Bareksa.com - Dana kelolaan reksadana saham baik dari sisi dana kelolaan maupun unit penyertaan, kembali tumbuh pada April 2022 secara bulanan/MOM dan tahunan/YOY. Kelolaan reksadana saham dari mayoritas manajer investasi pada bulan lalu juga berkinerja positif.
Laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report April 2022 yang mengolah data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan dana kelolaan atau asset under management (AUM) reksadana saham pada akhir bulan lalu tercatat Rp148,01 triliun, tumbuh masing-masing 3 persen dan 4 persen secara bulanan/MoM dan secara tahunan/YOY. Namun, dana kelolaan reksadana saham sepanjang tahun berjalan atau year to date/YTD minus 4 persen.
Sementara itu, jumlah unit penyertaan reksadana saham pada bulan lalu tercatat 90,86 miliar unit, turun 1 persen secara MoM, serta minus 7 persen secara YTD dan YOY.
Sumber: Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report April 2022
Pertumbuhan dana kelolaan reksadana saham setahun terakhir, meski tidak diiringi dengan pertumbuhan jumlah unit penyertaan, dapat mencerminkan adanya pertumbuhan kinerja reksadana saham karena nilai aset-asetnya semakin tinggi.
Baca juga Benarkah Sell in May and Go Away Terjadi Tahun Ini?
Berikut perusahaan manajemen investasi yang menjuarai dana kelolaan reksadana saham April 2022:
Manulife AM atau MAMI masih menempati posisi teratas Manajer investasi dengan dana kelolaan reksadana saham terbesar. Dana kelolaan reksadana saham Manulife AM tercatat Rp21,26 triliun per akhir bulan lalu, dan menguasai pangsa pasar reksadana saham 14 persen.
Kelolaan reksadana saham Manulife AM mengalami pertumbuhan 9 persen secara tahunan/YOY.
Schroders Indonesia tercatat juga masih menempati posisi juara kedua manajer investasi dengan dana kelolaan reksadana saham terbesar. Pada akhir bulan lalu, dana kelolaan reksadana saham Schroder sebesar Rp19,26 triliun.
Pangsa pasar reksadana saham yang dikuasai Schroders Indonesia mencapai 13 persen.
Batavia PAM juga bertahan pada posisi ketiga manajer investasi dana kelolaan reksadana saham terbesar. Dana kelolaan reksadana saham Batavia Rp14,67 triliun, dengan market share 10 persen.
Batavia PAM berhasil membukukan pertumbuhan positif kelolaan reksadana saham secara MOM, YTD, dan YOY masing-masing 7 persen, 7 persen, dan 29 persen.
Posisi keempat juga masih ditempati BNP Paribas AM dengan kelolaan reksadana saham Rp11,77 triliun. Dana kelolaan reksadana saham BNP Paribas tumbuh 19 persen secara tahunan/YOY, dan menguasai pangsa pasar 8 persen.
Ashmore bertahan menempati posisi kelima manajer investasi dengan dana kelolaan reksadana saham terbesar, yang per akhir bulan lalu tercatat Rp11,58 triliun. Dana kelolaan reksadana saham Ashmore tumbuh 10 persen secara MOM.
Market sharereksadana saham Ashmore 8 persen.
Sumber: Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report April 2022
Sebagai informasi, dana kelolaan tidak selalu mencerminkan kinerja reksadana tetapi bisa jadi indikator kepercayaan investor untuk menaruh dana di produk reksadana atau manajer investasi tertentu.
Adapun reksadana saham adalah reksadana yang mayoritas portofolionya efek saham, yang harganya bisa naik turun dalam waktu dekat tetapi berpotensi memberi imbal hasil tinggi jangka panjang. Reksadana saham cocok untuk investor agresif atau profil risiko tinggi dengan horison investasi jangka panjang.
Sebagian artikel ini merupakan cuplikan dari laporan bulanan Industri reksadana Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report April 2022. Untuk berlangganan laporan ini sila hubungi marketing@bareksa.com (cc: data@bareksa.com).
Baca juga Promo Bareksa OVO Ekstra Bantuin, Beli Reksadana Raih Cashback hingga Rp75 Ribu
(Martina Priyanti/Tim Data/hm)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak menjamin kinerja masa depan. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.