Bareksa.com - Apakah bulan puasa Ramadan tahun ini atau Ramadan 1443 H, mendorong adanya perubahan pola investor berinvestasi reksadana? Reksadana jenis apa yang berpotensi tumbuh lebih besar dibandingkan lainnya saat ini yang bertepatan dengan bulan puasa?
Direktur Utama PT Trimegah Asset Management (Trimegah AM), Antony Dirga memberikan pandanganya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dimaksud kepada Bareksa, Minggu (3/4/2022).
"Menurut kami bulan Ramadan yang telah tiba, tidak akan mengubah pola investasi investor reksadana. Namun mungkin sektor-sektor tertentu di pasar saham akan cenderung memiliki kinerja yang lebih baik dikarenakan konsumsi bulan Ramadan yang biasanya meningkat kali ini akan lebih tinggi lagi," ucap Antony.
Selain itu, ia melanjutkan potensi sektor saham dan reksadana ini didorong oleh roda ekonomi yang juga sedang bergerak pasca-pelonggaran PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) serta juga didukung oleh positif multiplier effect harga komoditas yang tinggi.
Mengenai reksadana jenis apa yang berpotensi tumbuh lebih tinggi, Antony kembali mengatakan pada saat bulan puasa berjalan, tidak akan mempengaruhi pertumbuhan reksadana jenis tertentu.
"Tapi saya kira jenis reksadana yang mungkin memiliki animo sedikit lebih tinggi untuk bertumbuh adalah reksadana saham dan reksadana campuran," kata Antony.
Hal tersebut, ia melanjutkan, disebabkan oleh pertama, secara tidak langsung animo konsumsi yang meningkat. Kemudian kedua, "juga momentum IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) yang sudah tembus 7.000 akan memicu gairah investor untuk mengalokasikan dana ke reksadana saham dan campuran," paparnya.
Baca juga Bareksa Insight : IHSG Stabil di Atas 7.000, Cermati Reksadana Ini
Adapun reksadana saham, sesuai namanya reksadana yang mayoritas berinvestasi di saham. Seperti dilansir dari laman resmi Schroders Indonesia, reksadana saham wajib berinvestasi minimum 80 persen di saham.
Reksadana saham termasuk dalam reksadana terbuka ini merupakan reksadana yang memberikan potensi hasil investasi lebih tinggi dibandingkan ketiga jenis reksadana lainnya. Namun saat bersamaan, disertai dengan risiko yang lebih tinggi pula.
Reksadana saham disebut-sebut sesuai untuk investor yang memiliki profil risiko agresif untuk tujuan jangka panjang, lebih dari 5 tahun.
Di sisi lain reksadana campuran adalah reksadana yang berinvestasi di campuran instrumen pasar uang atau instrumen pendapatan tetap atau saham. Maksudnya, bobot masing-masing aset tidak boleh lebih dari 79 persen total portofolio reksadana campuran.
Karena banyaknya jenis campuran instrumen investasi, tak ayal reksadana ini memiliki fleksibilitas yang tinggi untuk berpindah dari satu instrumen ke instrumen lainnya sesuai dengan kondisi pasar guna mengoptimalkan potensi hasil investasi.
Lihat Promo Big Ramadan: Investasi Plus Donasi dengan Reksadana Syariah, Bisa Raih Hadiah
(Martina Priyanti/hm)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.