Bareksa.com - Dana darurat adalah sejumlah uang yang dibutuhkan saat waktu tidak terduga, sehingga perlu dipersiapkan. Lalu dalam menyiapkan dana darurat sebaiknya dalam satu produk investasi atau melakukan diversifikasi produk investasi?
Smart investor yang sudah menyiapkan dana darurat, selamat karena Anda sudah berada di jalur yang tepat untuk menciptakan pondasi kondisi keuangan yang baik di masa depan. Kalau masih belum punya, atau baru separuh jalan, tetap semangat untuk terus mencapai target dana darurat ini.
Ada yang menganalogikan kalau dana darurat ibarat sabuk pengaman mobil, yakni alat ini baru diperlukan pada saat terjadi kecelakaan. Tujuannya tak lain agar pengemudi dan penumpang terhindar dari risiko yang maksimal.
Dana darurat perlu dipersiapkan agar seseorang atau bahkan keluarga, terlindungi serta dapat melanjutkan kehidupan saat sebuah peristiwa tak terduga terjadi. Besarannya tergantung dari kondisi masing-masing individu, mulai dari 3 kali pengeluaran bulanan untuk yang masih lajang (single) hingga 12 kali pengeluaran bulanan untuk yang menika dan sudah punya anak.
Melansir berbagai sumber, Bareksa menyimpulkan bahwa ada empat hal yang perlu menjadi pertimbangan ketika menyimpan dana darurat.
Pertama, Likuiditas. Hal ini sangat penting dan harus, karena ketika darurat itu terjadi, kita bisa mengambil atau mencairkannya kapan saja.
Kedua, memiliki imbal hasil. Meski ini kadang bervariasi, dengan imbal hasil atau sering disebut cuan, setidaknya ada tambahan uang atas dana darurat tersebut meskipun nilainya relatif tertentu.
Ketiga, bebas dari risiko pasar. Setidaknya uang kita tidak berkurang jumlahnya, atau setidaknya nilainya tetap.
Keempat, biaya admin rendah. Menjaga nilai dana darurat agar tidak tergerus terlalu besar oleh biaya yang timbul atas penyimpanan dana tersebut.
Maka, ada baiknya dalam menyimpan dana darurat, lebih optimal bila sambil diinvestasikan. Soal ini, Anda perlu lebih cermat dalam memilih instrumen investasi yang tepat karena Anda harus menyimpannya pada instrumen yang sangat likuid, aman, dan tentunya berisiko rendah.
Ingat, tidak ada istilah toleransi risiko atau pun tenggat waktu saat Anda membutuhkan dana tersebut.
Baca juga Tips Prita Ghozie untuk Pemula Atur Gaji Bulanan: Bagi Uang ke 3 Pos Ini
Perlukah Diversifikasi?
Financial Planner dan Investment Coach Bareksa, Prita Ghozie mengatakan menyampaikan reksadana pasar uang, dapat dipilih sebagai salah satu pilihan untuk menyimpan dana dururat. Lalu, apakah perlu melakukan diversifikasi investasi dalam pos dana darurat?
Prita menyampaikan sebaiknya disesuaikan dengan seperti apa pencapaian dana darurat yang ditargetkan. Besaran dana darurat yang dimaksud Prita yakni 12 kali pengeluaran bulanan.
Kalau smart investor sudah memiliki lebih dari target 12 kali pengeluaran tersebut, maka bisa menaruhnya di beberapa investasi berbeda. "Kalau masih di bawahnya (target ideal dana darurat), satu saja," kata Prita dalam Bareksa Investream Eps 14, Selasa (28/6/2022).
Baca juga Jangan Robek Buku Tabungan Karena Biaya Admin Bank, Investasi di Sini
Terkait pernyataan Prita bahwa reksadana pasar uang dapat dipilih untuk menyiapkan dana darurat, berikut sejumlah kelebihan yang dimiliki salah satu jenis reksadana ini
1. Mudah
Kita tidak perlu repot dan pusing untuk memantau investasi kita setiap saat, karena uang kita di reksadana pasar uang akan dikelola oleh manajer investasi yang profesional.
2. Likuid
Dana yang ada di reksadana pasar uang ini mudah dicairkan (sangat likuid) tanpa harus menunggu jatuh tempo, sehingga memudahkan jika kita sedang butuh dana dalam waktu cepat.
3. Bebas Pajak
Peraturan ini tertuang dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan Pasal 4 Ayat 2 huruf (i), yang berbunyi: "Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma dan kongsi, termasuk pemegang unit penyertaan kontrak investasi kolektif."
4. Risiko Rendah
Reksadana pasar uang memiliki fluktuasi yang rendah dan pergerakan aset yang relatif stabil.
5. Murah
Modal awal untuk investasi reksadana pasar uang sangat murah dan mudah dibeli. Ada produk reksadana pasar uang yang mematok minimal investasi hanya Rp50.000.
Adapun reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Sementara itu reksadana pasar uang adalah reksadana yang 100 persen isi portofolionya berupa efek pasar uang, termasuk instrumen utang yang memiliki jatuh tempo kurang dari satu tahun. Beberapa contohnya yaitu deposito, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), serta obligasi pemerintah maupun korporasi yang jatuh temponya kurang dari satu tahun.
Reksadana pasar uang bertujuan untuk menjaga nilai investasi awal sekaligus tetap menawarkan likuiditas yang tinggi. Dengan karakteristik tersebut, maka reksadana pasar uang biasanya digunakan sebagai alternatif investasi jangka pendek (sekitar satu tahun), terutama sangat cocok bagi investor dengan profil risiko rendah (risk averse).
Baca juga Promo Payday Beli Reksadana di Bareksa, Raih Voucher hingga Rp1 Juta
(Martina Priyanti/hm)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.