Bareksa.com - Perdagangan pasar modal Indonesia tak terasa telah sampai akhir kuartal III-2021. Di penghujung kuartal III tepatnya Kamis (30/9/2021), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil melesat 2,02 persen ke level 6.286,94.
Aktivitas perdagangan terlihat sangat ramai dengan nilai transaksi yang menyentuh Rp23,89 triliun. Selain itu, investor asing juga sangat bernafsu memborong aset berisiko Tanah Air dengan catatan nilai beli bersih (net buy) senilai Rp1,94 triliun di pasar reguler.
Dengan torehan tersebut, alhasil kineja IHSG sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini telah naik 5,15 persen year to date (YtD) jika dibandingkan dengan penutupan akhir 2020 di level 5.979,07.
Kinerja IHSG yang berhasil menorehkan hasil positif sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini, secara umum berbanding terbalik dengan kinerja reksadana berbasis ekuitas yang justru mencatatkan kinerja paling buruk dibandingkan reksadana jenis lainnya.
Sumber: Bareksa
Berdasarkana data Bareksa, indeks reksadana saham menorehkan kinerja paling tertinggal dibandingkan jenis lain dengan -1,94 persen YtD, sekaligus menjadi satu-satunya yang saat ini masih dalam kinerja negatif.
Adapun indeks reksadana pasar uang justru memimpin sejauh ini dengan kenaikan 2,29 persen, disusul indeks reksadana pendapatan tetap dan indeks reksadana campuran yang masing-masing bertambah 1,22 persen dan 0,64 persen.
Meskipun cenderung yang paling tertinggal dibandingkan jenis lainnya, nyatanya produk-produk reksadana saham dan reksadana campuran masih berhasil mendominasi kenaikan tertinggi dalam hal return di sepanjang Januari-September ini.
Berikut top 10 reksadana dengan return tertinggi dalam periode tersebut.
Sumber: Bareksa
Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa top 10 produk reksadana dengan return tertinggi sejak awal tahun hingga penutupan 30 September 2021 ditempati oleh produk reksadana campuran dan reksadana saham masing-masing sebanyak lima produk.
Kenaikan imbalan yang dicatatkan produk-produk reksadana tersebut seluruhnya kompak tumbuh double digit dengan kisaran kenaikan mulai dari 10,56 persen hingga 60,49 persen year to date (YtD).
Kenaikan tertinggi dicatatkan reksadana campuran Jarvis Balanced Fund dengan imbalan 60,49 persen. Kemudian disusul reksadana campuran Syailendra Balanced Opportunity Fund dengan return 25,48 persen, reksadana saham Manulife Saham Andalan dengan imbal hasil 24,61 persen, serta reksadana saham Manulife Greater Indonesia Fund dengan imbalan 21,86 persen. Selengkapnya sebagaimana tertera dalam tabel.
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(KA01/Arief Budiman/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.