikan saham reksadana ini. Apalagi pada November 2022, tercatat 18,37% dana kelolaan reksadana ini ditempatkan di saham.
Prospek kinerjanya, menurut Tim Analis Bareksa, dengan melihat dengan kondisi saat ini, maka reksadana campuran bisa menjadi pilihan investasi di tengah fluktuasi yang cukup tinggi di pasar saham dan Obligasi Negara. Smart Investor bisa memanfaatkan peluang dengan cara nabung rutin tanpa perlu cemas memperhatikan momentum investasi.
Saat ini reksadana yang memiliki obligasi korporasi dalam portofolionya, seperti Sucorinvest Premium Fund memiliki posisi yang menguntungkan. Apalagi manajer investasi yang mengelola reksadana campuran juga memiliki kelonggaran untuk melakukan rotasi investasinya dari obligasi korporasi ke saham.
Dengan mempertimbangkan hal tersebut, maka kinerja reksadana campuran diprediksi masih akan atraktif hingga semester I 2023, seiring manajer investasi berpeluang mampu menentukan titik harga rendah yang bagus di suatu saham, untuk masuk berinvestasi.
Untuk diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.