Bareksa.com - Dana kelolaan industri reksadana di Indonesia mengalami kenaikan 5,79 persen sepanjang 2020 hingga mencapai rekor Rp573,5 triliun. Namun, jenis reksadana saham mengalami penyusutan terutama karena kinerja yang tertekan akibat pandemi dan berkurangnya jumlah investor yang membeli reksadana saham.
Menurut laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report December 2020 yang mengolah data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dana kelolaan atau asset under management (AUM) reksadana saham turun 4,09 persen sepanjang 2020 menjadi Rp140,4 triliun.
Jumlah unit penyertaan juga turun 2,56 persen jadi 97,7 miliar unit, artinya lebih banyak investor melakukan pencairan daripada pembelian reksadana saham. Akan tetapi, jumlah produk reksadana saham bertambah 6 menjadi 378 sepanjang 2020.
Di tengah tekanan pada reksadana saham, masih ada sejumlah manajer investasi yang justru mencatatkan pertumbuhan dana kelolaan. Dari daftar 20 manajer investasi dengan kelolaan reksadana saham terbesar, hanya lima nama yang mengalami peningkatan sepanjang tahun.
Peningkatan tertinggi dialami oleh Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) dengan pertumbuhan 33 persen sepanjang 2020. Dengan nilai dana kelolaan reksadana saham Rp15,01 triliun per akhir 2020, MAMI berada di posisi kedua MI terbesar untuk reksadana saham. Pertumbuhan terbesar terjadi dalam sebulan terakhir yaitu 30 persen.
Kemudian, BNP Paribas Asset Management Indonesia juga mencatat pertumbuhan 33 persen untuk dana kelolaan reksadana saham menjadi Rp10,57 triliun per akhir 2020. Manajer investasi ini berada di posisi keempat untuk dana kelolaan reksadana saham terbesar.
Selanjutnya, Sucor Asset Management sepanjang 2020 mencatat pertumbuhan 24 persen untuk reksadana saham menjadi Rp3,22 triliun. Manajer investasi rising star ini mengalami peningkatan dana kelolaan reksadana saham 21 persen dalam sebulan terakhir, dan berada di posisi 14 besar.
Sequis Asset Management dengan pertumbuhan 12 persen sepanjang 2020 mencatat dana kelolaan reksadana saham sebesar Rp1,81 triliun. Manajer investasi ini berada di posisi ke 19.
Terakhir, pertumbuhan positif juga dirasakan oleh Ashmore Asset Management Indonesia dengan pertumbuhan 2 persen di dana kelolaan reksadana saham. Dengan Rp12,6 triliun per akhir 2020, manajer investasi ini berada di posisi ketiga besar untuk dana kelolaan reksadana saham.
Reksadana saham adalah reksadana yang mayoritas portofolionya efek saham, yang bisa naik turun dalam waktu dekat tetapi berpotensi memberi imbal hasil tinggi jangka panjang. Reksadana saham cocok untuk investor agresif atau profil risiko tinggi dengan horison investasi jangka panjang.
(Hanum K. Dewi/Tim Data)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.