Indeks Saham Longsor, Kinerja Reksadana Pasar Uang Tetap Stabil

Abdul Malik • 01 Feb 2021

an image
Ilustrasi investasi reksadana saham obligasi surat berharga negara yang digambarkan dengan uang koin receh di dalam beberapa toples wadah kaca dengan tanaman pohon hijau bertumbuh

Sucorinvest Sharia Money Market Fund dan Reksa Dana Mega Dana Kas mencatat imbalan 6,54 persen dan 6,51 persen setahun

Bareksa.com – Berikut reksadana yang diperdagangkan di marketplace Bareksa dengan return tertinggi, beserta kinerja indeks benchmark periode sebulan terakhir (per 29 Januari 2021) :

Reksadana Saham

IHSG : -2,88 persen
Indeks Reksadana Saham :
-4,55 persen
Eastspring Investments Value Discovery Kelas A
: 1,71 persen

Indeks Reksadana Saham Syariah : -4,35 persen
Manulife Saham Syariah Asia Pasifik Dollar AS
: 4,8 persen

Reksadana Campuran

Indeks Reksadana Campuran : -2,07 persen
Sucorinvest Flexi Fund
: 3,08persen

Indeks Reksadana Campuran Syariah : -1,02 persen
TRIM Syariah Berimbang :
-1,22 persen

Reksadana Pendapatan Tetap

Indeks Reksadana Pendapatan Tetap: -0,92 persen
Syailendra Pendapatan Tetap Premium
: 1,19 persen

Indeks Reksadana Pendapatan Tetap Syariah : -0,47 persen
MNC Dana Syariah
: 0,22 persen

Reksadana Pasar Uang

Benchmark:
- Bunga deposito sebelum pajak dengan dana kurang dari Rp100 juta dan tenor satu bulan :
> BCA : 0,3
95 persen per bulan
> Bank Mandiri : 0,3
54 persen per bulan
> BNI : 0,354 persen per bulan
> BRI : 0,354 persen per bulan

Indeks Reksadana Pasar Uang : 0,28 persen
Reksa Dana Mega Dana Kas
: 0,5 persen

Indeks Reksadana Pasar Uang Syariah : 0,32 persen
Syailendra Sharia Money Market Fund
: 0,42 persen

Ringkasan Informasi Pasar

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 29 Januari 2021 turun 1,96 persen ke level 5.862,35. Berdasarkan data id.investing.com (diakses 29/01/2021 pukul 17.00 WIB) benchmark obligasi pemerintah tercatat di level 6,3 persen pada 29 Januari 2021.

Di tengah melemahnya IHSG, reksadana pasar uang dapat dijadikan pilihan untuk investasi jangka pendek dan mengurangi risiko kerugian. Reksadana pasar uang berisikan instrumen pasar uang yang terbilang stabil, seperti deposito bank dan obligasi dengan jatuh tempo kurang dari setahun.

Di marketplace reksadana Bareksa, terdapat dua reksadana pasar uang yang mampu mencetak imbal hasil (return) 6,54 persen dan 6,51 persen dalam setahun terakhir. Dua reksadana itu adalah Sucorinvest Sharia Money Market Fund dan Reksa Dana Mega Dana Kas.

Reksadana Sucorinvest Sharia Money Market Fund mencetak return 6,54 persen dalam setahun. Berdasarkan fund fact sheet periode Desember 2020, portofolio investasi reksadana ini adalah Sukuk Adira Dinamika Multi Finance Tbk, Sukuk Polytama Propindo, deposito Bank BJB Syariah, Bank DKI Syariah, dan Bank Victoria Syariah.

Sedangkan Reksa Dana Mega Dana Kas mencetak return 6,51 persen dalam setahun. Berdasarkan fund fact sheet periode Desember 2020, portofolio investasi reksadana ini adalah Bank Capital Indonesia (TD), Bank Sahabat Sampoerna Tbk (TD), Bank Victoria Syariah (TD), Medco Energi Internasional Tbk (Bond), dan WOM Finance (BOND).

Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.​

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

Simak ulasan tips untuk memaksimalkan keuntungan berinvestasi di reksadana : Tips Menabung di Reksadana Agar Tujuan Investasi Dapat Tercapai

(Reynaldi Gumay/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS

DISCLAIMER​
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.