Bareksa.com - “Don’t put all your eggs in one basket” alias jangan meletakkan seluruh telur dalam satu keranjang. Demikian pepatah yang tepat untuk mengingatkan pentingnya keragaman dalam berinvestasi.
Keragaman dalam berinvestasi yang dibuat, pada dasarnya untuk mengurangi risiko kerugian. Selain itu, diversifikasi investasi juga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan nilai modal yang diinvestasikan.
Dengan kata lain, diversifikasi investasi adalah penganekaragaman jenis produk investasi yang dilakukan oleh investor untuk menyeimbangkan potensi keuntungan dan tingkat risiko kerugian.
Lalu bagaimana diversifikasi investasi pada reksadana? Sederhana saja, alokasikan dana investasi Anda ke dalam beragam produk reksadana yang memiliki tingkat risiko berbeda-beda.
Begini caranya. Perhatikan urutan tingkat risiko reksadana mulai dari yang terendah hingga tertinggi, seperti berikut ini :
- Reksadana pasar uang (risiko rendah)
- Reksadana pendapatan tetap dan reksadana campuran (risiko moderat)
- Reksadana saham (risiko tinggi).
Kemudian, periksa portofolio Anda. Berapa persentase dana yang dialokasikan ke setiap jenis reksadana? Jika semua dana investasi Anda hanya dimasukkan ke reksadana saham, maka Anda perlu mengoleksi reksadana lain yang memiliki tingkat risiko lebih rendah hingga mencapai persentase tertentu dari keseluruhan nilai portofolio Anda.
Lalu berapa besar persentase yang tepat untuk diversifikasi reksadana yang ideal? Setiap investor dapat merancang rencana diversifikasi portofolio sesuai tujuan investasinya masing-masing. Sebagai gambaran awal, simak beberapa contoh berikut ini :·
Investor konservatif (tidak menyukai risiko) atau investor yang memiliki target investasi jangka pendek (di bawah 1 tahun) : reksadana pasar uang 70 persen-80 persen dan reksadana pendapatan tetap 20 persen-30 persen.
· Investor moderat (toleransi sedang terhadap risiko) atau investor yang memiliki target investasi jangka menengah (1-3 tahun) : reksadana pendapatan tetap 70 persen-80 persen dan reksadana pasar uang 20 persen-30 persen.
· Investor agresif (toleransi tinggi terhadap risiko) atau investor yang memiliki target investasi jangka panjang (>5 tahun) : reksadana saham 70 persen-80 persen dan reksadana pasar uang atau pendapatan tetap 20 persen-30 persen.
Pembagian porsi di atas, hanya sebagai gambaran saja ya. Sebagai investor, Anda bisa merancang proporsi sendiri. Misalnya, Anda sebagai investor yang punya target jangka panjang dan profil risiko moderat dapat mengatur reksadana pasar uang 40 persen, reksadana pendapatan tetap atau campuran 40 persen, dan reksadana saham 20 persen.
Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(Martina Priyanti/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.