Bareksa.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) optimistis prospek penawaran umum saham (initial public offering/IPO) tahun ini akan lebih tinggi karena ditopang sejumlah faktor. Meningkatnya IPO di pasar saham ini bisa bisa mendongkrak pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan juga reksadana berbasis saham.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menjelaskan, beberapa indikator pasar modal menunjukkan minat perusahaan untuk menggalang dana dari pasar modal relatif tinggi.
"Hal ini ditopang oleh pemulihan ekonomi yang saat ini masih berlanjut," jelas Nyoman dalam keterangan kepada media, dikutip Senin (25/4).
Nyoman menyebutkan, indikator yang mengindikasikan tingginya aktivitas di pasar modal adalah IHSG yang terus menguat mencapai posisi 7.215 pada penutupan perdagangan, Senin (25/4). Indikator lainnya adalah tren investor di pasar modal Indonesia yang terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Penyebab lainnya adalah ekonomi Indonesia yang relatif stabil pada tahun ini. Selain itu, kondisi pasar modal yang kondusif serta didukung oleh supervisi dari OJK dan kepercayaan stakeholder pasar modal tetap terjaga.
"Kami yakin semua hal positif tersebut turut memberikan optimisme tahun ini dapat lebih baik dari tahun sebelumnya," ujar dia.
Sampai 20 April 2022, sudah 17 perusahaan yang tercatat di BEI. Selain itu, terdapat 35 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI.
Dari 35 perusahaan tersebut, sebanyak enam perusahaan beraset kecil atau di bawah Rp50 miliar, 13 perusahaan di antara Rp50 miliar sampai Rp250 miliar serta 16 perusahaan beraset di atas Rp250 miliar.
Dari segi sektor, sebanyak dua perusahaan dari sektor basic materials, dua perusahaan dari sektor industrials; tiga perusahaan dari sektor transportasi dan logistik, enam perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals; enam perusahaan dari sektor consumer cyclicals; dan dua perusahaan dari sektor teknologi.
Kemudian dua perusahaan dari sektor kesehatan; tiga perusahaan dari sektor energi; empat perusahaan dari sektor properties & real estate serta lima perusahaan dari sektor infrastruktur.
Di sisi lain, BEI senantiasa mendukung perusahaan-perusahaan untuk dapat menghimpun dana di pasar modal. Beberapa kemudahan telah diberikan bagi semua tingkatan perusahaan yang diwujudkan dengan berbagai penyesuaian peraturan dan penyusunan kajian terkait mekanisme pencatatan saham.
"Kami berharap hal tersebut dapat menjadi booster, sehingga nantinya akan lebih banyak perusahaan yang dapat tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan kuantitas, kualitas, dan nilai proceed yang lebih tinggi," papar dia.
Dalam upaya meningkatkan literasi mengenai pasar modal, Bursa Efek Indonesia juga secara berkesinambungan melakukan sosialisasi kepada perusahaan-perusahaan agar dapat melakukan penggalangan dana di pasar modal Indonesia.
Tingginya minat IPO ini sekaligus bisa menjadi amunisi untuk peningkatan IHSG. Pada penutupan Senin, (25/4), IHSG sudah berada di posisi 7.215. Sejumlah pihak memprediksi IHSG bisa mencapai level 7.600 sampai akhir tahun.
Peningkatan IHSG ini tentunya bisa berdampak positif bagi reksadana berbasis saham.Berdasarkan data Bareksa, mayoritas dari 72 reksadana saham yang tersedia di Bareksa membukukan tingkat pengembalian (return) yang positif.
Manulife Saham Andalan menjadi reksadana dengan pencapaian return tertinggi, yakni 26,66 persen dalam setahun (per 22 April 2022).
(K09/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.