Bareksa.com - Mengakhiri perdagangan Selasa (15/6/2021), harga saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) mengalami lonjakan signifikan. Kemarin, saham TPIA ditutup dengan penguatan 12,34 persen ke level Rp9.325 per saham.
Di sisi lain, emiten petrokimia milik taipan Prajogo Pangestu ini juga bergerak atraktif pada perdagangan kemarin dengan nilai transaksi yang mencapai Rp88,72 miliar, serta diiringi dengan aksi beli bersih (net buy) investor asing sebesar Rp7,61 miliar.
Dalam keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (11/6/2021), anak usaha PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) tersebut menyampaikan telah menandatangani kerja sama fasilitas pembiayaan berskema term loan dan account receivables financing dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI).
Adapun pembiayaan yang diberikan berupa fasilitas term loan yang senilai US$280 juta atau sekitar Rp 4 triliun dengan tenor 7 tahun. Sementara total limit fasilitas account receivables financing yang diberikan Rp1 triliun dengan tenor 2 tahun.
Presiden Direktur Chandra Asri, Erwin Ciputra menyampaikan, kredit ini akan digunakan untuk membiayai operasional dan mendukung modal kerja. Perseroan juga menyampaikan apresiasi terjalinnya kemitraan dengan Bank Mandiri. Pihaknya menghargai kepercayaan bank terhadap Chandra Asri yang berhasil menghadapi pandemi Covid-19.
Sekadar informasi, ini merupakan fasilitas pembiayaan kedua yang diperoleh TPIA dalam 2 bulan terakhir. Pada pertengahan April 2021, TPIA mendapatkan green loan US$13 juta atau sekitar Rp189 miliar dari PT Bank KEB Hana Indonesia.
Kemudian pada Mei 2021, TPIA juga menerbitkan obligasi senilai Rp1 triliun yang merupakan bagian dari obligasi bertajuk Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) III TPIA tahun 2020.
Agresifnya TPIA dalam mencari sumber pendanaan guna memenuhi rencana kerja perseroan, membuat pelaku pasar memiliki outlook positif terhadap TPIA yang setidaknya mulai terlihat pada tahun ini.
Dari sisi kinerja, sepanjang kuartal pertama 2021, TPIA membukukan pendapatan bersih US$598 juta, meningkat 25 persen dari posisi US$477 juta pada periode yang sama tahun lalu. Posisi pendapatan bersih yang mengalami peningkatan tersebut berdampak positif bagi laba bersih emiten bersandi TPIA tersebut.
Kemudian, laba bersih perseroan juga berbalik untung menjadi US$85 juta, dari posisi rugi bersih US$17 juta pada kuartal I 2020. EBITDA TPIA juga mengalami kenaikan yang signifikan menjadi US$147 juta, dari minus US$14 juta di kuartal I 2020. Angka itu juga lebih tinggi ketimbang kuartal IV 2020, yang sebesar US$121 juta.
Alhasil, pada perdagangan kemarin saham TPIA meroket signifikan yang pada akhirnya juga mendorong kinerja reksadana yang menjadikan saham ini sebagai underlying asset dalam portofolionya.
Menurut penulusuran Bareksa, beberapa reksadana yang memiliki saham TPIA dalam portofolionya terlihat mendominasi imbal hasil (return) tertinggi pada perdagangan kemarin.
Sumber: Bareksa
Berdasarkan tabel di atas, dari 10 produk reksadana yang tersedia di Bareksa dengan return tertinggi pada perdagangan kemarin 4 di antaranya ditempati oleh reksadana yang memiliki saham TPIA dalam portofolionya.
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(KA01/Arief Budiman/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.