Bareksa.com - Harga saham PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) bergerak atraktif pada perdagangan Senin (30/5/2022). Kemarin, saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di industri semen tersebut ditutup melonjak 7,08 persen ke level Rp7.175 per saham.
Antusiasme pelaku pasar memang tercermin dari aktivitas transaksi saham SMGR yang mencapai Rp489,07 miliar, sekaligus menjadi saham dengan nilai transaksi terbesar keempat di bursa pada perdagangan kemarin.
Menurut pandangan Bareksa, lonjakan yang terjadi pada saham SMGR dikarenakan rilis kinerja keuangannya yang cukup baik pada kuartal I 2022.
Dalam tiga bulan pertama tahun ini, SMGR mencatatkan laba yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk Rp498,56 miliar atau meroket 10,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp450,36 miliar.
Corporate Secretary SIG Vita Mahreyni mengatakan, pada kuartal I 2022, SIG mencatatkan kinerja yang lebih baik dengan peningkatan pendapatan 0,7 persen menjadi Rp8,14 triliun dibanding periode yang sama tahun lalu.
“Peningkatan pendapatan ditopang oleh pertumbuhan volume penjualan domestik yang naik sebesar 1,6 persen menjadi 7,4 juta ton seiring dengan pertumbuhan permintaan nasional yang positif serta fokus utama SIG pada pasar domestik,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (30/5/2022).
Vita menyampaikan, beban pokok pendapatan mengalami kenaikan menjadi Rp5,88 triliun pada kuartal I 2022, naik 3,2 persen dibanding tahun sebelumnya. Peningkatan ini sebagian besar disebabkan dari kenaikan harga pasar batu bara sepanjang kuartal I 2022.
Namun perseroan tetap mampu menjaga kenaikan biaya bahan bakar dan energi sekaligus menekan komponen biaya lainnya. Meskipun terdapat peningkatan biaya bahan bakar dan energi sebesar 28 persen, biaya bahan baku tercatat lebih rendah 28,5 persen YoY sejalan dengan volume penjualan serta penurunan rata-rata faktor terak pada kuartal I tahun 2022.
Di samping itu, terdapat penurunan beban usaha dan beban keuangan yang berkontribusi pada peningkatan laba bersih kuartal I 2022.
Melihat adanya sentimen positif pada saham SMGR, maka menarik untuk mengetahui kira-kira produk reksadana apa saja yang memiliki saham ini dalam portofolionya.
Berikut reksadana di Bareksa yang tercatat menjadikan saham SMGR sebagai underlying asset dalam portofolionya.
Sumber: Bareksa
Berdasarkan penelusuran Bareksa dari fund fact sheet yang ada, setidaknya terdapat 8 produk reksadana yang tercatat memiliki saham SMGR dalam portofolionya, di mana produk tersebut terdiri dari reksadana saham dan reksadana campuran.
Reksadana tersebut di antaranya Bahana Icon Syariah, BNI-AM Inspiring Equity Fund, HPAM Ultima Ekuitas 1, Manulife Saham SMC Plus, Principal Balanced Strategic Plus, Prospera BUMN Growth Fund, Simas Danamas Saham dan Simas Syariah Unggulan.
Reksadana Manulife Saham SMC Plus meraih cuan tertinggi dalam 3 bulan terakhir dengan imbalan 8,24 persen. Adapun cuan tertinggi 6 bulan terakhir, sepanjang tahun berjalan dan setahun terakhir diraih HPAM Ultima Ekuitas 1 dengan cuan masing-masing 20,06 persen, 15,43 persen dan 19,22 persen.
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(KA01/Arief Budiman/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.