Bareksa.com - Bisa memiliki rumah sendiri merupakan impian semua orang. Lalu bagaimana jika kita sudah menikah dan punya anak baru akan membeli rumah? Tenang, impian tersebut bisa diwujudkan.
Perencana keuangan dan CEO Zap Finance yang juga Investment Coach investment coach Bareksa, Prita Hapsari Ghozie mengatakan kalau kita sudah berkeluarga, kita memang perlu menyediakan rumah untuk anggota keluarga. Apalagi, jika memiliki penghasilan maka lebih baik membeli rumah tinggal meskipun harus dibantu oleh fasilitas pinjaman.
Baik bagi yang masih single maupun sudah menikah, lanjut Prita, suatu waktu akan dihadapkan kondisi yang membuat galau saat berpikir apakah ambil rumah saat ini atau kumpulin uang lebih dahulu baru beli rumah? Menurutnya ada banyak faktor-faktor mempengaruhi keputusan yang akan diambil setiap orang.
Bagi yang sudah menikah, perlu juga dipertimbangkan mengenai lokasi dan jenis hunian yakni apakah pasangan suami istri sepakat membeli rumah atau berupa apartemen? Mengenai lokasi, apakah ingin dekat orang tua yang mana dari kedua belah pihak?
"Ditentukan bersama-sama jika ingin memiliki rumah dan bisanya dengan begitu lebih berkomitmen untuk mengumpulkan uang demi memiliki rumah," kata Prita.
Prita mengatakan sebelum membeli rumah, kepada siapapun termasuk bagi yang sudah menikah, sebaiknya ketahui lebih dahulu status finansialnya bagaiamana. Hal itu terkait soal pekerjaan.
"Apakah pekerjaan kita itu berpindah-pindah kota, freelancer, atau sudah mendapatkan penghasilan yang pasti? Semua itu akan mempengaruhi keputusan kita," kata Prita.
Kemudian, lanjut Prita, lihat kembali berapa usia pensiun Anda kelak. Dia mencontohkan usia pensiun 55 tahun, maka sebaiknya sebelum 55 tahun mesti punya rumah. Dengan demikian akan diketahui kita akan di mana pada saat usia pensiun nanti.
"Jadi ada dua hal pertama, kalau memang pekerjaan kita sering mutasi pindah-pindah dan kita tidak tahu mau tinggal di kota mana, maka yang ditargetkan adalah pada usia 55 tahun teman-teman punya rumah. Mau belinya sekarang atau nanti terserah, tapi harus sudah lunas saat usia pensiunm bukannya baru mulai menyicil," papar Prita.
Lalu bagaimana cara menyiapkan dana baik untuk tabungan anak sekolah, gaya hidup dan membeli rumah? Menurut Prita, untuk menjawab semua pertanyaan itu bisa digunakan aplikasi Bareksa.
"Maka kalau teman-teman gunakan Robo Advisor Bareksa sudah jelas karena di sana jangka waktu berapa banyak jadi tinggal disesuaikan berapa yang bisa diinvest setiap bulannya lalu harapannya setelah 5 tahun bisa kita tarik untuk uang DP rumah," kata Prita.
Untuk dana pendidikan anak, lanjut dia, lebih disarankan dibuat satu per satu yakni setiap anak. Tujuannya tak lain supaya orang tua tidak pusing jadi nanti ketika waktunya anak sekolah. "Dana pensiun, ini saya menyarankan juga harus ada. Untuk menyiapkan dana pensiun pakai Robo Advisor Bareksa juga bagus," ucapnya.
Makanya Prita menyarankan bagi suami istri harus punya dua account. "Misalnya suami mengurus dana pensiun maka Robo Advisor-nya untuk dana pensiun, kemudian istrinya untuk dana pendidikan anak dan beli rumah, sehingga bisa dimanfaatkan untuk financial goals berbeda," jelas Prita.
Berapa jumlah uangnya? Prita menyarankan agar disesuaikan dengan kemampuan finansial masing-masing. "Misalnya dia bisa 50 persen dari penghasilan maka lakukan. Manfaatkan momen sesuai dengan kemampuan," imbuhnya.
Untuk itu, Prita menyarankan bagi yang baru menikah maupun sudah menikah dan mempunyai anak, jika pasangan suami istri bekerja perlu saling terbuka. Misalnya penghasilan yang satu Rp10 juta dan yang satu Rp8 juta, kan jadi Rp18 juta dan ini yang tinggal diatur.
"Kalau yang Rp10 juta hanya mau kasih 7 juta dan yang satu Rp5 juta, maka Rp12 juta dan ada selisih Rp5 juta. Pertanyaannya, motivasi mereka seperti apa? kalau yang satu hedon dan yang satu invest, maka akan tidak maksimal kalau mau beli rumah, jadi akan terbatas kemampuannya dibandingkan pasangan yang berkomitmen dan menggabungkan penghasilannya menjadi satu," Prita menjelaskan.
Soal uang yang dialokasikan untuk modal membeli rumah ditaruh di mana, Prita menyarankan tidak disimpan dalam bentuk tabungan. Menurutnya tabungan saat itu diciptakan hanya untuk menaruh uang, tapi tidak untuk menumbuhkan uang.
"Jadi karena kita ingin uang kita tumbuh untuk uang muka rumah yang makin naik, maka penting sekali kita mencari produk investasi yang aman," ujarnya.
Aman di sini artinya, lanjut Prita, pertama modal kita tidak berkurang dan kalaupun berkurang, berkurang sangat kecil. Kedua, kita mungkin terbantu dari memilih produk dalam banyak pilihan jadi tidak salah memilih.
"Lalu ketiga disesuaikan dengan profil risiko," imbuhnya.
Prita mengatakan reksadana pasar uang dan reksadana pendapatan tetap, dapat dipertimbangkan menjadi instrumen investasi untuk menyiapkan uang membeli rumah. Selain itu, bisa juga dipilih Surat Berharga Negara (SBN) Ritel. Teranyar, sekarang pemerintah sedang menawarkan Sukuk Negara Ritel seri SR015.
(Martina Priyanti/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.