Bareksa.com - Industri reksadana Tanah Air akhirnya mulai keluar dari tekanan penurunan kinerja pada tahun ini. Hal itu tercermin dari meningkatnya total dana kelolaan (asset under management/AUM) pada bulan lalu.
Berdasarkan catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per Agustus 2022 dana kelolaan industri reksadana di Indonesia tercatat sebesar Rp544,84 triliun, naik Rp1,35 triliun (0,25%) dari posisi per Juli 2022 yang senilai Rp543,49 triliun.
Sebagai informasi, kenaikan tersebut merupakan yang pertama kali pada tahun ini, setelah sebelumnya sudah mengalami penurunan beruntun selama tujuh kali atau 7 bulan sejak awal tahun. Dengan kata lain, kenaikan dana kelolaan industri reksadana bulan lalu berhasil memutus tren penurunan tersebut.
Namun sayangnya, kenaikan dana kelolaan yang terjadi pada bulan lalu belum disokong oleh masuknya sebagian pelaku pasar, di mana mereka masih cenderung mengurangi kepemilikan reksadananya.
Hal tersebut terlihat dari berkurangnya unit penyertaan reksadana dari sebelumnya 402,16 miliar unit per Juli 2022, menjadi 401,2 miliar unit penyertaan per Agustus 2022.
Artinya, sepanjang bulan lalu terdapat penurunan unit penyertaan reksadana 965,8 juta atau sekitar -0,24% dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Di tengah industri reksadana yang secara umum masih mengalami penurunan unit penyertaan, ternyata masih terdapat beberapa produk yang tetap saja laris manis di-subscribe alias mencatatkan pertumbuhan UP tertinggi sepanjang Agustus 2022.
Berdasarkan reksadana yang dijual di Bareksa, berikut top 10 reksadana dengan peningkatan unit penyertaan tertinggi pada bulan lalu.
No | Nama Reksadana | Manajer Investasi | Jenis | UP Juli 2022 | UP Agustus 2022 | Pertumbuhan |
1 | Sucorinvest Asset Management, PT | Pendapatan Tetap | 11,646.96 | 12,914.28 | 1,267.32 | |
2 | Manulife Aset Manajemen Indonesia, PT | Pendapatan Tetap | 7,783.36 | 8,496.18 | 712.83 | |
3 | Sucorinvest Asset Management, PT | Pasar Uang | 2,280.67 | 2,639.52 | 358.85 | |
4 | Syailendra Capital, PT | Pendapatan Tetap | 418.89 | 750.40 | 331.52 | |
5 | Eastspring Investments Indonesia, PT | Pendapatan Tetap | 178.37 | 357.11 | 178.74 | |
6 | BNI Asset Management, PT | Pasar Uang | 211.49 | 384.34 | 172.85 | |
7 | Batavia Prosperindo Aset Manajemen, PT | Pasar Uang | 711.42 | 868.09 | 156.67 | |
8 | BNP Paribas Asset Management, PT | Pasar Uang | 463.34 | 593.93 | 130.59 | |
9 | Bahana TCW Investment Management, PT | Pasar Uang | 2,904.78 | 3,034.15 | 129.36 | |
10 | Sucorinvest Asset Management, PT | Pendapatan Tetap | 922.35 | 1,045.30 | 122.95 |
Sumber : OJK, diolah Bareksa; Nominal dalam Juta Unit
Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa 10 produk yang tersedia di Bareksa dengan peningkatan unit penyertaan terbesar sepanjang Agustus 2022 dihuni oleh reksadana pendapatan tetap dan reksadana pasar uang masing-masing 5 produk.
Peningkatan unit penyertaan bisa jadi salah satu indikator kepercayaan investor menempatkan dananya di produk reksadana. Hal itu juga jadi salah satu gambaran Manajer Investasi mengelola reksadana tersebut memiliki reputasi yang baik. Ini bisa jadi salah satu pertimbangan bagi investor yang ingin membeli suatu produk reksadana.
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(KA01/Arief Budiman/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.