Bareksa.com - Financial Times Stock Exchange (FTSE) Russell baru saja mengumumkan susunan baru Indeks FTSE Global Equity Series Asia Pacific Ex-Japan Ex-China yang akan berlaku efektif setelah penutupan pada Jumat, 18 Maret 2022, dan mulai 21 Maret 2022.
FTSE merupakan grup joint-venture antara Financial Times dan Bursa London. Indeks ini menjadi salah satu acuan investor global karena diyakini menggunakan kriteria ketat dalam penyeleksian emiten yang direkomendasikan, tidak sedikit investor asing yang menjadikan indeks ini sebagai seleksi awal yang sering diandalkan untuk menanam uangnya termasuk di Indonesia.
Mengutip laman FTSE Russel, berikut saham-saham yang masuk ke dalam dan keluar dari indeks. Pada indeks saham kapitalisasi besar ada PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) yang masuk. Namun, saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) keluar dari indeks saham kapitalisasi besar dan pindah ke indeks saham kapitalisasi menengah.
Di indeks saham kapitalisasi menengah ada saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM). Di indeks saham kapitalisasi kecil ada dua saham yang masuk yaitu PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) dan PT Harum Energy Tbk (HRUM). Sedangkan saham PT Kresna Graha Sekurindo Tbk (KREN) keluar dari indeks saham kapitalisasi kecil.
Masuknya saham BBYB, EMTK dan HRUM mendadak jadi pusat perhatian usai pengumuman tersebut. Ketiga saham tersebut kompak bergerak atraktif pada perdagangan Senin (21/2/2022) disertai dengan aksi beli investor asing yang tergolong besar.
Kemarin, saham BBYB tercatat meroket 8,44 persen ke level Rp2.440 per saham. Investor asing terpantau memborong saham bank yang dimiliki Akulaku ini senilai Rp94,16 miliar, yang merupakan nilai pembelian investor asing terbesar keempat di bursa pada perdagangan kemarin.
Selanjutnya saham EMTK juga mencatatkan lonjakan signifikan tepatnya 8,09 persen ke level Rp2.070 per saham. Investor asing mencatatkan net buy senilai Rp89,88 miliar, menjadikannya nilai pembelian investor asing terbesar kelima di bursa pada perdagangan kemarin.
Adapun saham HRUM ditutup dengan kenaikan 5,16 persen ke level Rp11.200 per saham. Investor asing membukukan aksi beli bersih senilai Rp99,29 miliar, yang merupakan nilai pembelian investor asing terbesar ketiga di bursa pada perdagangan kemarin.
Melihat adanya sentimen positif terhadap saham-saham yang masuk ke dalam indkes FTSE, maka menarik untuk mengetahui kira-kira produk reksadana apa saja yang menjadikan saham tersebut sebagai underlying asset portofolionya.
Berikut beberapa reksadana di Bareksa yang tercatat memiliki saham BBYB, EMTK, HRUM dalam portofolionya.
Sumber: Bareksa
Sumber: Bareksa
Sumber: Bareksa
Berdasarkan penelusuran Bareksa dari fund fact sheet yang ada, saham HRUM merupakan yang terbanyak menjadi underlying asset dengan 9 produk reksadana,disusul EMTK dengan 8 produk reksadana, dan BBYB dengan 7 produk reksadana. Reksadana tersebut di antaranya jenis reksadana saham dan reksadana campuran, baik konvensional maupun syariah.
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(KA01/Arief Budiman/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.