Bareksa.com - Reksadana adalah kumpulan dana dari masyarakat pemodal (investor) yang dikelola oleh manajer investasi. Kumpulan dana ini dimasukkan ke dalam berbagai aset investasi seperti saham, obligasi, dan deposito.
Dalam satu produk reksadana ada yang namanya alokasi aset atau asset allocation. Alokasi aset adalah strategi investasi dengan menentukan porsi atau memberi bobot tertentu masing-masing instrumen investasi atau aset terhadap portofolio untuk tujuan menyeimbangkan risiko dan imbal hasil (return).
Bagaimana Perkembangan Reksadana Berdasarkan Kelas Asetnya?
Ketua Asosiasi Manajer Investasi Indonesia (AMII), Afifa, dalam materi paparannya yang berjudul "Tahun Kebangkitan Reksa Dana" menjelaskan jenis reksadana berdasarkan kelas asetnya terbagi menjadi 9 jenis yakni reksadana terproteksi, pasar uang, pendapatan tetap, sukuk, campuran, indeks, exchange traded fund (ETF), saham dan global syariah.
Untuk diketahui, pada akhir 2020 dana kelolaan (asset under management/AUM) reksadana menyentuh Rp574 triliun atau merupakan rekor tertinggi baru sepanjang sejarah industri nasional. Catatan rekor itu cukup membanggakan karena ditorehkan di tengah gejolak pasar akibat pandemi Covid-19.
Pada 2020, tercatat reksadana pasar uang mengalami pertumbuhan tertinggi dari sisi dana kelolaan atau bertambah Rp25,4 triliun jadi Rp95 triliun dibandingkan 2019. Lonjakan dana kelolaan reksadana pasar uang ini jadi salah satu penopang utama pertumbuhan total dana kelolaan industri.
Kemudian disusul kelolaan reksadana pendapatan tetap yang bertambah Rp18,2 triliun jadi Rp139 triliun pada 2020, reksadana global syariah bertambah Rp5,4 triliun jadi Rp13 triliun, ETF naik Rp2 triliun jadi Rp16 triliun, serta sukuk dan indeks masing-masing bertambah Rp700 miliar jadi masing-masing Rp2 triliun dan Rp9 triliun.
Adapun kelas aset yang mengalami penurunan kelolaan yakni reksadana saham anjlok Rp11,4 triliun jadi Rp128 triliun, reksadana terproteksi berkurang Rp5,5 triliun jadi Rp145 triliun, serta reksadana campuran kehilangan Rp4 triliun jadi Rp27 triliun.
Sumber : materi presentasi Afifa berjudul "Tahun Kebangkitan Reksa Dana"
Seiring perkembangan kelolaannya, berdasarkan unit penyertaan reksadana pasar uang juga tumbuh tertinggi yakni bertambah 15,2 miliar unit jadi 67,9 miliar unit pada 2020.
Disusul unit penyertaan reksadana pendapatan tetap yang bertambah 3,6 miliar jadi 81,8 miliar unit, ETF bertambah Rp2,5 miliar jadi Rp21,5 miliar, indeks naik 1,6 miliar unit jadi 9,8 miliar unit, sukuk meningkat 0,5 miliar jadi 1,3 miliar unit, serta global syariah bertumbah 0,2 miliar unit jadi 0,6 miliar unit penyertaan.
Dari sisi jumlah produk, kembali reksadana pasar uang juga paling banyak penambahannya sepanjang 2020 lalu, yakni mencapai 30 produk baru jadi 262 produk.
Reksadana pendapatan tetap ada penambahan 24 produk baru jadi 374 produk, ETF dan global syariah masing-masing ada penambahan 9 produk baru jadi masing-masing 47 produk dan 27 produk, serta reksadana indeks bertambah 2 produk jadi 38 produk.
Dengan perkembangan tersebut, maka pemetaan komposisi kelas aset reksadanapun berubah antara 2019 dan 2020. Jika pada 2019, kontribusi reksadana terproteksi mencapai 28 persen terhadap total industri, maka pada 2020 turun jadi 25 persen.
Seiring cemerlangnya kinerja reksadana pasar uang sepanjang tahun lalu, maka sumbangannya terhadap total industri juga meningkat dari sebelumnya 13 persen di 2019 jadi 17 persen di 2020.
Demikian pula kontribusi reksadana pendapatan tetap naik dari 22 persen di 2019 jadi 24 persen di 2020 terhadap total industri. Penurunan kontribusi secara signifikan juga dicatatkan reksadana saham dari sebelumnya 26 persen di 2019 jadi 22 persen di 2020.
Sumber : materi presentasi Afifa berjudul "Tahun Kebangkitan Reksa Dana"
Apapun instrumen investasi pilihanmu, selalu sesuaikan dengan tujuan dan profil risiko kamu ya!
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.