Bareksa.com - Melewati perdagangan Mei 2021, bursa saham Tanah Air harus rela mengalami koreksi jika dibandingkan dengan posisi akhir April 2021. Pepatah Sell in May and Go Away tampaknya kembali terjadi pada tahun ini.
Sepanjang Mei 2021, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan penurunan tipis 0,8 persen secara bulanan atau month on month (MoM) ke level 5,947.46, dari sebelumnya di level 5,995.620 per akhir April 2021.
Di tiga pekan pertama bulan lalu, IHSG cenderung mengalami tekanan cukup hebat. Namun menjelang akhir bulan khususunya di hari terakhir perdagangan Mei, IHSG secara perlahan mengalami rebound meskipun akhirnya masih tercatat melemah secara bulanan.
Sumber: Bareksa
Kondisi IHSG yang mengalami koreksi pada bulan lalu, secara umum turut menekan kinerja reksadana berbasis ekuitas.
Berdasarkan data Bareksa, indeks reksadana saham dan indeks reksadana saham syariah kompak mencatatkan pelemahan masing-masing -0,54 persen dan -0,36 persen.
Namun, hal tersebut tidak sepenuhnya berpengaruh terhadap beberapa produk reksadana saham yang tersedia di Bareksa berikut yang justru masih mampu menorehkan kinerja ciamik pada bulan Mei. Berikut top 5 reksadana saham dengan imbal hasil (return) tertinggi pada bulan lalu.
Sumber: Bareksa
Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa dua reksadana miliki PT Manulife Aset Manajemen Indonesia berhasil menduduki puncak dengan kinerja yang terbilang fantastis di mana Manulife Greater Indonesia Fund meroket 9,63 persen dan Manulife Saham Andalan melesat 7,58 persen.
Adapun di peringkat ketiga ada HPAM Ultima Ekuitas milik PT Henan Putihrai Asset Management dengan apresiasi 4,75 persen, kemudian di peringkat keempat disusul Pinnacle Strategic Equity Fund milik PT Pinnacle Persada Investasma yang kenaikan 2,42 persen, dan terakhir di posisi kelima ada Syailendra Equity Opportunity Fund milik PT Syailendra Capital yang bertambah 1,64 persen.
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Adapun reksadana saham adalah reksadana yang mayoritas aset dalam portofolionya adalah instrumen aset saham atau efek ekuitas. Reksadana jenis ini berisiko berfluktuasi dalam jangka pendek tetapi berpotensi tumbuh dalam jangka panjang.
Maka dari itu, reksadana saham yang agresif disarankan untuk investor dengan profil risiko tinggi dan untuk investasi jangka panjang (>5 tahun). Demi kenyamanan berinvestasi, pastikan dulu tujuan keuangan dan profil risiko Anda.
(KA01/Arief Budiman/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.