Bareksa.com - Selain banyak dipilih untuk diversifikasi investasi, reksadana pasar uang juga merupakan instrumen investasi yang tepat dipilih oleh investor pemula. Alasannya?
Reksadana pasar uang adalah reksadana yang dana kelolaannya diinvestasikan seluruhnya di instrumen pasar uang, deposito berjangka atau obligasi yang diterbitkan dengan jangka waktu 1 tahun atau obligasi yang sisa jatuh temponya kurang dari 1 tahun.
Umumnya, reksadana pasar uang memberikan potensi pengembalian investasi yang lebih tinggi dari deposito dan tabungan. Sementara dari sisi risiko, reksadana pasar uang disebutkan memiliki risiko yang paling rendah dibandingkan reksadana jenis lainnya, namun tentu saja ini dibarengi dengan potensi pengembalian investasi yang lebih rendah pula.
Head of Investment Avrist Asset Management, Ika Pratiwi Rahayu menyampaikan investor pemula yang baru mau investasi reksadana, memang sebaiknya memulai dengan reksadana pasar uang.
"Karena risiko reksadana pasar uang yang rendah, yang cocok bagi investor pemula dengan profil risiko konservatif dan jangka waktu pendek," kata Ika kepada Bareksa, pekan lalu.
Reksadana pasar uang dinilai sangat sesuai untuk investor pemula yang ingin berinvestasi di reksadana, karena investor pemula belum memiliki pengalaman dan pengetahuan investasi pasar modal serta baru saja beralih dari produk tabungan atau deposito.
Lebih lanjut mengenai jangka waktu investasi, reksadana pasar uang tepat juga bagi yang memiliki tujuan investasi jangka pendek atau mengutamakan likuiditas. Sebab, sifat reksadana pasar uang mudah dicairkan dibandingkan dengan jenis yang lain.
Saat bersamaan, reksadana pasar uang juga dapat dijadikan sebagai pilihan investasi oleh investor dengan profil risiko yang lebih tinggi, tak lain sebagai diversifikasi portofolio investasi atau ketika pasar saham atau obligasi mengalami ketidakpastian.
Baca juga Prita Ghozie : Ini Tips Biar Belanja Jalan Terus, Investasi Lancar Jaya
Mengutip laman Schroders, berikut sejumlah manfaat dan risiko dalam berinvestasi di reksadana pasar uang :
1. Investasi yang terjangkau, bisa dimulai dengan Rp50.000 bahkan Rp10.000.
2. Potensi keuntungan yang lebih tinggi dari tabungan atau deposito.
3. Pengelolaan profesional oleh manajer investasi yang memiliki keahlian dan pengalaman.
4. Efisiensi waktu karena tidak perlu melakukan analisis investasi dan administrasi.
5. Diversifikasi, karena diinvestasikan ke berbagai jenis instrumen.
6. Keuntungan perpajakan, pengembalian investasi reksadana bukan merupakan objek pajak.
7. Likuid, dapat dicairkan sewaktu-waktu pada hari bursa.
8. Transparan, sebab perkembangan NAB dan data kepemilikan mudah dimonitor setiap saat.
1. Risiko penurunan nilai aktiva bersih (NAB) antara lain karena turunnya harga efek portofolio, perubahan tingkat suku bunga yang mengakibatkan fluktuasi pengembalian instrumen pasar uang, wanprestasi dari bank atau penerbit surat berharga, serta force majeure
2. Risiko ekonomi dan politik
3. Risiko likuiditas
4. Risiko perubahan peraturan
5. Risiko pembubaran dan likuidasi
Sisi lain yang perlu juga diingat adalah bahwa reksadana pasar uang merupakan produk pasar modal, bukan produk perbankan jadi tidak dijamin oleh Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS). Meski begitu, pengelolaan reksadana pasar uang di Indonesia diawasi dan diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Lihat Baru Coba Atau Rutin Investasi Reksadana Pakai Robo, Bisa Raih OVO hingga Rp50 Ribu
(Martina Priyanti/hm)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.