Bareksa.com - Tingkat pengembalian (return) reksadana menunjukkan peningkatan pada Oktober 2021. Peningkatan ini terutama terjadi pada reksadana saham dan campuran.
Berdasarkan data PT Infovesta Utama, return reksadana saham mencapai 3,77 persen pada Oktober 2021 atau sudah bisa mengimbangi kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencapai 4,84 persen dibandingkan September 2021.
Reksadana lainnya seperti reksadana campuran membukukan return 2,69 persen, reksadana pendapatan tetap 0,18 persen dan reksadana pasar uang 0,23 persen. Namun dibandingkan akhir tahun lalu, return reksadana saham masih terkoreksi 0,56 persen. Sementara reksadana lainnya berhasil membukukan return positif seperti reksadana campuran 2,98 persen, reksadana pendapatan tetap 2,96 persen dan reksadana pasar uang 2,68 persen.
Peningkatan return ini seiring dengan dana dana kelolaan (asset under management/AUM) industri rreksadana yang mencapai Rp558,16 triliun pada Oktober 2021 atau meningkat 1,15 persen dari September 2021 yang mencapai Rp551,76 triliun. Dana kelolaan ini juga meningkat 5,34 persen dibandingkan Oktober 2020 yang mencapai Rp529,86 triliun.
Peningkatan dana kelolaan ini paling banyak bersumber dari reksadana pendapatan tetap yang mencapai Rp155,04 triliun atau 27,78 persen dari total dana kelolaan. Selain itu, bersumber juga dari reksadana saham yang mencapai Rp127,6 triliun atau 22,86 persen dari total dana kelolaan.
Sementara dana kelolaan reksadana pasar uang berkontribusi 19,35 persen dari total dana kelolaan atau mencapai Rp107,99 triliun. Di luar itu, reksadana terproteksi membukukan dana kelolaan Rp97,64 triliun, reksadana campuran Rp26,66 triliun, reksadana exchange traded fund (ETF) Rp15,02 triliun dan jenis reksadana lainnya.
Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayatna menjelaskan, return reksadana saham bisa mencetak angka positif di rentang 1-2 persen dari awal tahun. Rendahnya return reksa dana saham dibandingkan IHSG karena manajer investasi tidak bisa banyak menempatkan dananya di saham teknologi dan bank digital yang merupakan penggerak kenaikan IHSG tahun ini.
Sedangkan untuk periode kuartal IV-2021, returnreksadana saham bisa mencapai 8-9 persen. Peningkatan ini ditopang oleh peningkatan saham blue chip dan juga penguatan IHSG sebagai efek dari pembukaan kembali perekonomian.
Untuk reksadana pendapatan tetap, Wawan melihat tingkat pengembaliannya tahun ini akan sedikit tertahan karena efek dari tapering di AS. Sementara untuk reksadana pasar uang masih akan mengikuti pergerakan suku bunga deposito.
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(K09/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.