Bareksa.com - Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan kelolaan reksadana pada Januari 2021 senilai Rp571,2 triliun. Nilai itu hanya turun tipis 0,4 persen dibandingkan Desember 2020 yang senilai Rp573,5 triliun.
Dana kelolaan reksadana yang hampir stagnan tersebut lebih baik dibandingkan kinerja pasar modal sepanjang Januari 2021 yang tertekan. Tercatat Indeks Harga Saham Gabungan ambyar hingga minus 1,95 persen hingga ditutup di level 5.862 atau di bawah level psikologis 6.000.
Masih bertahannya dana kelolaan reksadana di level Rp571,2 triliun tersebut, menandakan masih tingginya kepercayaan investor terhadap instrumen investasi ini.
Sumber : OJK
Laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report December 2020 yang mengolah data OJK mencatat dana kelolaan industri reksadana nasional pada Desember 2020 berhasil melesat 5,79 persen secara year to date (YtD) jadi Rp573,5 triliun.
Nilai itu merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah industri reksadana nasional. Catatan rekor tersebut juga berhasil dibukukan industri reksadana di tengah gejolak pasar akibat pandemi Covid-19 sepanjang tahun lalu. Rekor asset under management (AUM) pada Desember 2020 mengalahkan catatan rekor sebelumnya pada Oktober 2019 yang senilai Rp553,26 triliun.
Untuk diketahui, mengakhiri perdagagan bulan pertama di 2021 yakni bulan Januari, bursa saham Tanah Air harus rela mengalami koreksi. Periode di mana biasanya menguntungkan bagi pelaku pasar atau biasa dikenal dengan January Effect, justru berakhir dengan kekecewaan akibat anjloknya IHSG di pekan terakhir Januari 2021.
Padahal di awal bulan lalu, IHSG sempat tancap gas dengan penguatan yang menyentuh 7,63 persen sepanjang tahun berjalan/year to date (YtD) pada 13 Januari 2021. Namun semuanya buyar karena IHSG mengalami penurunan beruntun selama 7 hari perdagangan sejak 21 Januari 2021. Alhasil, IHSG menutup Januari 2021 dengan koreksi 1,95 persen YtD.
Seiring koreksi IHSG, kinerja mayoritas indeks reksadana juga mengalami tekanan. Tercatat 6 dari 8 indeks reksadana di Bareksa mencatatkan kinerja negatif. Penurunan terdalam dicatatkan indeks reksadana saham yang anjlok 3,38 persen dan indeks reksadana saham syariah ambles 3,03 persen.
Sumber : Bareksa
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.