Bareksa.com - Kinerja pasar saham Tanah Air ditutup bergairah pada perdagangan Selasa (22/3/2022), karena mampu memecahkan rekor dengan ditutup pada level tertinggi sepanjang masa. Kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir dengan kenaikan 0,66 persen ke level psikologis 7.000,82.
Aktivitas perdagangan tergolong cukup ramai dengan nilai transaksi yang mencapai Rp13,28 triliun, disertai dengan aksi beli investor asing yang mencatatakan net buy senilai Rp808,98 miliar di pasar reguler.
Pergerakan IHSG senada dengan mayoritas bursa saham Kawasan Asia yang terpantau menghijau. Indeks Hang Seng Hong Kong meroket 3,15 persen, Nikkei Jepang melonjak 1,48 persen, KOSPI Korea Selatan ditutup melesat 0,89, ASX 200 Australia berakhir menguat 0,86 persen, dan Shanghai Composite China naik 0,19 persen.
Hanya indeks Straits Times Singapura yang ditutup di zona merah kemarin dengan penurunan 0,16 persen.
Senin malam tiga indeks acuan saham Wall Street ditutup melemah merespons pidato ketua The Fed Jerome Powell soal pasar tenaga kerja AS yang kuat dan inflasi yang terlalu tinggi.
Indeks Dow Jones terpantau ambles 0,58 persen, Nasdaq Composite turun 0,40 persen, dan Indeks S&P 500 melemah tipis 0,04 persen
Dalam pidatonya di hadapan National Association for Business Economics, Powell mengatakan inflasi di Amerika Serikat terlalu tinggi dan bisa membahayakan pemulihan ekonomi.
Powell menegaskan akan terus menaikkan suku bunga sampai inflasi bisa terkendali, bahkan tidak menutup kemungkinan kenaikan sebesar 50 basis poin.
"Kami akan melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan stabilitas harga. Secara khusus, jika kami menyimpulkan kenaikan suku bunga lebih dari 25 basis poin tepat dilakukan, kami akan melakukannya. Dan jika kami memutuskan perlu melakukan pengetatan di luar dari kebiasaan yang normal, kami juga akan melakukannya," kata Powell sebagaimana dilansir CNBC International dan dikutip Selasa (22/3/2022).
Pasca pidato tersebut, pelaku pasar melihat ada probabilitas sekitar 60 persen The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada bulan depan, setelah menaikkan 25 basis poin menjadi 0,25 persen - 0,5 persen pada pekan lalu.
Kondisi pasar saham Indonesia yang bergerak positif pada perdagangan kemarin, secara umum turut mendorong kinerja reksadana berbasis saham.
Berdasarkan data Bareksa, indeks reksadana saham dan indeks reksadana saham syariah kompak menorehkan kenaikan masing-masing 0,79 persen dan 0,68 persen.
Sumber: Bareksa
Kemudian secara lebih rinci, produk reksadana saham terlihat mendominasi kinerja positif dengan return harian tertinggi pada perdagangan kemarin.
Sumber : Bareksa
Berdasarkan top 10 return pada perdagangan kemarin, seluruhnya ditempati oleh produk reksadana saham, di mana 6 di antaranya merupakan produk reksadana saham syariah.
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Reksadana saham adalah reksadana yang mayoritas aset dalam portofolionya adalah instrumen aset saham atau efek ekuitas. Reksadana jenis ini berisiko berfluktuasi dalam jangka pendek tetapi berpotensi tumbuh dalam jangka panjang.
Maka dari itu, reksadana saham yang agresif disarankan untuk investor dengan profil risiko tinggi dan untuk investasi jangka panjang (>5 tahun). Demi kenyamanan berinvestasi, pastikan dulu tujuan keuangan dan profil risiko Anda.
(KA01/Arief Budiman/AM)
***
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.