Bareksa.com - Kenaikan dana kelolaan atau asset under management (AUM) reksadana pada bulan lalu, dinilai akan berlanjut pada bulan ini. Kenaikan itu utamanya akan ditopang oleh pertumbuhan jumlah investor ritel seiring semakin meningkatnya kesadaran akan investasi.
Dana kelolaan reksadana pada bulan lalu menurut laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report April 2021 yang mengolah data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tercatat Rp568 triliun, naik 0,37 persen secara bulanan dibandingkan Maret 2021 yang senilai Rp565,9 triliun.
Meski mengalami pertumbuhan, sepanjang tahun berjalan (YtD), kelolaan reksadana April 2021 turun 1 persen dibandingkan Desember yang senilai Rp573,5 triliun. Namun, secara tahunan (YoY) melesat 19 persen.
Sumber: Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report April 2021
Equity Fund Manager Avrist Asset Management (Avrist AM), Billy Nugraha mengatakan kenaikan dana kelolaan reksadana pada bulan lalu, khususnya untuk reksadana saham terjadi karena ada sedikit rebound dari valuasi aset karena di saat yang sama terjadi penurunan jumlah unit penyertaan.
Sumber: Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report April 2021
Dia mengatakan untuk Mei ini ada potensi peningkatan kembali dana kelolaan reksadana, terutama dari sisi investor ritel. Salah satu faktor yang menjadi pendorong adalah adanya alokasi dari dana Tunjangan Hari Raya (THR) yang diperoleh masyarakat.
"Karena kini adanya kesadaran yang tinggi akan kebutuhan investasi," kata Billy dilansir Bisnis.com (17/5/2021).
Dia mememperkirakan investor kemungkinan akan lebih memilih produk reksadana pasar uang kemungkinan untuk mengalirkan dananya pasca Lebaran. Alasannya investor masih wait and see untuk masuk ke aset berbasis saham.
Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per akhir April 2021, jumlah single investor identification (SID) pasar modal mencapai 5.088.093 investor. Realisasi tersebut tumbuh 31,11 persen dari posisi akhir 2020 lalu yang sebanyak 3.880.753 SID.
Untuk investor S-INVEST atau investor reksadana, data per akhir April 2021 tercatat sebanyak 4,4 juta investor. Jumlah investor instrumen investasi kolektif ini tumbuh paling tinggi yakni 38,85 persen dari posisi akhir 2020 lalu yang sebanyak 3,17 juta investor.
Sementara itu Head of Market Research Infovesta Utama, Wawan Hendrayana menyebut peningkatan minat investasi ke reksadana salah satunya ditopang oleh momentum Ramadan dan jelang Lebaran.
Alasannya, aktivitas masyarakat masih terbatas dengan adanya pelarangan mudik dan sebagainya sehingga dana milik masyarakat mengalir ke instrumen investasi.
"Saya lihat sepertinya yang pada dapat THR ini malah nambah ke reksadana, karena enggak terlalu banyak yang bisa dilakukan," kata dia.
Sebagian isi artikel ini merupakan cuplikan dari laporan bulanan industri reksadana Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report April 2021. Untuk berlangganan laporan ini silakan hubungi marketing@bareksa.com (cc: data@bareksa.com).
(Martina Priyanti/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.