Bareksa.com - Laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report December 2020 yang mengolah data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat dana kelolaan reksadana syariah melesat hingga 38 persen YtD dan YoY jadi Rp74,91 triliun pada Desember 2020. Lonjakan dana kelolaan reksadana syariah tersebut 7,6 kali lipat dari kenaikan total dana kelolaan industri reksadana nasional. Secara bulanan dana kelolaan syariah Desember naik 4 persen dari November 2020. Lonjakan dana kelolaan reksadana syariah membuat pangsa pasarnya meningkat jadi 13 persen terhadap industri reksadana nasional.
Dana kelolaan reksadana syariah Desember 2020, bertambah Rp20,69 triliun dibandingkan Desember 2019 yang senilai Rp54,21 triliun. Pada Desember 2019, pangsa pasar reksadana syariah hanya 10 persen terhadap total dana kelolaan industri yang senilai Rp542,17 triliun. Dengan begitu, sepanjang tahun lalu ketika pasar modal bergejolak akibat dampak pandemi Covid-19, pangsa pasar reksadana syariah justru naik 3 persen.
Kenaikan dana kelolaan reksadana syariah seiring minat investor yang terus meningkat terhadap produk investasi yang halal dan sesuai prinsip syariah ini. Sepanjang tahun lalu, jumlah unit penyertaan reksadana naik 20 persen jadi 64,14 miliar unit pada Desember 2020, dibandingkan Desember 2019 yang sebanyak 53,34 miliar unit penyertaan. Artinya sepanjang 2020, jumlah unit penyertaan reksadana syariah bertambah 10,8 miliar unit. Kondisi itu menandakan investor terus memburu instrumen reksadana syariah di tengah pandemi Covid-19.
Seiring melonjaknya dana kelolaan reksadana syariah, mana saja perusahaan manajemen investasi yang menjadi juara asset under management (AUM)?
1. Manulfe Aset Manajemen Indonesia (MAMI)
Manulfe Aset Manajemen Indonesia (MAMI) masih bertahan jadi juara 1 dana kelolaan reksadana syariah pada Desember dengan kelolaan Rp8,34 triliun, dengan pangsa pasar 11 persen. AUM reksadana syariah MAMI pada Desember melonjak 40 persen secara YoY dan YtD, serta naik 21 persen secara bulanan.
Selain menjuarai dana kelolaan reksadana syariah, pada Desember 2020, Manulife AM juga juara I dana kelolaan reksadana secara keseluruhan di industri nasional.
2. BNP Paribas Asset Management
Posisi kedua ditempati BNP Paribas Asset Management dengan dana kelolaan reksadana syariah Rp6,88 triliun dan pangsa pasar 9 persen pada Desember 2020. Dana kelolaan reksadana syariah BNP pada Desember 2020 meroket 109 persen YoY dan YtD, serta naik 8 persen secara bulanan.
3. Bahana TCW Investment Management
Bahana TCW berada di peringkat tiga dengan dana kelolaan reksadana syariah Rp6,58 triliun dan market share 9 persen pada Desember 2020. Dana kelolaan reksadana syariah Bahana TCW terbang 169 persen YoY dan YtD, serta meningkat 4 persen secara bulanan.
4. Danareksa Investment Management
Danareksa IM di urutan keempat dengan dana kelolaan reksadana syariah Rp6,19 triliun dan pangsa 8 persen. Bulan lalu dana kelolaan Danareksa IM melesat 140 persen YoY dan YtD, namun secara bulanan stagnan.
5. Eastspring Investment Indonesia
Peringkat kelima diisi Eastspring Investment Indonesia dengan dana kelolaan reksadana syariah Rp6,19 triliun dan pangsa 8 persen pada Desember 2020. AUM reksadana syariah perseroan naik 46 persen YtD dan YoY, serta meningkat 7 persen secara bulanan.
Daftar top 20 MI dana kelolaan reksadana syariah Desember 2020 selengkapnya sebagaimana tertera dalam tabel berikut :
Sumber: Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report December 2020
Sebagian isi artikel ini merupakan cuplikan dari laporan bulanan Industri reksadana Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report December 2020. Untuk berlangganan laporan ini sila hubungi marketing@bareksa.com (cc: data@bareksa.com).
(Abdul Malik/Tim Data)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.