Bareksa.com - Waspada dan kehati-hatian dalam berinvestasi idealnya dilakukan oleh setiap investor termasuk investor pemula. Makanya, investor tetap perlu untuk fokus pada rencana jangka panjang tapi juga bisa menjaga likuiditas yang cukup untuk jangka pendek.
Nah, reksadana pasar uang dapat kamu mempertimbangkan untuk investasi jangka pendek. Berikut ulasan mengenai reksadana pasar uang.
Melansir laman resmi Schroders, reksadana pasar uang adalah reksadana yang dana kelolaannya diinvestasikan seluruhnya di instrumen pasar uang, deposito berjangka atau obligasi yang diterbitkan dengan jangka waktu 1 tahun atau obligasi yang sisa jatuh temponya kurang dari 1 tahun.
Obligasi dimaksud misalnya, deposito berjangka, sertifikat deposito (negotiable certificates of deposit), surat berharga pasar uang, surat pengakuan utang, sertifikat Bank Indonesia, surat berharga komersial (commercial paper) yang telah diperingkat oleh perusahaan pemeringkat efek, obligasi yang jatuh temponya kurang dari 1 (satu) tahun dan instrumen pasar uang lainnya.
Umumnya, reksadana pasar uang memberikan potensi pengembalian investasi yang lebih tinggi dari deposito dan tabungan.
Berikut sejumlah manfaat dan risiko dalam berinvestasi di reksadana pasar uang :
1. Investasi yang terjangkau, bisa dimulai dengan Rp50.000 bahkan Rp10.000.
2. Potensi keuntungan yang lebih tinggi dari tabungan atau deposito.
3. Pengelolaan profesional oleh manajer investasi yang memiliki keahlian dan pengalaman.
4. Efisiensi waktu karena tidak perlu melakukan analisa investasi dan administrasi.
5. Diversifikasi, karena diinvestasikan ke berbagai jenis instrumen.
6. Keuntungan perpajakan, pengembalian investasi reksadana bukan merupakan objek pajak.
7. Likuid, dapat dicairkan sewaktu-waktu pada hari bursa.
8. Transparan, karena perkembangan NAB dan data kepemilikan mudah dimonitor setiap saat.
Seperti halnya berinvestasi pada instrumen investasi apapun, reksadana pasar uang juga memiliki risiko. Risiko investasi reksadana pasar uang dimaksud:
1. Risiko penurunan nilai aktiva bersih (NAB) antara lain karena turunnya harga efek portofolio, perubahan tingkat suku bunga yang mengakibatkan fluktuasi pengembalian instrumen pasar uang, wanprestasi dari bank atau penerbit surat berharga, serta force majeur.
2. Risiko ekonomi dan politik.
3. Risiko likuiditas.
4. Risiko perubahan peraturan.
5. Risiko pembubaran dan likuidasi.
Baca juga Saya Investor Agresif, Tapi Kenapa Robo Advisor Tidak Sarankan Reksadana Saham?
Sumber : Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report August 2022
Reksadana pasar uang dinilai sangat sesuai untuk investor pemula yang ingin berinvestasi di reksadana. Alasannya karena belum memiliki pengalaman dan pengetahuan investasi pasar modal dan yang baru saja beralih dari produk tabungan atau deposito.
Sementara bagi yang memiliki profil risiko konservatif atau yang memiliki tujuan investasi jangka pendek, bisa mempertimbangkan reksadana pasar uang.
Reksadana pasar uang juga dinilai sering dijadikan sebagai pilihan investasi oleh investor dengan profil risiko yang lebih tinggi. Yakni sebagai diversifikasi portofolio investasi atau ketika pasar saham atau obligasi mengalami ketidakpastian.
Perlu diingat, reksadana pasar uang adalah produk pasar modal, bukan produk perbankan jadi tidak dijamin oleh Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS). Tapi, pengelolaan reksadana pasar uang di Indonesia diawasi dan diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Baca juga Pasar Modal Dibayangi Potensi Resesi Global, Kinerja Robo Advisor Bareksa Tetap Stabil
(Martina Priyanti/hm)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.