Bareksa.com - Mengakhiri perdagangan Rabu (29/9/2021), pasar saham Indonesia berhasil monerehkan kinerja positif di tengah melemahnya bursa saham Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (28/9/2021).
Kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat cukup meyakinkan dengan kenaikan 0,81 persen ke level 6.162,55. Angka tersebut sebenarnya jauh lebih baik mengingat IHSG di awal sesi pertama sempat anjlok 1,31 persen ke level 5.996,41.
Aktivitas perdagangan tergolong cukup ramai dengan nilai transaksi yang mencapai Rp13,96 triliun, dan investor asing terlihat lebih dominan memborong saham Tanah Air dengan catatan aksi beli bersih (net buy) senilai Rp682,76 miliar di pasar reguler.
Kinerja IHSG tampaknya layak untuk diacungi jempol mengingat adanya koreksi besar bursa saham AS, Wall Street pada penutupan Selasa dini hari waktu Indonesia, setelah melonjaknya imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS (Treasury) pada perdagangan Selasa kemarin waktu setempat.
Yield Treasury AS bertenor 10 tahun kembali menanjak 5,55 basis poin ke 1.5461 persen pada perdagangan Selasa dan mencapai level tertinggi sejak pertengahan Juni lalu.
Masalah politik klasik di AS, batas utang, juga membebani sentimen pelaku pasar. AS masih terancam mengalami shutdown. Kongres AS harus menyetujui Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara (APBN) AS pada Jumat mendatang untuk menghindari shutdown.
Selain itu, Menteri Keuangan Janet Yellen juga mengatakan Kongres AS harus menyetujui kenaikan batas utang pada 18 Oktober agar Amerika Serikat terhindar dari gagal bayar (default).
Kondisi pasar saham Indonesia yang terapresiasi pada perdagangan kemarin, secara umum turut mendorong kinerja reksadana saham yang memang mengalokasikan sedikitnya 80 persen portofolionya ke dalam aset berupa ekuitas tersebut.
Berdasarkan data Bareksa, indeks reksadana saham mengalami kenaikan 0,72 persen, sementara indeks reksadana saham syariah bertambah 0,56 persen.
Sumber: Bareksa
Adapun secara lebih rinci, produk reksadana saham memang terlihat mendominasi kinerja positif pada perdagangan kemarin.
Berdasarkan top 10 imbal hasil (return) harian pada perdagangan kemarin, 6 di antaranya ditempati oleh produk reksadana saham, sementara 4 lainnya diraih produk reksadana indeks & ETF yang memang secara umum memiliki korelasi positif terhadap pergerakan IHSG.
Sumber: Bareksa
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Reksadana saham adalah reksadana yang mayoritas aset dalam portofolionya adalah instrumen aset saham atau efek ekuitas. Reksadana jenis ini berisiko berfluktuasi dalam jangka pendek tetapi berpotensi tumbuh dalam jangka panjang.
Karena itu, reksadana saham yang agresif disarankan untuk investor dengan profil risiko tinggi dan untuk investasi jangka panjang (>5 tahun). Demi kenyamanan berinvestasi, pastikan dulu tujuan keuangan dan profil risiko Anda.
(KA01/Arief Budiman/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.